Transformasi Melalui Teknologi IoT: Budidaya Udang Ramah Lingkungan di Jawa Timur
![]() |
Tambak udang modern. Sumber: KBR.ID |
Di tengah lautan biru yang berkilau, tambak udang vaname di Indonesia tumbuh subur, melambangkan harapan dan inovasi para petani perikanan. Sejak pertama kali diperkenalkan, udang vaname telah menjadi primadona industri perikanan, menarik perhatian banyak petani yang berambisi mengubah lahan tak produktif menjadi sumber pendapatan. Setiap kolam yang terisi benur udang vaname adalah simbol kerja keras dan harapan, membentuk masa depan cerah bagi masyarakat pesisir yang menggantungkan hidupnya pada laut.
Paundra Noorbaskoro, seorang inovator dari Jawa Timur, telah membawa perubahan besar di sektor perikanan melalui penerapan teknologi ramah lingkungan. Dengan fokus pada budidaya udang vaname, ia berhasil menggabungkan metode berkelanjutan yang tidak hanya meningkatkan produktivitas tetapi juga mengurangi dampak negatif terhadap ekosistem laut. Teknologi yang diterapkannya membantu mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya dan memperbaiki kualitas air di kolam budidaya, menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi udang dan lingkungan sekitarnya.
Selain kontribusi terhadap lingkungan, inovasi Paundra juga membawa manfaat sosial dan ekonomi bagi masyarakat setempat. Dengan teknologi ini, ia berhasil meningkatkan efisiensi produksi dan menghasilkan udang berkualitas tinggi yang memiliki nilai jual lebih baik. Programnya juga melibatkan pelatihan dan pemberdayaan masyarakat sekitar, memberi mereka pengetahuan tentang praktik budidaya yang lebih baik, serta membuka peluang kerja baru. Perubahan ini menjadikan Paundra sebagai sosok yang tidak hanya sukses di dunia usaha, tetapi juga sebagai pelopor perubahan positif bagi lingkungan dan masyarakat.
Data Statistik Mengenai Perkembangan Budidaya Udang Vaname di Indonesia
Berikut adalah grafik yang menunjukkan perkembangan budidaya udang vaname di Indonesia selama tiga tahun terakhir, dari tahun 2021 hingga 2023. Grafik ini mencakup dua indikator utama: produksi udang (dalam ton) dan luas tambak (dalam hektar).
- Produksi Udang: Terlihat ada peningkatan signifikan dari 300.000 ton di tahun 2021 menjadi 600.000 ton di tahun 2023.
- Luas Tambak: Luas area budidaya juga meningkat dari 20.000 hektar di tahun 2021 menjadi 30.000 hektar di tahun 2023.
Kenaikan ini menunjukkan pertumbuhan yang positif dalam industri budidaya udang vaname di Indonesia.
![]() |
Tambak Udang, Sumber foto: Good news from Indonesia |
Awal Perjalanan: Memanfaatkan Lahan Tak Produktif
Pada tahun 2018, Paundra Noorbaskoro bersama tiga rekannya memulai usaha tambak udang vaname di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, dengan visi mengoptimalkan lahan-lahan tak produktif di daerah tersebut. Mereka bertekad untuk mengubah lahan yang selama ini terbengkalai menjadi tambak yang menghasilkan, dengan harapan bisa memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi daerah. Namun, perjalanan mereka tidak berjalan mulus. Di tahun-tahun awal, mereka harus menghadapi berbagai tantangan, terutama terkait kondisi lingkungan yang kurang mendukung dan sistem budidaya yang belum sepenuhnya optimal. Kegagalan demi kegagalan sempat membuat usaha mereka hampir berhenti.
Namun, Paundra dan timnya tidak menyerah. Mereka terus berinovasi dan mencari solusi untuk mengatasi kendala yang ada. Melalui uji coba dan penerapan teknologi baru yang lebih ramah lingkungan, mereka berhasil memperbaiki kualitas tambak dan sistem budidaya mereka. Upaya keras ini akhirnya membuahkan hasil, tidak hanya dari sisi produksi yang meningkat, tetapi juga dari segi keberlanjutan lingkungan. Keberhasilan mereka menjadi inspirasi bagi banyak pelaku usaha lain di daerah tersebut, membuktikan bahwa dengan tekad dan inovasi, tantangan besar bisa diubah menjadi peluang.
Transformasi Melalui Teknologi IoT: Inovasi Paundra Baskoro di Pacitan dan Trenggalek
Tidak menyerah pada kegagalan, pada tahun 2020 Paundra mulai berpikir lebih jauh. Ia melihat potensi teknologi, khususnya Internet of Things (IoT), sebagai solusi untuk mengontrol kondisi tambak. Dengan IoT, kualitas air dan kondisi lingkungan tambak dapat dimonitor secara real-time. Inovasi ini tidak hanya meningkatkan produktivitas tambak, tetapi juga meminimalisasi dampak negatif terhadap lingkungan.
Di awal tahun 2022, Paundra melangkah lebih maju dengan mengembangkan aplikasi yang mencatat dan mengolah data tambak. Data yang dihasilkan dari tambak-tambaknya di Kabupaten Pacitan dan Trenggalek digunakan untuk mengoptimalkan sistem budidaya udang. Inisiatif ini didukung dengan pembangunan smart farm village yang dilengkapi dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk mengendalikan limbah tambak.
Hasilnya luar biasa. Usaha tambaknya tumbuh pesat. Saat ini, Paundra mengoperasikan 20 kolam budidaya udang vaname dengan total luas mencapai 10.000 meter persegi. Inovasi teknologi yang diterapkan membuat tambaknya tidak hanya lebih efisien, tetapi juga lebih ramah lingkungan.
Kontribusi Terhadap Masyarakat dan Lingkungan
Paundra tidak hanya fokus pada keberhasilan bisnisnya sendiri. Ia berkomitmen untuk membangun sistem tambak yang berkelanjutan, yang tidak hanya menguntungkan dari segi ekonomi, tetapi juga memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat sekitar. Sistem IPAL yang ia bangun membantu mencegah pencemaran air, sementara penggunaan IoT memastikan tambaknya beroperasi secara efisien dengan meminimalisasi sumber daya yang dibutuhkan.
Pengenalan Budidaya Udang dengan IoT: Membangun Masa Depan Perikanan Berkelanjutan
Sebagai pendiri beberapa startup yang berfokus pada teknologi pertanian dan akuakultur, Growpal (Platform Investasi Perikanan Digital) aktif dalam mengembangkan solusi berbasis teknologi yang memberdayakan petani dan nelayan lokal. Teknologi Internet of Things (IoT) telah merambah berbagai sektor, termasuk perikanan dan budidaya udang, yang semakin berkembang menjadi salah satu industri unggulan di Indonesia. Di tengah tantangan yang dihadapi oleh para petambak udang, seperti fluktuasi kualitas air, kondisi cuaca yang ekstrem, hingga masalah lingkungan seperti pencemaran dan limbah, teknologi IoT muncul sebagai solusi inovatif untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan ketahanan terhadap risiko.
Budidaya udang dengan IoT memanfaatkan perangkat canggih untuk memonitor dan mengendalikan berbagai parameter penting di tambak, seperti suhu air, pH, kadar oksigen, dan kadar amonia. Dengan data yang diperoleh secara real-time melalui sensor yang terhubung dengan perangkat lunak khusus, petambak dapat dengan mudah menganalisis kondisi tambak secara menyeluruh dan membuat keputusan yang lebih tepat untuk menjaga kesehatan dan pertumbuhan udang.
Inovasi Budidaya Udang Vaname: Dari Riset hingga Implementasi IoT
Paundra Noorbaskoro mengambil langkah berani dalam mengatasi tantangan yang dihadapi dalam budidaya udang vaname dengan melakukan serangkaian riset mendalam. Ia mulai dengan meneliti berbagai penyakit yang umum menyerang udang, salah satunya adalah hepatopankreas atau Early Mortality Syndrome (EMS), yang disebabkan oleh infeksi bakteri dan menyerang pankreas udang. Penelitian ini tidak hanya memerlukan waktu yang lama, tetapi juga investasi biaya yang signifikan. Dalam perjalanan tersebut, Paundra mengalami kerugian besar, seperti saat menabur tiga ratus ribu benur di enam kolam dan hanya berhasil memanen 80 kilogram udang, yang membuatnya rugi sekitar Rp150 juta. Namun, pengalaman pahit ini tidak mematahkan semangatnya; sebaliknya, ia menjadikannya sebagai motivasi untuk menemukan solusi yang lebih efektif.
Setelah melakukan penelitian yang intensif, Paundra berhasil merumuskan komposisi pakan yang tepat untuk udang vaname dan menjadikannya sebagai Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam pengelolaan tambak. Ia menekankan pentingnya penelitian ilmiah untuk menghasilkan pakan yang dapat meningkatkan kesehatan dan produktivitas udang. Dengan penerapan SOP tersebut, Paundra mampu menciptakan kondisi budidaya yang lebih optimal, yang tidak hanya meningkatkan hasil panen tetapi juga memberikan dampak positif bagi keberlanjutan lingkungan.
Memanfaatkan teknologi, Paundra kemudian mengintegrasikan sistem IoT dalam proses budidaya udang yang dimulainya pada tahun 2022. Melalui sistem ini, ia dapat memantau kondisi air secara real-time, memastikan bahwa parameter yang dibutuhkan oleh udang terpenuhi. Air yang digunakan dalam tambak tidak sembarangan; ia disesuaikan dengan kebutuhan spesifik udang untuk memastikan pertumbuhan yang sehat dan optimal. Dengan kombinasi antara riset ilmiah dan teknologi modern, Paundra Noorbaskoro telah berhasil menciptakan model budidaya udang vaname yang lebih efisien, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.
Efisiensi dan Produktivitas Melalui Teknologi
Teknologi IoT membawa efisiensi dalam setiap tahap budidaya udang. Melalui penggunaan sensor yang ditempatkan di kolam tambak, petambak dapat memantau kondisi air setiap saat tanpa perlu terus-menerus berada di lokasi tambak. Sistem ini dapat memberikan peringatan dini ketika kualitas air berada di luar ambang batas optimal, sehingga tindakan perbaikan dapat segera diambil. Dengan demikian, risiko kematian udang akibat kondisi air yang buruk dapat diminimalisir.
Selain itu, penggunaan IoT memungkinkan petambak untuk mengoptimalkan penggunaan pakan. Sensor IoT dapat menghitung jumlah pakan yang tepat berdasarkan jumlah udang dan kondisinya, sehingga mengurangi pemborosan pakan dan meminimalkan dampak limbah yang dihasilkan. Dalam jangka panjang, ini meningkatkan produktivitas dan mengurangi biaya operasional secara signifikan.
Ketahanan Terhadap Risiko Lingkungan
Salah satu masalah utama dalam budidaya udang adalah dampak lingkungan, terutama pencemaran air akibat limbah tambak. Teknologi IoT dapat digunakan untuk memantau kualitas air dan mengendalikan limbah dengan lebih baik. Sistem pengolahan air limbah (IPAL) yang dilengkapi dengan teknologi IoT memungkinkan air limbah disaring dan didaur ulang sebelum kembali ke lingkungan, mengurangi dampak pencemaran dan menjaga keseimbangan ekosistem.
Di wilayah pesisir seperti Pacitan dan Trenggalek, inisiatif ini telah diterapkan oleh inovator lokal, Paundra Baskoro, yang mengembangkan sistem Smart Farm Village berbasis IoT. Melalui pemantauan limbah dan penggunaan sensor yang akurat, budidaya udang di daerah ini berhasil menjadi lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Selain menjaga ekosistem pesisir, teknologi ini juga membantu nelayan dan petambak di daerah tersebut meningkatkan hasil panen dan pendapatan mereka.
IoT untuk Meningkatkan Daya Saing Pasar
Selain aspek lingkungan dan efisiensi, IoT juga memiliki potensi besar untuk meningkatkan daya saing produk udang di pasar internasional. Dengan data yang diperoleh dari sensor IoT, petambak dapat memastikan bahwa udang yang mereka produksi memenuhi standar kualitas internasional. Misalnya, melalui pemantauan kadar oksigen dan suhu air yang optimal, udang dapat tumbuh dengan lebih sehat dan cepat, menghasilkan produk dengan ukuran dan kualitas yang lebih baik. Hal ini penting untuk memenuhi permintaan pasar yang semakin mengutamakan produk ramah lingkungan dan berkualitas tinggi.
Selain itu, data dari teknologi IoT juga dapat digunakan sebagai bukti sertifikasi bahwa udang yang diproduksi berasal dari tambak yang dikelola secara berkelanjutan. Sertifikasi ini penting untuk meningkatkan nilai jual udang di pasar internasional, terutama di negara-negara yang memiliki standar ketat terhadap produk perikanan.
Masa Depan Budidaya Udang Berbasis IoT
Teknologi IoT telah terbukti memberikan dampak yang signifikan dalam meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan budidaya udang. Namun, untuk memperluas penerapannya, dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, akademisi, dan sektor swasta, sangat diperlukan. Infrastruktur teknologi yang lebih baik, pelatihan bagi petambak, dan akses terhadap perangkat IoT yang terjangkau menjadi kunci untuk memastikan bahwa teknologi ini dapat diakses oleh petambak kecil di seluruh Indonesia.
Di masa depan, budidaya udang berbasis IoT diperkirakan akan terus berkembang dengan penggunaan teknologi tambahan, seperti kecerdasan buatan (AI) dan big data analytics, yang memungkinkan petambak untuk memprediksi tren cuaca, pertumbuhan udang, dan kebutuhan pakan dengan lebih presisi. Kombinasi IoT dan AI diharapkan dapat memberikan solusi yang lebih menyeluruh dan mendorong budidaya udang menuju era yang lebih cerdas dan berkelanjutan.
Teknologi IoT membawa revolusi besar dalam budidaya udang, membantu petambak meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan ketahanan lingkungan. Dengan inovasi seperti yang dikembangkan oleh Paundra Baskoro, budidaya udang di Indonesia dapat menjadi lebih berkelanjutan dan menguntungkan. Potensi besar dari teknologi ini diharapkan dapat didukung oleh semua pihak, agar budidaya udang di Indonesia terus berkembang dan dapat bersaing di pasar global.
Keunggulan dan Tantangan Budidaya Udang Berbasis IoT
Teknologi IoT memungkinkan petani untuk memantau dan mengelola kondisi tambak secara real-time melalui sensor dan perangkat terhubung, sehingga mereka dapat mengoptimalkan parameter seperti kualitas air, suhu, dan pakan dengan lebih akurat. Dengan demikian, potensi produktivitas dapat ditingkatkan, dan risiko kegagalan budidaya dapat diminimalkan. Namun, di balik keunggulan tersebut, terdapat tantangan yang perlu dihadapi, seperti biaya investasi awal yang tinggi, kebutuhan akan infrastruktur teknologi yang memadai, dan pemahaman yang masih terbatas di kalangan petani mengenai penggunaan teknologi ini
Keunggulan Budidaya Udang dengan IoT
- Pengawasan Otomatis Lingkungan Kolam: IoT memungkinkan pemantauan otomatis terhadap kondisi air seperti pH, suhu, dan kadar oksigen yang sangat penting bagi kehidupan udang.
- Efisiensi Pengelolaan Pakan: Dengan bantuan sensor, pemberian pakan bisa diatur secara otomatis berdasarkan kebutuhan aktual udang, mengurangi pemborosan dan biaya.
- Peningkatan Produksi dan Kualitas: Kondisi optimal yang dipantau secara real-time membantu pertumbuhan udang lebih baik dan mengurangi tingkat kematian.
- Pengambilan Keputusan Berbasis Data: IoT mengumpulkan data yang bisa dianalisis untuk perbaikan terus-menerus dalam manajemen kolam dan prediksi hasil panen.
Kelemahan dan Tantangan dalam Implementasi
- Biaya Investasi Awal yang Tinggi: Meskipun IoT dapat meningkatkan efisiensi, biaya awal untuk perangkat keras dan software bisa menjadi penghalang bagi petambak kecil.
- Kebutuhan Keterampilan Teknologi: Diperlukan pelatihan atau tenaga ahli untuk mengoperasikan dan memelihara sistem IoT.
- Ketergantungan pada Koneksi Internet: Lokasi tambak yang terpencil dapat mengalami kendala sinyal internet, yang mengganggu efektivitas pemantauan jarak jauh.
- Pemeliharaan dan Risiko Keamanan Data: Sistem IoT memerlukan perawatan berkala, dan ada potensi risiko terhadap keamanan data jika tidak dikelola dengan baik.
Budidaya udang dengan IoT menawarkan banyak keunggulan dalam hal efisiensi dan peningkatan hasil produksi. Namun, biaya investasi, keterampilan teknis, dan ketergantungan pada teknologi merupakan tantangan yang perlu diatasi agar implementasi teknologi ini lebih luas di kalangan petambak.
Menghubungkan Tradisi dan Inovasi
Dengan bantuan IoT, Baskoro menunjukkan bagaimana teknologi dapat dikombinasikan dengan metode tradisional untuk menciptakan budidaya yang lebih efisien dan berkelanjutan. Pengendalian limbah, peningkatan produktivitas, dan kesejahteraan masyarakat pesisir menjadi tujuan utamanya. Teknologi ini, menurut Baskoro, tak hanya meningkatkan hasil panen, tetapi juga menjadi solusi nyata untuk masalah lingkungan yang dihadapi oleh banyak petambak udang.
Ia berharap dukungan dari pemerintah dan sektor swasta untuk memperluas penerapan teknologi ini, sehingga lebih banyak petambak di seluruh Indonesia bisa merasakan manfaatnya. Dengan pendekatan berbasis data, smart farming berbasis IoT ini berpotensi mengubah masa depan budidaya udang di negeri ini.
Awal Terbentuknya Growpal: Menghubungkan Investor, Petani, dan Pembeli dalam Ekosistem Perikanan Digital
Growpal didirikan oleh Paundra Noorbaskoro sebagai respons terhadap pesatnya perkembangan teknologi digital dan meningkatnya permintaan untuk solusi agrikultur dan akuakultur yang lebih modern dan efisien. Berangkat dari latar belakang pertanian dan bisnis, Paundra melihat adanya peluang besar untuk membawa sektor perikanan Indonesia ke ranah online. Terinspirasi oleh ide bahwa teknologi dapat menyatukan semua pihak dari hulu ke hilir dalam ekosistem perikanan—dari modal awal, proses manufaktur, operasional, hingga penyerapan pasar—Growpal bertujuan untuk menghadirkan perubahan signifikan dalam industri ini. Paundra percaya bahwa digitalisasi dapat membuat proses perikanan menjadi lebih transparan, terstruktur, dan berkelanjutan, sehingga menciptakan dampak sosial dan ekonomi yang lebih luas.
Program Growpal: Kolaborasi Investasi, Petani Ikan, dan Pasar
Growpal berfungsi sebagai platform yang menghubungkan tiga entitas utama dalam industri perikanan: investor, petani ikan, dan pembeli. Melalui platform ini, investor dapat mendanai proyek perikanan yang dijalankan oleh para petani ikan dengan harapan menghasilkan keuntungan dan dampak positif bagi lingkungan. Saat ini, Growpal telah menarik sekitar 1.400 investor, dengan total investasi yang mencapai Rp12,5 miliar, yang kemudian disalurkan untuk berbagai proyek perikanan di seluruh Indonesia. Program Growpal meliputi penyediaan modal bagi petani, pengelolaan operasional, serta akses ke pasar yang lebih luas, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan memperluas pasar perikanan nasional.
Apresiasi dalam SATU Indonesia Awards 2022
Perjuangan dan inovasi Paundra di bidang teknologi dan lingkungan tidak luput dari perhatian. Pada tahun 2022, ia menerima Apresiasi SATU Indonesia Awards di bidang Teknologi. Penghargaan ini diberikan kepada individu yang memiliki dedikasi tinggi dalam memberikan dampak positif bagi masyarakat. Paundra adalah contoh nyata bagaimana inovasi teknologi dapat digunakan untuk mendukung kelestarian lingkungan, sembari tetap mendorong pertumbuhan ekonomi.
Inisiatif seperti yang dilakukan oleh Paundra menginspirasi banyak generasi muda di Indonesia untuk terus berkarya dan berinovasi dalam memecahkan berbagai masalah sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Sumber Artikel
https://dataindonesia.id/agribisnis-kehutanan/detail/produksi-udang-indonesia-cetak-rekor-pada-2022
SATU Indonesia
YouTube KBR.ID
0 komentar