My Story

Virtual Diary

Creative Blog

Pengalaman Hidup Menerapkan Ngemil Bijak

by - September 11, 2020

 

Sabtu yang patuh dan langit yang mulai menukar petang berselendang hujan. Apa yang kalian pikirkan dari hujan? Daya pikat hujan selalu berhasil membangun kenangan, rindu dan rasa lapar. Mie instan dengan campuran telur, cabai rawit dan sayuran. Perpaduan pedas, gurih serta kuah hangat terus saja terbayang, atau ingin mencicipi cake manis, biskuit rasa blueberry dan beberapa batang coklat. Inspirasi menahan lapar semu dan pelajaran ngemil bijak pada moment seperti inilah paling diperlukan.


Suhu di luar saat saya menulis cukup membuat gigil. Ketika suhu tubuh menurun, maka tubuh mulai menyesuaikan dengan suhu lingkungan di sekitar. Kuasa Allah membuat tubuh kita mencari cara sendiri menambah panasnya. 


Dalam kondisi inilah beberapa orang bergegas memesan makanan cepat saji lewat gawai, melangkah ke dapur atau mulai mencari dan menyiapkan makanan kecil di rak penyimpanan.



Makan di saat hujan adalah salah satu cara membuat tubuh kembali hangat. Hujan seolah menciptakan kata lapar dan mengajak lidah kita untuk segera mengunyah. Padahal saat itu kita tidak membutuhkan asupan kalori, kita bisa menukarnya dengan membuat teh chamomile hangat atau teh melati dengan perasan lemon. Cukup menikmati suasana dan ngobrol santai bareng keluarga. Manis yang tercipta sederhana. Seringkali kita ngemil sambil melakukan aktifitas seperti membaca buku, sambil main game dan lain-lain, ternyata setelah dipelajari, kita perlu mengamati makanan tersebut dan dilakukan secara sadar sehingga punya kontrol atas diri, kapan kita berhenti ngemil.



Penerapan pembelajaran yang saya dapat dari webinar "Virtual Sharing Session Mondelez X IIDN - Tips & Trik #NgemilBijak dalam Keluarga" sungguh inspiring. Saya menggali lebih dalam mengenai ilmu camilan seimbang. Mondelez Indonesia meluncurkan kampanye #NgemilBijak guna mendorong setiap orang untuk lebih bijak mengkonsumsi camilan sehingga bisa mendapatkan manfaat secara lebih seimbang, baik untuk tubuh maupun pikiran. Hal ini yang jarang sekali kita perhatikan. Kita lebih banyak menuruti nafsu sesaat atau lebih dikenal dengan emotional eater. 


Pada kesempatan ini, di akhir tulisan saya akan sharing pengalaman kepada kalian, bagaimana suami memutuskan berhenti merokok dengan belajar menggantinya melalui proses ngemil bijak dan mengontrol keinginan-keinginan semu. Sebelum itu, saya ingin membahas beberapa hal mengenai faktor-faktor kenapa kita ingin ngemil. Bagaimana caranya kita mengontrol keinginan semu tadi, sehingga dapat memilih cemilan yang tepat, dan mengontrol untuk mengkonsumsinya pada waktu yang tepat, serta menikmati camilan tersebut dengan cara yang tepat pula?


Rasa penasaran, perlahan menggerogoti pikiran dan menggiring saya mencari tahu lebih dalam. Kenapa ya, saat hujan keinginan ngemil lebih menggebu, begitu juga ketika kita stress? 


Menurut penelitian yang dilakukan oleh kardiolog Ira Ockene asal University of Massachusetts Medical School. Dari hasil penelitiannya, sebanyak 593 partisipan berusia 20-70 tahun, rata-rata mengonsumsi makanan berkalori lebih banyak ketimbang saat musim semi. Disebabkan pada saat cuaca mendung dengan sedikit sinar matahari dapat menurunkan zat serotonin di dalam otak. Sedangkan aktivitas makan dapat meningkatkan kadar serotonin dalam otak. Faktor inilah yang menjadi bagian hasil penelitian di atas, bahwa jika kurang melihat sinar matahari memicu orang untuk mencari makanan. 


"Ooh, jadi ini faktor penyebab kenapa ketika hujan kita cenderung lapar dan ingin ngemil!" ucap saya dalam hati lalu menancapkannya kuat-kuat di kepala. Maklum, ibu rumah tangga seperti saya, lebih gampang lupanya.  


Faktor lainnya yang mendukung tubuh untuk ngemil adalah stress. Dilansir dari TIME, Allison Knott sebagai ahli diet yang berasal dari Amerika Serikat menyatakan, hormon kortisol akan meningkat akibat stres, sehingga dapat menyebabkan peningkatan nafsu makan. Pelarian dari satu masalah membuat tubuh menyuruh kita untuk makan dan ngemil tanpa ada kendali. 



Pernah tidak kalian berpikir dan merenungkan tentang...


Apakah kalian sudah menikmati apa yang kalian makan?


Apakah kalian juga kerap terbersit memilih camilan yang bermanfaat bagi tubuh dan pikiran? 


Apakah ada perasaan syukur yang dalam dan rasa terimakasih kepada sang Maha Pemberi Rezeki atas keberkahan yang ingin kita cicipi? 


Apakah kalian saat ini memang sedang benar-benar ingin menikmati makanan dan tidak menimbulkan rasa bersalah setelah menikmati makanan tersebut? 


Masih banyak pertanyaan lain yang jarang sekali kita pikirkan, sedangkan ini adalah poin penting untuk menambah rasa nikmat atas makanan yang Allah berkahi dan belajar mencintai diri.


Pernah suatu hari saya berpikir, ketika makanan yang ada di hadapan kita hanya sedikit, entah kenapa rasanya menjadi lebih nikmat. Ketika kita dilatih untuk berpuasa, maka saat berbuka, makanan yang mungkin terlihat biasa saja, seolah menjadi lebih lezat dari biasanya. 


"Kekuatan rasa syukur dan pola pikiran yang membuat kita lebih menikmati makanan yang kita makan. Sebab setiap gigitan akan menghantarkan rasa terimakasih. Ini adalah bagian dari mencintai diri sendiri dan segala yang telah Allah berikan"


Rasa syukur terhadap sesuatu akan melatih kita menciptakan kebiasaan baik terutama dalam memperbaiki pola makan dan bijak dalam memilih camilan.


Ada yang sudah mengenal istilah ngemil bijak? 


Ngemil bijak adalah ajakan untuk masyarakat Indonesia agar memiliki kebiasaan ngemil yang lebih baik.



Saya termasuk ibu rumah tangga yang suka masak dan membuat camilan kecil di rumah, baik itu kue-kue kering maupun kue basah.  Sejak kecil anak kami tidak seperti anak jaman sekarang kebanyakan, yang notabene lebih kenal uang. Setiap melihat uang, di kepalanya selalu terbesit hendak pergi ke warung dan membeli jajanan. 


Kebiasaan baik yang saya turunkan adalah mereka tidak terbiasa jajan di luar sendiri, karena saya selalu menyiapkan makanan kecil dengan memperhatikan asupan gizi. Selain camilan rumahan yang saya buat dengan penuh rasa cinta, tentu saya pun membelikan snack-snack kecil, coklat dan candy yang saya beli di minimarket. Dengan demikian saya bisa atur porsinya sehingga tidak berlebihan, camilan tadi saya stock saat belanja bulanan dan disimpan di lemari yang sewaktu-waktu akan saya keluarkan di waktu yang tepat dan hanya bisa terjangkau oleh saya. Karena jika hanya camilan buatan sendiri dan makanan rumahan tentu anak-anak akan bosan. Jadi tetap harus diseling dengan camilan-camilan yang menarik lainnya. 


Dengan pola seperti ini yang saya tanamkan kepada mereka, efek yang terasa sekarang adalah anak saya jarang merengek minta uang jajan untuk beli snack-snack ringan dengan merk tidak jelas yang belum tentu baik bagi mereka. Karena kebutuhan camilan mereka sudah saya penuhi di kondisi yang tepat dan waktu yang tepat. Mereka pun terlatih untuk disiplin, kapan makan berat, kapan waktu makan camilan sehat. 



Setiap kita berkunjung ke suatu daerah, mesti kita akan menemukan oleh-oleh khas dan unik dari setiap daerah atau kota yang kita jumpai. Itulah mengapa camilan bagian dari kultur, tradisi, budaya, dari masyarakat Indonesia sendiri. 


Kebudayaan selalu menyuguhkan makanan sebagai bentuk rasa hormat dan kasih sayang. Budaya ini sangat kental di Indonesia. Terutama bagi keluarga suami yang memiliki adat Melayu. Tidak afdol rasanya jika tamu datang tak disuguhi makanan. Budaya menolak makanan pun biasanya akan menyebabkan kekecewaan sang Tuan Rumah sehingga dianggap tidak sopan, sehingga walau kenyang, kami memaksakan tetap makan sebagai bentuk penghormatan. Mindset yang sudah melekat inilah yang terkadang sulit untuk diubah. 


Kebiasaan masyarakat Indonesia yang terbiasa bangun lebih pagi pun menjadi faktor kenapa persentase masyarakat kita lebih tinggi untuk mengkonsumsi camilan. Bayangkan, 23% lebih tinggi dari rata-rata global. Kenyataannya memang demikian karena sudah melalui survey  sebuah studi konsumen bertajuk ‘The State of Snacking’ yang dilakukan di Indonesia dan 11 negara lainnya. 


Apalagi keluarga saya yang merupakan orang Betawi tulen, pagi hari selalu ada goreng pisang, ketan, kue lupis dan kawan-kawannya sebagai teman minum teh dan kopi. Masih ditambah pola pikir bahwa walau makan gorengan dan kue-kue basah, tetap belum sarapan namanya, kalau tidak ketemu nasi. Maka sejam dan dua jam berikutnya, tersedia nasi uduk atau nasi ulam. Ini sudah menjadi budaya dan tradisi turun-temurun. 



Berdiam di rumah terlalu lama memicu keinginan ngemil lebih dahsyat dibandingkan ketika kita disibukkan dengan berbagai aktivitas. Sehingga bukan hanya isapan jempol bahwa berat badan kita selama pandemi menjadi naik dari berat badan biasanya. Karena sedikit bergerak, banyak makan. Hehe. 


Perkembangan Zaman, Masyarakat Produktif dan Naiknya Permintaan Camilan yang Mudah Dibawa


Zaman kian berkembang, masyarakat lebih sibuk, lebih kreatif dan produktif. Dari sisi inilah mulai adanya pergeseran dan peralihan, yang awalnya cukup dengan goreng pisang, ubi rebus dan singkong kini masyarakat kita membutuhkan camilan yang mudah dibawa, simple namun mengenyangkan serta bernutrisi. Pilihan camilan yang biasa saya bawa adalah produk-produknya yang gampang dicari di minimarket.


Menurut penuturan Psikolog Klinis Tara De Thouars 


“Saat tekanan emosional hadir, tubuh seolah memberikan sinyal yang mirip seperti rasa lapar. Sebenarnya sinyal tersebut hanyalah respons terhadap perasaan yang menjadi pelarian dari emosi negatif."


"Jika dorongan tersebut terus diikuti, tentu tubuh akan kelebihan asupan dan tentunya akan semakin berisiko jika dilakukan secara berulang” 


"Kegiatan ngemil sebaiknya dilakukan secara sadar agar manfaat bisa didapatkan. Makanlah secara perlahan dan nikmati setiap gigitannya. Ajak seluruh indra tubuh Anda terlibat, mulai dari memperhatikan bentuk, mencium aroma, menikmati rasa, hingga sensasi suara saat menggigit atau mengunyah camilan” jelas wanita berparas cantik ini dalam webinar "Ngemil Bijak" bersama Mondelez dan IIDN. Saya berkali-kali hanya mengangguk-angguk sendiri di depan laptop. 



Mbak Tara memandu kami untuk praktek ngemil melalui cara mindfulness. Saya pun mengikuti instruksinya di rumah dengan camilan yang ada. Bagi kalian yang tidak terbiasa mungkin akan beranggapan sedikit lebay, terlalu berlebih-lebihan dari hanya sekedar mencicipi camilan, namun ini adalah pelajaran penting yang bertujuan baik untuk menikmati makanan itu sendiri. 


1.   Amati camilan.


Saya bergegas mengambil camilan yang kebetulan ada di meja makan. Memperhatikan dengan seksama  teksturnya, bentuk, besar, dan warnanya. Coklat dengan taburan kacang mede merupakan perpaduan tekstur lembut dan garing saat kacang tergigit di lidah membuat sensasi dua tekstur. Terlihat lezat untuk disantap.


2.  Fungsikan Indera Penciuman.


Setiap makanan tentu memiliki aroma, menghirup aromanya dalam-dalam membuat kita membayangkan, biarkan isi kepala bekerja menggambarkan bagaimana rasanya.


3.   Gunakan indera peraba.


Rasakan sesaat dan rabalah makanan tersebut, fungsikan indera peraba untuk mengetahui detailnya. Rasakan teksturnya, entah itu kasar, halus, lembut, kenyal dan sebagainya. Pelan-pelan kita raba dan merasakan dari camilan yang kita miliki saat itu. 


4.  Masukan makanan perlahan-lahan ke dalam mulut.


Gigit camilan tadi. Masukkan perlahan-lahan melalui ujung lidah. Rasakan sensasi rasanya untuk kita diamkan sebentar, jangan langsung ditelan supaya indera pengecap bisa merasakan semuanya. Ketika awal ingin mencicipi biasanya saya lakukan sambil menutup mata. Dengan begitu seluruh bagian lidah akan terlibat, tiap sisi lidah kita masing-masing bagiannya tentunya mempunyai fungsi sebagai pengecap yang sempurna soal rasa.  


Diperlukan kesadaran penuh untuk mencicipi dan mendengar bunyi makanan yang kita makan. Itulah kenapa banyak video mukbang membuat orang tergiur ingin mencicipi makanan yang di review karena mereka merekam bunyi makanan sehingga bisa lebih dinikmati. 


Melalui pembahasan menarik di atas. Saya mendapat ilmu baru mengenai 3 Tips Ngemil Bijak Sederhana yang juga disarankan oleh Khrisma Fitriasari selaku Head of Corporate Communication Mondelez. 

Point yang paling saya garis bawahi dan sangat menarik untuk diulas adalah tentang pelajaran mengetahui sinyal tubuh.  


"Sinyal itu adanya hanya di perut, tidak di tempat lain. Kalau misalnya lagi jalan-jalan ke supermarket, melihat banyak camilan yang terlihat enak, dimasukkan dalam keranjang semua, itu tandanya sinyal pindah ke mata, bukan di perut. Kemudian pergi jalan-jalan ke mall, lewat toko roti, nyium aroma roti yang baru dipanggang, tiba-tiba jadi lapar, itu tandanya sinyal pindah ke hidung," papar Tara De Thouars dalam diskusi Tips & Trik Ngemil Bijak.


Saya lagi-lagi merenung dan memahami bahwa apa yang dikatakan Mbak Tara sesuai realita hidup dan kita kerap kurang bisa mengontrol sinyal tubuh tersebut.


Bahkan ada beberapa tips lanjutan yang saya rangkum mengenai ngemil bijak tanpa kelebihan berat badan oleh Mbak Tara.

Ngemil kini bukan lagi sebuah pembahasan yang menakutkan karena takut menambah berat badan. Menikmati camilan secara lebih bijak bersama keluarga juga bisa menjadi pilihan tepat sebagai kegiatan ringan yang sangat menyenangkan untuk mempererat ikatan, keharmonisan dan kehangatan dalam keluarga. Seperti halnya pengalaman saya menerapkan ngemil bijak untuk membantu melepas kebiasaan merokok suami.


Pengalaman Hidup Menerapkan Ngemil Bijak Membantu Menghilangkan Kebiasaan Merokok


Hikmah dari pengalaman yang ingin saya bagikan kepada kalian semua, bahwa suami saya dulu pecandu rokok berat, satu bulan budget rokok itu 3 slop. Seiring waktu timbul keinginan untuk berhenti merokok. Proses yang tidak mudah saat itu, karena suami selalu mengeluhkan bahwa ada kalanya setelah habis makan keinginan merokok kiat kuat, atau bahkan saat bengong dan menunggu lama membuat otak bekerja ingin merokok dan lidah kerap pahit. Harus ada kerjasama tentang mengingatkan dan beralih ke pola hidup sehat adalah hal penting lainnya yang perlu jadi point utama. Bahkan menurut penelitian yang dipublikasikan dalam sebuah jurnal Tobacco Induced Diseases tahun 2017, mengatur pola makan ini bisa menjadi salah satu langkah untuk mewujudkan kebiasaan tidak merokok.  Sebagai mencegah rasa keinginan merokok, maka dialihkan dengan kebiasaan ngemil bijak. Sebab saat hendak menghilangkan kebiasaan merokok, pastinya keinginan makan akan bertambah dan akibatnya berat badan meningkat. Agar kelak ini tidak terjadi maka proses selanjutnya adalah masuk ke fase belajar untuk bijak memilih camilan sehat. Awalnya saya berikan camilan berupa kacang-kacangan sebagai upaya membantu terlepas dari kebiasaan merokok tadi, ia juga kerap mengantongi permen gula asam ketika merasa lidahnya sedikit pahit dan keinginan merokok datang tiba-tiba. Alhamdulillah, setelah melalui proses panjang dalam perjuangannya untuk berhenti merokok, kini suami tak pernah lagi merokok dan benar-benar berhenti dengan menukarnya melalui proses ngemil bijak dan sehat.


Selamat menikmati camilan kalian di rumah. Bersyukurlah atas makanan yang ada di hadapan kita apapun bentuknya. Niat baik akan selalu menghantarkan kita pada kebiasaan yang juga baik. ❤️


Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Ngemil Bijak yang diadakan oleh Ibu-Ibu Doyan Nulis



Salam hangat dan mulailah untuk memulai kebiasaan baik yang baru untuk mengubah cara ngemil kalian dengan bijak mulai sekarang. ❤️



You May Also Like

47 komentar

  1. Saya sering mengalami lapar semu. Hiks... sebal rasanya. Ga diturutin juga ganggu.
    KAlau ngeblog itu saya identik dengan eh/kopi panas dan camilan. kebiasaan yang tidak baik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bengong dan nulis lama di depan laptop memang godaan banget buat nyeduh kopi dan ngemil ya

      Hapus
  2. Alhamdulillah suami berhasil berhenti merokok ya, Mbak.
    BTW, kebiasaan ngemil di keluarga besarnya mirip di keluarga besar bapak saya di kampung. Dalam sehari itu ngemilnya pagi-pagi sekali, sebelum sarapan yang makan nasi. Terus sore hari, lalu malam hari selesai makan malam.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, kebiasaan turun temurun, apalagi keluargaku orang Betawi, sedangkan suami Melayu. Budaya Melayu apalagi, pagi-pagi banyak para tetua yg pagi-pagi udh nongkrong di kedai kopi sambil pesan laksa goreng dan nasi goreng kampung ikan teri. Hehe

      Hapus
  3. Kayaknya ngemil itu memang jadi tantangan banget, saya juga kalau ngemil susah berhenti, sering begadang, jadinya lapar boongan, kalau nggak cek perut, bisa ketipu deh D:

    BalasHapus
  4. Pola ngemil jbijak jika kita terapkan pada makan bijak juga bagus ya hasilnya, makan kita jadi disadari juga gitu, hehehe

    BalasHapus
  5. Alhamdulillah, ternyata kebiasaan ngemil bijak benar-benar membawa pengaru baik bagi kesehatan ya, Mbak. Tadinya saya mengira hanya akan terbebas dari resiko kegemukan, tapi ternyata juga bisa dijadikan sarana terapi untuk melepaskan kebiasaan merokok. Semoga terus terlaksana dengan baik, ya. Aamiin.

    BalasHapus
  6. Lihat gambar2 ada beberapa produk, jadi keinget diri sendiri. Saya paling suka ngemil, malah nggak doyan makan (sehari cuma sekali makan nasi), tapi ngemilnya bisa berbungkus2. Hehe

    BalasHapus
  7. Ngemil kudu bijak, yang memiliki nutrisi baik buat tubuh. Apalagi ngemilnya enak seperti itu buat teman nguber deadline itu memang sesuatu yang indah hehe

    BalasHapus
  8. Kebiasaan memang berpengaruh sekali ya.. suami karena terbiasa sering ngemil akhirnya sering inisiatif bikin sendiri atau beli cemilan. Beda banget dgn keluargaku yg jarang ngemil, jadinya aku jarang bikin cemilan hehe.... tapi sekarang jd kebawa suami deh .. walau mungkin saya masih lebih hati hati....

    BalasHapus
  9. Aku juga suka nyemil, apalagi ketika pas hujan, benar sekali sepertinya hujan identik dgn kata lapar ya hehhe tips nyemil bijaknya bisa aku praktikkan dirumah nih

    BalasHapus
  10. Mungkin karena terlalu lama di rumah terus dan nggak kena sinar matahari, bikin seseorang jadi maunya ngemil ya.

    Memang nih, ngemil perlu bijak.

    BalasHapus
  11. Jadi ngemil itu harus dinikmati ya. Disesap. Berarti ga boleh dalam keadaan lapar dong? Kalau lapar pasti belum halus pun sudah ditelan.

    BalasHapus
  12. Hooo...tulisan ini mesti dibaca oleh para selebgram dan influencer. Supaya review makanannya bener-bener dideskripsikan dengan menggunakan panca indra, bukan malah "mo meninggal saking enaknya" :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe... Iya ya Teh. Masukan juga buat food blogger tuh. Kalau dalam setiap konten bisa disisipkan tips ngemil nya. Kan bagus ya

      Hapus
  13. Haha bener nih apa kata Teh Eno. Para foodgram kudu baca ini. Biar bisa ngemil bijak. Tapi jleb juga nih ke aku. Selama ini ngemil masih emosional. Pelarian bete, stres, dan keenakan. Huhu gak sehat banget. Kudu mulai menerapkan tipsnya nih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku juga baru ngeh kalo kebiasaan ngemilku berpengaruh ke kebiasaan ngemil dan pola makan keluarga. Duh... aku sering ngeluh dengan kebiasaan mereka, ternyata aku sendiri yang nyontohin gak baik. Kudu mulai diubah nih kebiasaan buruk ini.

      Hapus
  14. Kadang kita takutnya kebanyakan ngemil jadi gendut ya mba. Sekarang karena bisa ngemil bijak, jadinya enggak takut lagi karena kita udah tahu banget bahwa komposisi yang bagus untuk tubuh ketika ngemil tuh, makanannya seperti apa aja. makasih mba sharingnya.

    BalasHapus
  15. Benar banget ya kak kebanyakan ngemil jadi khawatir gendut. Tapi ternyata ada cara yang baik aagar ngemil bisa jadi semangat dan tidak terlalu terpengaruh atas kesehatan

    BalasHapus
  16. aku baru tahu kalau hujan ada hubungannya dengan lapar semu
    menarik buat ide cerpen

    BalasHapus
  17. Ngemil yang tepat dan memilih cemilan yang cocok membuat hidup kita jadi jauh lebih baik dan sehat ya kak

    BalasHapus
  18. Duh saya kalau sudah ngemil suka lupa, tau-tau makanannya sudah ludes. Memang di musim penghujan dan saat pandemi ini, stock cemilan makin bertambah banyak, tapi kita perlu siasati supaya tidak berlebihan dan bikin BB tambah banyak.

    BalasHapus
  19. Iy bener ya mba kalo ngemil itu kadang dari sisi psikologis dan bukan dari rasa lapar yg sesungguhnya ya

    BalasHapus
  20. Hihihi ternyata benar ya kalau ngemil bisa berhubungan dengan stress. Saya juga jadinya pengen makan melulu. Tetapi, tentunya gak bagus. Harus bija juga kalau mau ngemil

    BalasHapus
  21. Masukan tips yang bermanfaat. Aku jd mau menerapkan ini sama suamiku supaya bs berhenti merokok. Lapar semu nih bikin bb tak terkontrol ya.. tp ya bismillah. Thanks mom buat sharingnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama moms, lapar semu aku pelan-pelan sudah bisa ngontrol, awal pelan-pelan dulu Alhamdulilah terbiasa. Sering-sering bicara sama tubuh sendiri kadang penting juga untuk mengatur pikiran kita dan ngerem diri.

      Hapus
  22. Duh aku nih kalau udah ngemil apalagi sama cemilan favorit suka lupa diri gitu, baca ini jadi lebih ingin berhati-hati lagi.

    BalasHapus
  23. Artikel lengkap yang sungguh mencerahkan...Saya setuju jika rasa syukur terhadap sesuatu akan melatih kita menciptakan kebiasaan baik terutama dalam memperbaiki pola makan dan bijak dalam memilih camilan. Berasa dicubit saya, mesti lebih bijak nih ngemilnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tulisan di atas juga bagian dari pembelajaran diri mbak. Sekaligus nyubit diri sendiri juga saat nulisnya. Hehe

      Hapus
  24. Benar ta mbak, harusnya ngemil juga memperhatikan kebutuhan tubuh...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, hal itu yg kadang banyak orang sepelekan.. teori seolah gampang tapi tindakannya yg butuh proses

      Hapus
  25. Mindful eating harus diterapkan dengan konsisten ya supaya ga kebablasan pas ngemil

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, ngemil secara sadar penting banget supaya gak keterusan ngabisin satu toples ahaha

      Hapus
  26. sy masih blm bisa nih kl suruh ngemil bijak tapi bolehlah ya dicoba pelan2 biar aman ini baju, hehehhe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semua hal baik juga butuh proses... Pelan2 insha Allah terbiasa

      Hapus
  27. Jadi kepengen ngemil nih mba gara gara membaca tulisan inni. Hahhaa. Siap bagaimanapun untuk tidak kebablasan ya mba kalau ngemil

    BalasHapus
  28. Ngemil sebenarnya mesti sehat ya mba, terlebih udah berkeluarga. Karena bisa dibuat dari bahan sederhana di dapur dari pada beli yang siap saji yang kadang bikin cepet naik BB ataupun jadi colesterol.

    Favorit dirumah bareng suami biasanya buat pisang goreng atau bakwan, cukup ditemani sama air putih atau teh manis.

    BalasHapus
  29. Aku jadi sadar diri nih kak udah terlalu over nyemil nya karena kebiasaan lapar mata, pengen ini itu, mau coba ngikutin tipsnya kakak

    BalasHapus
  30. salut tuk Suaminya yang berhasil berhenti merokok dan bisa menerapkakn ngemil bijak ya Mbak.
    emang harus perhatikan signal tubuh ya, apakah kita ingin ngemil karena pengen balikin mood atau emang mau makan cemilan yang ada, mungkin di awal sulit ya tapi kalau udah terbiasa jadi lebih ringan :)

    BalasHapus
  31. Aku tersentil dong kak..
    Hahahaha

    Emang dari dulu suka ngemil, tapi gak ada efek kegemukan jadi enggak pernah khawatir. Tapi emang aku gitu tuh.

    Sinyalnya dari mata keknya bukan dari perut.

    Eh ini camilan apa nih lucu, coba ah


    Gitu aja terus..
    Gak kelar kelar

    BalasHapus
  32. Itulah kenapa kita harus ketemu matahari maupun berjemur ya, biar nggak keseringan juga cari makan. Di tempat kerja ber-AC aja yang kelamaan bawaannya memang lapar

    BalasHapus
  33. Waah, tips ngemil buat perokok ini harus ku share ke kakak iparku nih. Suaminya perokok berat. Abis operasi amandel, jahitan masih basah tapi gak tahan buat gak ngerokok, akhirnya pendarahan. Tapi teteup gak kapok juga. Udah beralih ke vape, beli alat jutaan tetep balik ke rokok, huhu. Siapa tau dengan mengalihkan ke cemilan atau permen asam bisa rada berkurang rokoknya. Soalnya udah gak pandang tempat, gak peduli ada ibu hamil atau anak kecil tetep bas buus bas buuus.. kita jadi ikutan kesyel *malah curhat di sini*

    BalasHapus
  34. Kalau urusan ngemil suka bablas deh aku mba, harus belajar ngemil bijak ini demi manfaat kedepannya yaa

    BalasHapus
  35. Semenjak hamil gini selalu datang lapar semu, tapi aku siasati dengan banyak makan buah dan air putih klo gak pasti yang masuk siomay, batagor, bakso dan kawan-kawannya hehehe, makasih mba yah sharingnya...

    BalasHapus
  36. Ngemil bijak versi aku: overnight chia seed atau greek yoghurt. Bikin kenyang tanpa ada rasa bersalah hehee

    BalasHapus
  37. ngemil bijak supaya tidak kelebihan zat yang tidak diperlukan oleh tubuh. aku sukanya ngemil puding bikinan sendiri..

    BalasHapus
  38. saya sudah lima bulan tidak makan nasi, jadi banyak ngemil tapi ngemilnya nih pilahpilih juga sebab gantiin karbo kan yah

    BalasHapus