Dompet Dhuafa dan Misi Pemberdayaan Masyarakat
Excited banget ketika saya diajak untuk mengunjungi Greenhouse Seledri DD Farm terbesar di daerah Tangerang Banten, sebagai wujud untuk kedaulatan pangan melalui pemberdayaan seledri. Melihat sendiri bagaimana program Dompet Dhuafa berjalan itu benar-benar membuat hati saya hangat. Zakat yang disalurkan di sini bukan sekadar bantuan sesaat, tapi benar-benar diolah jadi solusi yang berkelanjutan. Dari pemberdayaan ekonomi, pendidikan, sampai layanan kesehatan, semuanya terasa nyata dan berdampak. Rasanya bukan cuma berbagi, tapi ikut ambil bagian dalam perubahan yang lebih besar.
Sejak didirikan, Dompet Dhuafa telah berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat melalui berbagai program sosial, pendidikan, kesehatan, dan ekonomi berbasis zakat, infak, sedekah, dan wakaf. Salah satu inisiatif unggulannya adalah DD Farm, yang pertama kali dikembangkan pada tahun 2019 dengan konsep Edufarm—sebuah pusat pemberdayaan dan edukasi di bidang peternakan dan pertanian.
Seiring dengan perubahan regulasi dan kebutuhan lokal, DD Farm kini mengalihkan fokusnya ke sektor pertanian, tanpa meninggalkan misi awalnya untuk memberikan dampak nyata bagi masyarakat. Salah satu langkah terbarunya adalah pembangunan greenhouse seledri seluas 2.000 m², yang kini menjadi sentra seledri terbesar di Banten, bahkan mungkin di Indonesia untuk kategori seledri. Greenhouse ini berdiri di atas lahan 1,5 hektar di Kampung Cimaung Kadu, Desa Sukaraja, Kecamatan Cikeusal, Kabupaten Serang, Banten.
Panen Perdana Sentra Seledri: Dompet Dhuafa Wujud Kemandirian dan Ketahanan Pangan
Pada Senin, (10/02/2025) DD Farm Banten menggelar panen perdana Sentra Seledri di Kampung Cimaung Kadu, Desa Sukaraja, Cikeusal, Serang – Banten. Acara dimulai pukul 09.00 WIB dengan registrasi peserta, disusul tarian selamat datang sebagai pembuka suasana. Untungnya kami bersama kawan-kawan datang tepat waktu untuk sampai ke lokasi. Kami datang persis di saat sesi pembukaan dan sambutan yang diisi oleh perwakilan Dompet Dhuafa Banten, Ketua Pengurus YDDR, Kadis Pertanian Banten, dan Ketua Pengawas YDDR. Dalam acara ini juga dilakukan penyerahan simbolis program kepada penerima manfaat sebelum dilanjutkan dengan doa bersama. Puncak acara, yakni simbolis panen perdana. Setelah momen bersejarah tersebut, peserta dapat menikmati makan siang dan ramah tamah sebelum akhirnya acara ditutup.
Harapan Baru untuk Pasokan Seledri Banten, Dompet Dhuafa Panen Perdana di Greenhouse Sentra Seledri Terbesar
"Kami ingin menunjukkan sesuatu yang berbeda melalui program pemberdayaan masyarakat dengan adanya greenhouse sentra seledri ini. Program ini tidak hanya membantu memenuhi kebutuhan pasar akan seledri, tetapi juga memberdayakan masyarakat sekitar dengan memberikan peluang ekonomi yang berkelanjutan. Saat ini, hasil panen dari greenhouse ini masih difokuskan untuk memenuhi kebutuhan di Kota Serang, mengingat kapasitas produksi kami masih terbatas. Untuk kebutuhan seledri di Banten secara keseluruhan, kami masih terus mengembangkan kapasitas agar dapat berkontribusi lebih luas," ujar Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Banten, Mokhlas Pidono.
"Di Pasar Rau Kota Serang saja, kebutuhan seledri mencapai satu ton per hari dan selama ini dipasok dari Ciwidey dan Bogor. Dengan adanya sentra seledri ini, kami mampu mensuplai setidaknya 150 kg per hari, yang diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap pasokan dari luar daerah. Greenhouse ini juga menjadi yang terbesar di Banten khusus untuk seledri, dan dikelola oleh empat penerima manfaat. Setelah satu tahun, mereka akan didorong untuk mandiri dengan dibuatkan greenhouse di rumah masing-masing. Ke depan, selain menyuplai pasar tradisional, kami juga ingin berkontribusi pada program sosial seperti Makan Bergizi Gratis, sehingga manfaat dari program ini bisa dirasakan lebih luas," tutupnya.
Rahmat Riyadi, Ketua Dewan Pengawas Dompet Dhuafa Republika, berharap program pemberdayaan ini dapat berkembang secara bertahap dan menjadi model berkelanjutan. Ia optimis seledri dapat menjadi komoditas unggulan di Serang.
Sementara itu, H. Supriadi dari Dinas Pertanian Provinsi Banten menyatakan dukungan penuh pemerintah terhadap program ini. Menurutnya, inisiatif ini selaras dengan upaya pemerintah dalam memperkuat daya saing petani lokal dan memenuhi kebutuhan sayuran untuk program MBG.
Mengapa seledri? Seledri adalah salah satu komoditas pertanian yang memiliki permintaan tinggi di Banten, namun hingga saat ini pasokan utama masih bergantung dari luar daerah, seperti Bogor dan Ciwidey, Bandung. Dari hasil wawancara dengan pedagang pasar di Serang, permintaan seledri di kota tersebut mencapai lebih dari 1 ton per hari, sedangkan kapasitas produksi Sentra Seledri DD Farm saat ini baru sekitar 150–200 kg per hari. Dengan kehadiran greenhouse ini, Dompet Dhuafa ingin mendorong kemandirian pangan dan mengurangi ketergantungan pasokan dari luar daerah.
Saat saya berbincang dengan salah satu penerima manfaat, mereka mengungkapkan bahwa di greenhouse Dompet Dhuafa Farm, seledri yang ditanam adalah jenis Bamby dengan metode hidroponik, yang dikenal memiliki kualitas baik namun memerlukan perhatian ekstra dalam perawatannya. Menanam seledri dengan metode hidroponik memiliki tantangan tersendiri, terutama dalam hal perawatan dan kestabilan nutrisi. Mereka menjelaskan bahwa varietas Bamby, yang saat ini ditanam di greenhouse, membutuhkan perhatian lebih dalam pengelolaan air dan nutrisi dibandingkan dengan seledri Amigo, yang lebih umum ditanam di tanah. Saat ini sedang dilakukan uji coba penanaman seledri Amigo dalam skala kecil menggunakan metode yang sama. Eksperimen ini bertujuan untuk melihat apakah Amigo dapat tumbuh optimal dalam sistem hidroponik dan menjadi alternatif yang lebih mudah dibudidayakan bagi para petani di masa depan.
"Seledri yang ditanam dengan metode hidroponik memiliki keunggulan dalam fleksibilitas waktu panen. Secara umum, seledri dapat dipanen dalam 35–40 hari, tetapi saat ini sudah mencapai usia dua bulan. Keunggulan hidroponik adalah ketika harga di pasaran sedang rendah, panen dapat ditunda tanpa mengorbankan kualitas tanaman. Begitu harga kembali stabil atau meningkat, barulah seledri dilepas ke pasar, sehingga lebih menguntungkan secara ekonomi. Hal ini berbeda dengan metode tanam konvensional di tanah, di mana panen harus segera dilakukan untuk menghindari risiko pertumbuhan yang berlebihan atau penurunan kualitas tanaman," ucapnya kembali.
![]() |
Foto bersama teman blogger lainnya. (Kiri: Fitrian, Novitania, Dessy, Imawan) |
Konsep Philantropreuneur: Pemberdayaan Berbasis Wirausaha
Sentra Seledri DD Farm bukan sekadar proyek pertanian biasa. Program ini mengusung konsep Philantropreuneur, yakni kombinasi antara filantropi dan kewirausahaan. Tujuan utama bukan hanya untuk memproduksi seledri secara massal, tetapi juga menciptakan petani-petani mandiri yang dapat mengelola pertaniannya sendiri.
Program ini akan melibatkan berbagai penerima manfaat, di antaranya:
- 6 penerima manfaat langsung yang akan terlibat dalam produksi di Sentra Seledri DD Farm.
- 16 mahasiswa penerima beasiswa Dompet Dhuafa yang akan menjalani program magang selama satu tahun dan tinggal di DD Farm untuk belajar langsung teknik budidaya seledri hidroponik.
- 8 penerima manfaat lainnya yang akan dilibatkan dalam pemasaran hasil produksi seledri.
Setelah lulus dari program, para penerima manfaat ini akan diberikan bantuan berupa greenhouse skala rumahan berukuran 7x10 m² di lingkungan tempat tinggal mereka. Dengan konsep inti-plasma, DD Farm akan menjadi pusat produksi utama, sementara para alumni program ini akan membangun jaringan plasma pertanian seledri di berbagai wilayah sekitar Banten. Dalam 4–5 tahun ke depan, diharapkan kebutuhan seledri di Banten bisa dipenuhi sepenuhnya dari produksi lokal.
Harapan dan Dampak Jangka Panjang
Sentra Seledri DD Farm bukan hanya tentang budidaya seledri, tetapi lebih dari itu—ini adalah proyek pemberdayaan masyarakat. Dengan konsep inti-plasma, program ini berpotensi menciptakan ekosistem pertanian yang mandiri, meningkatkan kesejahteraan petani lokal, serta mengurangi ketergantungan impor dari luar daerah.
Dalam beberapa tahun ke depan, diharapkan bahwa:
- Masyarakat Banten dapat memenuhi kebutuhan seledri secara mandiri.
- Lahirnya lebih banyak petani seledri berbasis hidroponik yang mengadopsi teknologi modern untuk meningkatkan hasil panen.
- Munculnya model pertanian berkelanjutan yang dapat direplikasi di daerah lain.
- Banten menjadi daerah percontohan dalam pengelolaan greenhouse hidroponik skala besar.
Peran Semua Pihak dalam Keberlanjutan Program
Keberhasilan Sentra Seledri DD Farm tidak hanya bergantung pada Dompet Dhuafa, tetapi juga memerlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, akademisi, komunitas pertanian, media, dan masyarakat luas.
Jika kalian ingin ikut berkontribusi dalam program ini, ada banyak cara yang bisa dilakukan, seperti:
✅ Mendukung dan menyebarkan informasi tentang program ini agar lebih banyak masyarakat yang teredukasi.
✅ Menjadi bagian dari gerakan pertanian hidroponik di Banten dengan mengadopsi model pertanian serupa.
✅ Mendukung penerima manfaat program ini dalam membangun greenhouse skala rumahan.
✅ Berkolaborasi dengan Dompet Dhuafa dalam berbagai program pemberdayaan masyarakat lainnya.
Dompet Dhuafa menunjukkan bagaimana zakat di Dompet Dhuafa tak hanya sekedarnya bantuan namun dapat menjadi kekuatan dan solusi pemberdayaan. Dengan berzakat kerennya gak ada obat! Yuk, kita bersama-sama mewujudkan pertanian yang mandiri, berkelanjutan, dan memberdayakan masyarakat. Mari berdaya untuk Indonesia! 🚛🌾🌿 🌱