Wellfest 2024: Urgensi Kesadaran Masyarakat Terhadap Peredaran Skincare Beretiket Biru Tanpa Pengawasan
Obrolan ringan bersama kawan lama mengenai skincare yang digunakan terkadang membuat saya tergelitik. Terlebih jika seseorang membanggakan khasiat cream brightening dan pemutih wajah dengan embel-embel cream dokter yang beredar secara online, diklaim mampu membuat kulit menjadi glowing seketika dan dibuat secara massal dan dilabeli etiket biru.
Forum koordinasi penertiban skincare beretiket biru yang tidak sesuai ketentuan dan Informasi terkait masalah ini, sepertinya memang harus terus dibahas agar masyarakat lebih banyak teredukasi.
WELLFEST 2024: Natural Beauty and Wellness
Yuk, kita mulai obrolan ringan mengenai kecantikan dan kesehatan yang lagi hangat banget di kalangan pecinta kosmetik melalui Wellfest 2024. Wellfest 2024 yang berlangsung di Central Park Mall mulai 2 hingga 4 Agustus 2024, merupakan acara yang menyediakan berbagai informasi dan aktivitas terkait gaya hidup kebugaran serta produk kesehatan yang telah diawasi oleh BPOM. Tentu saja Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM-RI) mendukung digelarnya Indonesia Wellness Festival (Wellfest 2024) di Jakarta mulai Jumat 2 Agustus sampai hari ini, Minggu (4/8/2024) sebagai jawaban atas kebutuhan dan minat masyarakat terhadap gaya hidup wellness yang kini menjadi tren global. BPOM, bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, menggelar acara “WELLFEST 2024: Natural Beauty and Wellness” di Central Park Mall Jakarta. Acara ini bertujuan untuk menyajikan berbagai inovasi dan produk terbaru dalam dunia kecantikan dan kesehatan yang berfokus pada prinsip alami dan keberlanjutan.
Wellfest 2024 bakal seru banget!
Ada 80 booth dari UMKM dan pelaku usaha dengan beragam kategori seperti kecantikan dan perawatan tubuh, kesehatan, industri obat bahan alam, wellness lifestyle, hingga wellness tour. Acara dibuka dengan health workout yang pastinya bikin semangat pagi. Selain itu, pengunjung bisa ikutan beragam workshop, talkshow, dan presentasi produk. Event ini dapat diikuti oleh semua kalangan secara gratis.
Tujuan Wellfest 2024 digelar, sebagai upaya memberikan edukasi pada masyarakat sekaligus mendorong para pelaku usaha. Selain itu menjadi wadah bagi masyarakat yang ingin meningkatkan kesehatan dan kebugaran mereka melalui beragam kegiatan, seperti sesi latihan bersama, seminar tentang nutrisi, cek kesehatan gratis dan pameran produk kesehatan terkini. Selain itu, pengunjung dapat berkonsultasi langsung dengan ahli kesehatan dan mendapatkan pengetahuan mendalam tentang berbagai aspek kesehatan yang terjamin keamanannya. Dengan menghadirkan berbagai inovasi dan tren terbaru di bidang kesehatan, Wellfest 2024 diharapkan dapat menjadi inspirasi dan motivasi bagi masyarakat untuk menjalani hidup sehat dan aktif.
Talkshow yang saya hadiri di event Wellfest 2024 pada tanggal 4 Agustus ini, membahas mengenai "Kosmetik Beretiket Biru, Bukan Untuk Semua" Topik ini diangkat dalam talkshow keren yang diadakan oleh BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). Event ini dihadiri oleh narasumber yang expert di bidangnya yaitu:
- Irwan, S.Si,. Apt, M.K.M. (Direktur Pengawasan kosmetik BPOM)
- Dr.dr.Fitria Agustina, Sp. D.V.E., FINSDV, FAADV (Dokter spesialis kulit dan kelamin)
- Vebby Palwinta (Aktris dan Penyanyi)
Event ini selain memberikan banyak edukasi bermanfaat bagi masyarakat, salah satunya Talkshow yang diselenggarakan oleh BPOM mengenai pemilahan skincare yang aman dan peredaran skincare beretiket biru bukan untuk semua, tentu akan memberikan impact positif dan masukan segar baru dalam memilih skincare yang tepat dan aman. Setidaknya biar makin paham soal kosmetik beretiket biru ini!
Apa Itu Kosmetik Beretiket Biru?
Pernah denger obat racikan? Istilah kosmetik berietiket biru, biasanya dipakai oleh farmasi yang dibuat dengan cara diracik. Nah, dalam dunia skincare, ada yang namanya "skincare bertiket biru". Ini adalah produk perawatan kulit yang mengandung bahan obat keras dan dibuat khusus sebagai produk racikan. Jadi, produk ini sifatnya personal dan disiapkan khusus untuk pasien yang sudah berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan menuliskan resep berdasarkan diagnosis yang diberikan, sehingga skincare ini benar-benar cocok untuk kebutuhan kulit pasien tersebut.
BPOM Talkshow Kecantikan & Kesehatan: Kosmetik Beretiket Biru, Bukan Untuk Semua!
Belakangan ini, BPOM menemukan peredaran skincare beretiket biru secara tidak bertanggung jawab di tengah masyarakat tanpa ada pengawasan atau peresepan dari dokter. Hal inilah yang harus dikaji bersama untuk meningkatkan awareness masyarakat terkait hal tersebut. Karena selain ada lembaga yang mengawasi dan mengontrol peredaran produk, masyarakat sebagai konsumen juga mempunyai tanggung jawab atas penggunaan/konsumsi produk.
Skincare beretiket biru merupakan produk racikan yang dibuat dalam jumlah terbatas, tidak untuk diproduksi massal, dan hanya digunakan sesuai kebutuhan pasien. Namun, jika ada dokter atau pelaku usaha yang memiliki formulasi skincare yang efektif dan bermanfaat bagi masyarakat luas, produk tersebut dapat diproduksi secara massal dengan mengikuti ketentuan yang berlaku dan didaftarkan ke BPOM.
Produk skincare beretiket biru yang tidak sesuai ketentuan ini, biasanya diproduksi oleh klinik-klinik kecantikan di kota-kota besar. BPOM bahkan melarang beberapa pihak yang memproduksi produk beretiket biru yang tidak sesuai ketentuan untuk mengedarkan dan segera memerintahkan agar melakukan penarikan jika ada distribusi ke tempat lain.
Menurut pernyataan Bapak Irwan S. Si, Apt, MKM, Direktur Pengawasan Kosmetik BPOM, "Keinginan masyarakat untuk tampil cantik dan menarik semakin tinggi dibandingkan sebelumnya, sehingga produk-produk kecantikan semakin banyak diminati. Penggunaan kosmetik saat ini sangat tinggi, dengan pasar kosmetik mencapai nilai fantastis sebesar 130 triliun rupiah. Peningkatan jumlah produk kosmetik yang terdaftar di BPOM juga semakin meningkat.
Namun, di sisi lain, masyarakat seringkali menginginkan produk dengan efek instan, meskipun produk tersebut mengandung bahan obat. Padahal, produk yang bertujuan estetika dan mengandung bahan obat seharusnya hanya bisa digunakan berdasarkan resep dokter dan harus diberi etiket biru. Skincare beretiket biru ini adalah produk perawatan kulit dengan bahan obat yang dibuat berdasarkan resep dokter dan diracik di apotek.
Saat ini, banyak masyarakat yang belum mengetahui mengenai produk beretiket biru ini. Akibatnya, etiket biru seringkali digunakan sembarangan tanpa resep dokter, terutama produk-produk yang dijual secara online. Inilah yang kami sebut sebagai skincare beretiket biru yang tidak sesuai dengan ketentuannya. Masyarakat harus lebih berhati-hati dan memastikan bahwa produk yang mereka gunakan adalah produk yang aman dan sesuai dengan regulasi.”
Jadi, kita sebagai masyarakat harus semakin pintar dalam penggunaan, tidak berdasarkan karena kata orang. Penggunaan produk perawatan kulit berlabel biru harus hati-hati karena produk tersebut biasanya ditujukan untuk kondisi khusus dan hanya boleh digunakan berdasarkan resep dokter. Menggunakan produk ini tanpa panduan medis bisa berbahaya dan tidak efektif, sama seperti meminum obat yang bukan resep untuk kalian.
“Analoginya, menggunakan produk perawatan kulit yang tidak diresepkan untuk Anda serupa dengan meminum obat yang diresepkan untuk orang lain. Meskipun gejala atau masalah kulit yang Anda alami terlihat mirip, solusi yang diberikan oleh dokter mungkin sangat spesifik dan disesuaikan untuk kondisi individu. Oleh karena itu, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli kulit sebelum menggunakan produk perawatan kulit berlabel biru agar mendapatkan perawatan yang tepat dan aman.” Ujar Pak Irwan Menambahkan.
Upaya BPOM dalam Menjamin Keamanan Produk Skincare di Indonesia
Untuk memastikan keamanan produk skincare, BPOM mengambil langkah-langkah preventif dengan membina pelaku usaha, asosiasi profesi, dan tenaga kesehatan agar mematuhi peraturan yang berlaku dalam produksi, distribusi, dan promosi produk beretiket biru. BPOM juga aktif melakukan pengawasan terhadap klinik kecantikan dan mengambil tindakan tegas jika ditemukan pelanggaran, termasuk penertiban dan pengamanan produk yang tidak sesuai. Selain itu, BPOM mengadakan seminar untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya keamanan produk skincare, seperti yang sedang dilakukan saat ini.
Kampanye Nasional BERSERU: Skincare Etiket Biru Tidak untuk Semua
BPOM meluncurkan program kampanye nasional bertajuk BERSERU, singkatan dari "Bersama Tertibkan Skincare Beretiket Biru," untuk mengatasi peredaran skincare yang tidak sesuai ketentuan. Program ini menekankan bahwa tanggung jawab penertiban tidak hanya terletak pada BPOM, tetapi juga memerlukan peran aktif dari badan usaha, asosiasi profesi, dan masyarakat. Melalui kampanye ini, BPOM berharap dapat meningkatkan kesadaran dan kerjasama dalam memastikan produk skincare beretiket biru yang beredar aman dan sesuai dengan standar yang ditetapkan, mengingat tidak semua produk ini cocok untuk semua orang.
Bahaya Penggunaan Skincare Beretiket Biru yang Tidak Sesuai
Menurut Dr. dr. Fitria Agustina, Sp. D. V. E., FINSDV, FFADV, penggunaan skincare beretiket biru yang tidak sesuai dengan ketentuan atau yang tidak terkontrol dengan baik dapat menimbulkan bahaya serius bagi kesehatan kulit. Produk-produk ini sering disebut sebagai skincare "dosing" atau dosis tinggi, terutama yang digunakan untuk pemutihan kulit seperti cream pencerah yang biasa disebut produk racikan dokter. Beberapa zat aktif dalam produk ini, seperti hidrokuinon dan kortikosteroid, memiliki potensi efek samping yang merugikan. Hidrokuinon, yang digunakan untuk mengurangi melanin dan mencerahkan kulit, dapat menyebabkan okronosis eksogen (kulit menghitam dengan nuansa biru keabu-abuan) jika digunakan secara berlebihan. Sementara itu, kortikosteroid, yang berfungsi sebagai anti-inflamasi, dapat menyebabkan efek samping seperti telangiektasia, depigmentasi, hipetrikosis, atrofia, dan masalah lainnya jika tidak digunakan dengan benar. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan produk skincare beretiket biru sesuai dengan anjuran dan resep medis untuk menghindari risiko kesehatan.
Dokter Fitriya juga menjelaskan bahwa, “Asam retinoat adalah metabolit dari vitamin A yang sering digunakan dalam produk skincare untuk manfaat antiaging, seperti mengurangi kerutan wajah dan hiperpigmentasi. Meskipun retinol dapat ditemukan dalam produk skincare, asam retinoat harus digunakan dengan hati-hati dan tidak sembarangan. Penggunaan asam retinoat yang tidak tepat dapat menyebabkan efek samping seperti iritasi, kulit kering, kerusakan skin barrier, pruritus, dan nyeri menyengat. Penting untuk mengikuti petunjuk penggunaan yang benar dan berkonsultasi dengan profesional medis sebelum menggunakan produk yang mengandung asam retinoat untuk menghindari efek samping tersebut”.
Bagaimana Proses Pengujian BPOM?
BPOM nggak main-main dalam urusan keamanan. Setiap produk kosmetik yang mendapatkan etiket biru harus melalui berbagai tahap pengujian yang ketat. Mulai dari uji bahan baku, uji stabilitas, hingga uji keamanan produk jadi. Semua dilakukan untuk memastikan produk tersebut aman digunakan dalam jangka panjang.
BADAN Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) RI mensosialisasikan dan mengajak masyarakat terutama para pelaku klinik kecantikan untuk tertib dan menaati aturan dalam produksi menggunakan obat perawatan kulit atau skincare beretiket biru. Dalam Talkshow ini juga pihak BPOM menghimbau agar masyarakat jangan membeli produk skincare beretiket biru apapun di ranah daring, sebab sudah dapat dipastikan hal tersebut ilegal.
Semoga informasi ini bermanfaat dan dapat menjadi panduan yang tepat saat memilih produk kecantikan. Ingatlah bahwa skincare beretiket biru harus memenuhi standar keamanan dan kualitas yang telah ditetapkan, sehingga penting bagi kita semua untuk lebih selektif dan teliti dalam memilih produk. Mari bersama-sama mendukung kampanye BERSERU dengan selalu memeriksa keaslian dan keamanan skincare yang kita gunakan, demi kesehatan kulit yang optimal. Stay beautiful, stay healthy, dan jadilah konsumen yang cerdas!
11 komentar
duh ngeri ya kosmetik yang bahan kandungannya berbahaya dan ternyata masih ada aja yang beli, harus banyak edukasi soal cara pilih kosmetik yg aman sih ya utk semua lapisan masyarakat
BalasHapuswah kosmetik yang ga jelas gini bikin resah deh krn berbahaya bgt efek sampingnya kan, kita sbg konsumen harus jeli dan waspada sih sebelum memutuskan utk membeli produk tertentu
BalasHapusSkincare beretiket biru ini memang harus ditertibkan. Karena mengandung bahan-bahan keras. pastinya akan berpengaruh pada kulit pemakainya juga. Bisa saja hasilnya langsung terlihat dalam waktu singkat, tapi dampaknya kemudian.
BalasHapusSaya baru paham kosmetik beretiket biru, Mbak. Dan banyak juga skincare etiket biru yang beredar. padahal sekarang jadi andalan kaum hawa. Jadi harus selektif memilih. lebih baik pakai yang sudah aman saja dan terdaftar.
BalasHapusAdakah ciri khas atau label yang diterapkan pada produk skincare beretiket biru?
BalasHapusAku juga trust issue sama banyak skincare yang beredar luas. Apalagi sekarang mudah banget jualannya, bisa lewat sosmed pas live. Jadi sebelum beli memang wajib cek n ricek di website BPOM dan HALAL MUI.
Bagus nih materinya
BalasHapusSemula bingung dengan skincare beretiket biru ini
Karena baru tahun lalu saya berhenti, itu pun karena malas ke Bandung
Saya dapat skincare beretiket biru karena konsul dengan dokternya di suatu klinik kecantikan di Bandung
Berarti aman ya?
Jadi warning buat kita semua ya ..bahaya skincare etiket biru klau gak pakai resep dokter harga murah biaya pmulihannya mihil bnget, harus hati2 banget ini aih
BalasHapusSkincare etiket biru yang ada di klinik kecantikan ini berarti kayak obat yang hanya bisa dijual di tempat tertentu seperti apotek ya. Jadi paham soal ini, biar bisa selektif lagi dalam memilih produk
BalasHapusIya tuh. Di marketplace aku beberapa kali lihat produk skincare yang diembel-embeli keterangan racikan dokter. Ternyata itu nggak aman ya. Untungnya aku belum pernah beli.
BalasHapusJadi, misal nih ya. Temanku kan punya masalah kulit. Dia konsul ke dokter. Dapatlah resep skincare. Yang kemudian dia pakai skincarenya. Masalah kulitnya udah beres nih. Berarti kalau konsul lagi, kemungkinan dia akan mendapatkan resep skincare yang berbeda ya, Kak?
BalasHapusEh iya sekarang banyak olshop yang jual skincare beretiket biru secara bebas ya padahal itu nggak boleh kan ya
BalasHapus