My Story

Virtual Diary

Creative Blog

Dibalik Secangkir Kopi

by - Juni 12, 2015



Pernahkah sebuah tulisan mengantarkanmu pergi ke tempat yang jauh?

Sebuah kisah “Tenggelam di Perkebunan Kopi Robusta Puncak Simun” terpilih mengantarkan saya ke salah satu perkebunan kopi dan pabrik terbesar di negeri ini. Mengikuti perjalanan panjang secangkir kopi, mengikuti prosesnya dan mengintip konsep pabrik panjang di lampung untuk kemudian saya tulis kembali, sehingga mampu membuka pandangan dari begitu banyak kepala.

Karena bagi saya, anggap saja dunia perlu banyak membaca, agar kita... lebih sering menulis.

........

Sore hari, saya memutar anak kunci untuk membuka pintu halaman belakang rumah agar udara yang lebih bersih masuk tidak hanya dari kisi-kisi jendela. Suara air mancur, taman, ikan koi sebesar paha orang dewasa dan lembaran lebar daun aglonema menjadi pemandangan keseharian yang saya sukai. Saya pecinta udara sejuk, hujan, kopi dan tanaman. Tidak hanya itu, aroma kopi dan ponsel yang berdering menuntaskan sebuah kabar baik, pihak Nescafe memberikan kabar bahwa tulisan saya terpilih menjadi salah satu The Winners Blog Competition di balik secangkir kopi yang akan ikut trip ke perkebunan kopi terbesar di Indonesia. Suara di ujung ponsel memastikan apakah saya bersedia untuk menjadi bagian dari finalis yang akan diikutsertakan ke lampung? Sebagai pecinta kopi, tanpa ragu, saya mengiyakan dengan cepat.



Dan semoga kabar baik, akan selalu menjadi baik.

Pergi ke perkebunan kopi bukan menjadi hal yang baru bagi saya, seperti yang telah saya jelaskan di tulisan saya sebelumnya, bahwa saya adalah Coffee Addict dan salah satu kerabat dekat keluarga kami yang sering saya panggil dengan sebutan bapak adalah tengkulak kopi yang bertempat tinggal di Puncak Simun. Begitu cintanya dengan kopi, saya selalu berkunjung ke sana, ketika kopi sedang berada pada musim panen yang dinamakan “Petik Merah” karena Red Cherry atau biji kopi yang berwarna merah adalah biji kopi dengan kualitas paling baik untuk dipetik, petani di sana bahkan sudah mempunyai edukasi itu.

Tahun lalu, saya ditawari untuk menyewa lahan di daerah Puncak Simun untuk ditanami pohon kopi, banyak petani garap di sana (Petani yang mengelola lahan orang lain) namun karena pertimbangan banyak hal, ilmu kopi, tekhnik budidaya yang masih minim, saya ragu. karena bagi saya terjun di dunia bisnis, perkebunan, atau apa pun itu, jika sama sekali tidak memiliki ilmu dan jalur pemasaran yang baik sama saja dengan “Bunuh Diri”

Setelah mengikuti trip ke lampung dan mengetahui banyak hal mengenai konteks “Nescafe Plan” berbincang banyak dengan agriculture specialist dan berkunjung ke Demo Plot Nursery. Menyimak mata rantai dari perkebunan kopi – ke petani – ke KUB – sampai kemudian diolah menjadi produk jadi dan bermetamorfose menjadi secangkir kopi Nescafe yang dapat kita nikmati sekarang. Perjalanan singkat itu, ternyata mampu menghidupkan kembali keinginan untuk mempunyai perkebunan kopi. Di puncak simun kebetulan banyak lahan kosong yang disewakan, banyak petani garap yang memang dari keluarga dekat dan kami pun memiliki banyak kenalan dengan para tengkulak kopi. Setidaknya kelak, ilmu dalam perjalanan kemarin bisa mengantarkan kami menjadi salah satu bagian dari orang-orang yang membantu lingkungan dengan menciptakan lahan yang pada awalnya tidak produktif diubah menjadi lahan yang lebih produktif dan menguntungkan. Karena selain kopi, di lahan itu juga bisa ditanam tanaman penyela seperti: lada, cengkeh, dan umbi-umbian yang membantu pemasukan setelah musim panen berakhir. Doakan. Semoga.

Sehari sebelum keberangkatan...

Menyimak penjelasan dari Bapak Rizkie
Itinerarynya masih belum saya terima, bahkan sampai pukul 18.00 WIB saya masih sibuk menunggu kepastian waktu jadwal keberangkatan. Pukul enam sore lebih sekian menit, akhirnya ponsel berdering kembali dan mendapatkan info terbaru untuk berkumpul di Gedung Nestle Perkantoran Hijau Arkadia – Jakarta Selatan, pukul delapan pagi. Esoknya, taxi yang saya tumpangi meluncur tanpa hambatan, saya sampai di Gedung Nestle pukul 06.56 WIB. Sebelum keberangkatan kami dilepas oleh ceremonial dari Bapak Rizkie yang menjelaskan perjalanan ke lampung nanti, walaupun konsentrasi sedikit terpecah karena mencuri-curi pandang ke koh Alex seleb instagram dan twitter yang ikut serta dalam perjalanan para finalis ke Lampung. Sebab secara kebetulan saya adalah salah satu fans ia sejak dulu. Sehingga sejak awal, ekspektasi saya telah memiliki gambaran perjalanan yang menyenangkan.

Exited... Says Hello, Tanggamus.

Perjalanan kami ke lampung menempuh perjalanan darat, dengan begitu akan lebih banyak pemandangan dan cerita yang bisa dinikmati selama perjalanan. Menempuh waktu kurang lebih 10 jam, sedikit lebih lama dari perkiraan, sebab kapal yang kami tumpangi sempat antri terombang-ambing di laut untuk sampai ke pelabuhan. Kami sampai di hotel agak malam, lelah, dan tidur.
Ketika sampai pada hari keberangkatan ke perkebunan kopi, saya berusaha untuk membuka mata, sekedar lebih banyak melihat dan sedikit tidur selama perjalanan, upaya membangun tanggung jawab untuk menceritakan kembali apa yang telah saya lihat dan apa saja pengalaman yang didapat hari ini. Dari lampung kota kita banyak menemui lambang siger, yang menandakan ciri khas kota lampung, siger merupakan perlambang saling menghormati, tak terasa mobil kami telah menuju ke daerah kecamatan Pesawaran-kabupaten Tanggamus, daerah yang melewati hijaunya alam dan indahnya perbukitan, walaupun di beberapa tempat tampak cerukan tanah di bukit-bukit ulah kuasa pertambangan, di kiri-kanan halaman rumah mereka banyak ditanami pohon coklat, sebagian halaman lagi untuk menjemur biji kopi. 

Education and Development Farm milik PT Nestlé Indonesia
Ternyata di Lampung tidak jauh beda dengan Tanjung Balai Karimun, sebab di sana, masih sering kita dapati pemandangan bukit, pantai, dan jalan yang turun naik, rasanya seperti kembali ke kampung sendiri. Setelah menuju ke daerah kecamatan pringsewu kabupaten Tanggamus mobil yang kami tumpangi sudah mulai mengalami kemacetan dan jalan tersendat, berpapasan pada jalan sempit yang otomatis memperlambat laju kendaraan, walaupun tidak sampai mengelus dada seperti Kota Jakarta. Sesampainya di kecamatan Palang Tadang Kabupaten Tanggamus kita sampai di perkebunan kopi percontohan. Sebagian kopi yang dibudidayakan di Tanggamus adalah jenis kopi Robusta. Kebun yang kita datangi adalah Education and Development Farm milik PT Nestlé Indonesia, produsen brand kopi legenda di dunia, Nescafe. Kebun yang menjadi salah satu bagian dari kampanye The Nescafe Plan yang digunakan sebagai sarana edukasi bagi 15.000 petani kopi binaan Nestlé di Tanggamus. Nestle juga bekerja sama dengan pemerintah dan Syngenta beberapa stakeholder yang membantu pembibitan kopi. 



Di sana, kami disambut hangat oleh mas Lukman dan mas Yudi salah satu Agronomis serta mbak Tika dan mbak Linda dari UGM. Mereka adalah Pejantan Agronomis dan srikandi-srikandi kopi yang berkompeten menjelaskan tentang budidaya kopi. Di kebun percontohan ada 1100 pohon kopi dengan 5 jenis klon. Kopi robusta ini adalah turunan dari cofea caneophora. Kopi robusta sangat cocok ditanam di daerah tropis yang basah. Dengan budidaya intensif akan mulai berbuah pada umur 2,5 tahun. Agar berbuah dengan baik, tanaman ini membutuhkan waktu kering 3-4 bulan dalam setahun dengan beberapa kali turun hujan. Tanaman kopi robusta menghendaki tanah yang gembur dan kaya bahan organik. Tingkat keasaman tanah (pH) yang ideal untuk tanaman ini 5,5-6,5. Kopi robusta dianjurkan dibudidayakan dibawah naungan pohon lain. Ulas mas Lukman dengan lancar dan ramah.

Oleh sebab itu sumber bibit tanaman kopi robusta tidak disebut varietas melainkan klon. Klon mayoritas yang berada di kebun percontohan di sini adalah BP 939 yang jumlahnya sekitar 34 pohon. Ada pula yang klon BP 42 digunakan untuk membantu penyerbukan (Jantan) serta klon-klon yang lain.
Di bawah tanaman kopi kita bisa melihat tanaman arasis yang berfungsi untuk menjaga kelembapan tanah. Serta ditemui tanaman penaung atau tumpang sari yang berfungsi sebagai pupuk alami dan  sumber Nitrogen.
Negara Indonesia adalah negara terbesar penghasil kopi ke 3 di dunia setelah Brazil dan Vietnam. Dan Lampung adalah provinsi penghasil kopi terbesar di Indonesia. PT. Nestle mengupayakan agar lampung bertahan menjadi penghasil biji kopi robusta dengan kualitas terbaik, dengan melakukan peremajaan kopi, dan memberikan 18 juta bibit kopi ke petani, mengingat banyak pohon kopi yang telah tua dan berumur diatas 20 tahun.

Jika ada pertanyaan mengapa diperlukan peremajaan tanaman kopi? Sebab pohon kopi yang telah tua akan berkurang produktifitasnya dan mengurangi kualitas biji kopi yang dihasilkan. Dan pada konsep Nescafe Plan, bibit kopi sendiri didatangkan berasal dari ICCRI (Indonesian Coffee and Cocoa Research Institute) atau lebih dikenal sebagai Pusat Penelitian Bibit kopi dan Kakao Indonesia untuk memberikan bibit kopi yang terbaik bagi petani.

PT. Nestle mengajak masyarakat luas untuk ikut peduli akan kelestarian pertanian kopi yang berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan para petani kopi di Lampung dan melibatkan petani lokal. Konsep Nescafe Plan ini disambut gembira oleh para petani kopi di sana, sebab mata pencaharian utama masyarakat di Lampung, khususnya daerah Tanggamus banyak yang menjadi petani kopi. Tidak ada keharusan bagi petani kopi untuk menjual hasil panen mereka ke PT. Nestle. 

Lalu, mengapa mereka sangat menyambut gembira dengan kedatangan PT. Nestle di daerah mereka? Dari perbincangan sekian banyak petani yang saya tangkap dari aspirasi mereka adalah; 

“Mereka sangat mencintai PT.Nestle dan berharap menjalin kemitraan yang berkelanjutan. Alasan mereka simple, PT. Nestle begitu menghargai petani dengan membeli kopi mereka dengan harga “Global Market” atau harga pasar global. Dan tidak hanya itu, mereka pun mendapat edukasi ilmu kopi melalui penyuluhan di lingkup kelompok tani di daerah mereka untuk mendapatkan bibit kopi kualitas terbaik secara gratis dengan mendatangkan agriculture specialist dan orang-orang yang lebih passionate di bidang kopi melalui keberhasilan konsep Nescafe Plan. Dan salah satu kalimat yang sangat menyentuh hati saya, ketika saya mendengar saran apa yang hendak mereka kemukakan ke pihak Nestle, jawabannya adalah “Nestle, jangan pernah tinggalkan petani.”””

Sejenak setelah mengendurkan syaraf yang tegang akibat lelah berkeliling perkebunan, saya pun mendekati mbak Tika dan bertanya-tanya mengenai pelatihan apa saja yang diberikan kepada petani? Ia menjelaskan tentang 6 Modul Pelatihan yang akan diajarkan, meliputi:

·         Manajemen kebun
·         Konservasi lahan
·         Produktifitas
·         K3
·         Kualitas
·         Evaluasi

Sebagai perempuan pecinta kopi, pekerjaan menulis membuat saya menghabiskan bercangkir-cangkir kopi cappucinno sehari. Dalam setiap perjalanan menjadi hal wajib untuk menyediakan termos berisi kopi di bawah dashboard mobil ketika pergi. Namun melalui trip ini saya merasa kontribusi yang diberikan Nescafe begitu besar dan lebih mencintai kopi selain saya: 

"Sebegitu besar Nescafe mencintai kopi, Sebegitu besar pula Nescafe dalam naungan PT. Nestle dicintai petani"
Proses Tradisional
Setelah berkeliling perkebunan, kami diajak juga untuk melihat KUB (Kelompok Usaha Bersama) yang menjadi supplier Nestle dengan proses yang beragam, baik itu melalui proses tradisional dan modern. Pada pengolahan tradisional kami bertemu dengan bapak konstianto di KUB Robusta Prima yang masih mengharapkan sundrying (pengeringan dengan membutuhkan panas matahari) serta proses dan pengolahan yang modern oleh bapak Hartono di KUB Bintang Jaya yang telah memiliki alat oven dalam proses pengeringan biji kopi sehingga tidak bergantung kepada cahaya matahari.

Kami pun mempelajari bagaimana cara pembibitan yang baik dari mbak Linda srikandi kopi UGM. Selama mbak Linda menjelaskan, saya sibuk menulis apa yang ia terangkan. Bahwasanya, bibit yang datang dari ICCRI harus segera ditanam, dimasukkan ke dalam polybag, disiram, kemudian disungkup atau ditutup plastik bening kurang lebih 21-30 hari. Setelah penyungkupan selesai dilakukan proses pembukaan sungkup, setiap hari dilakukan secara berkala dibuka selama satu jam, esok hari dua jam, begitu seterusnya sampai kemudian proses pengungkupan selesai. Setelah sampai pada waktu 30 hari, dan sungkup selesai di buka, baru kemudian dinyatakan siap untuk didistribusikan ke petani. Petani yang menginginkan bibit gratis dari Nestle harus mengisi form lokasi di lahan mana mereka akan menanam terlebih dahulu untuk mengetahui bibit apa yang cocok untuk diberikan. Dan para petani juga mengikuti edukasi tentang penanaman kopi atau biasa kita sebut petani binaan. Jadi mereka sedikit banyak telah mengetahui bagaimana cara menanam kopi dan mampu menghasilkan kopi dengan kuantitas dan kualitas biji kopi yang terbaik.

Kopi yang dijual kepada Nestle untuk pihak Nescafe hanya kopi yang berkualitas dan telah mengalami proses penurunan kadar air tidak lebih dari 12 % dan defect maksimal 80.
Defect adalah cacat dalam biji kopi. Untuk menetapkan mutu kopi, Indonesia menggunakan Sistem Nilai Cacat (Defects Value System) sesuai keputusan ICO (International Coffe Organization). Dalam system cacat ini, semakin banyak nilai cacatnya, maka mutu kopi akan semakin rendah dan sebaliknya semakin kecil nilai cacatnya maka mutu kopi semakin baik dan berkualitas. Sedangkan Nescafe hanya menerima biji kopi dengan mutu (Grade) 4b yaitu nilai cacat (value defect) antara 60-80.  Penentu defect antara lain adalah, biji hitam, biji pecah, biji cokelat, kulit ari, dan benda asing seperti ranting, tanah, atau batu.

Cara menghitung defect kopi (sumber: youtube)



Di kebun Demoplot area Nursery (Lahan pembibitan) KUB milik bapak konstianto wangi kopi sudah mulai semerbak.

“Sebab, sejauh apa pun kita pergi, aroma kopi selalu mampu membuat kita kembali dan merasa berada seperti di rumah sendiri.”

Benar saja dugaan saya, sudah ada meja yang telah tertata rapi menyediakan kopi dengan cangkir-cangkir yang telungkup. Saya berkesempatan untuk mencicipi kopi Robusta milik petani di sini. Aroma yang kuat dan rasa kopi yang khas membuat kelelahan saya terbayar sudah.

Next, berkunjung ke Pabrik Panjang.


Di sini, dimulai proses pengolahan kopi menjadi kopi instan Nescafe. Pak Budi Utomo selaku Factory Manager Nestle membuka acara visit Nescafe pagi ini, “Selamat datang di pabrik Panjang” sahutnya dengan penuh percaya diri lembut dan ramah. Kemudian menjelaskan tentang slogan atau tagline “Safety Start With Me” yang menjadi keyakinan para pekerja pabrik, khususnya kami yang berkunjung untuk menyadari bahwa keselamatan dimulai dari kesadaran masing-masing (self awareness) sehingga perilaku tertib terhadap standar-standar keselamatan telah menjadi kebiasaan. Tanggung jawab, memang idealnya dimulai dari diri sendiri. Semangat pagi! ujar pak Budi membangkitkan semangat kami. "Semangat!" Jawab kami serentak.

Dari prinsip itulah kita mampu memeriksa peta diri dan menghargai prinsip yang benar, maka paradigma sesungguhnya akan tercermin berdasarkan pada prinsip dan kenyataan di mana suara hati berperan sebagai kompasnya.

Sempat ada sesi tanya jawab mengenai pengetahuan kami tentang kopi, dan saya termasuk yang beruntung mendapatkan merchandise sebuah gantungan kunci berbentuk cangkir Nescafe untuk dibawa pulang sebagai kenang-kenangan karena menjawab salah satu pertanyaan dari pak Eksan.

Yang lebih menarik perhatian saya kembali adalah ketika Ibu Lucy Lyl bagian HRD menjelaskan secara gamblang mengenai CSV “Creating Shared Value” dengan bahasa yang apik dan mudah dipahami. Pemberian tanaman bibit kopi berkualitas serta kampanye ‘Di Balik Secangkir NESCAFÉ’ merupakan bagian dari Creating Shared Value (CSV) Nestlé yang tidak begitu banyak masyarakat mengetahui.  Nestlé, mempunyai komitmen penuh untuk melakukan pembangungan berkelanjutan dengan membantu para petani untuk meningkatkan produktivitas kebun kopinya dan kualitas biji kopi yang dihasilkan, sehingga dapat membantu memperkuat keamanan pangan nasional, dan pada saat yang bersamaan meningkatkan kondisi sosio ekonomi para petani, membantu memastikan keberlanjutan lingkungan dan pengembangan kopi yang berkelanjutan, yang merupakan program yang sangat penting di Indonesia. Nestle pun percaya bahwa untuk mencapai kesuksesan dalam jangka panjang harus menciptakan manfaat bersama bagi masyarakat dan dalam konteks ini, NESCAFÉ berupaya mengembangkan produksi kopi yang berkelanjutan di Lampung serta meningkatkan kesejahteraan para petani melalui kemitraan berkesinambungan.

Seperangkat kecakapan khusus seperti empati, disiplin diri, inisiatif akan membedakan antara mereka yang sukses sebagai bintang kinerja dengan hanya sebatas bertahan di lapangan pekerjaan dan keuntungan semata.  Hal tersebut telah disadari perusahaan-perusahaan raksasa dunia saat ini, termasuk Nestle. Sebab prinsip RSV (Responsibility Shared Value) tidaklah cukup.
Mereka menyimpulkan:

“Inti kemampuan pribadi dan sosial merupakan kunci utama keberhasilan seseorang atau perusahaan, sesungguhnya ada dalam pengembangan kecerdasan emosi (Emotional Spiritual Quotient) dari para pengelolanya”

Dan Nestle merupakan salah satu yang mengambil konsep Creating Shared Value dengan kunci kecerdasan emosi yang mengembangkan kemampuan untuk merasa dan peduli, terhadap masyarakat, lingkungan, pemerintah dan semua lingkup penunjang produksi mereka.

Di pabrik panjang ini, kopi melalui banyak proses tahapan.


Biji kopi kembali diseleksi untuk menghindari dan memastikan biji-biji kopi tersebut bersih dan tidak tercampur benda-benda asing seperti bau karung, bau tanah dan banyak hal lain, sehingga mendapatkan hasil yang terbaik dan aman untuk diproses. Biji kopi mengalami proses roasting (pemanggangan). Ini adalah proses penting yang menentukan karakter kopi. Biji kopi jenis terbaik pun, jika tidak mengalami proses roasting yang tepat, akan kehilangan cita rasa dan aromanya.  Kemudian  biji kopi mengalami proses grinding hingga menjadi kepingan-kepingan kecil biji kopi. Kepingan-kepingan kecil biji kopi tersebut mengalami proses ekstraksi dengan dialirkan air panas, sehingga berbentuk liquid dan terbuang ampasnya.  Limbah ampas kopi tidak dibuang percuma oleh pihak Nescafe melainkan menjadi bahan utama pembakaran sehingga perjalanan produksi pun ramah lingkungan. Ekstrak kopi tersebut mengalami proses pengentalan melalui mesin yang mengeluarkan uap panas. Sampai selanjutnya masuk dalam proses Enhanced Recovery Aroma (ERA)  Teknologi ini mampu menangkap aroma kopi yang menguap selama proses pemanggangan dan penggilingan, kemudian menyimpannya sampai akhir proses pengolahan. Teknologi ERA juga dapat memasukkan kembali aroma kopi tersebut sebelum kopi cair diubah menjadi kopi bubuk.

Perjalanan panjang yang mampu membuat kita menangkap bagaimana aroma kopi Nescafe begitu nikmat untuk dinikmati. Bubuk kopi instan Nescafé yang sudah siap, akan diproses ke bagian pengemasan. Air limbah dari pabrik panjang pun telah mengalami proses sampai benar-benar bersih baru mereka kembalikan ke lingkungan. Serta penggunaan bahan bakar gas dikombinasikan dengan cangkang kelapa sawit dan limbah ampas kopi yang berfungsi untuk menekan dan menurunkan gas emisi yang dihasilkan pabrik. Limbah ampas kopi pun digunakan sebagai media tanam bagi tanaman. Kualitas dan penanganan pabrik Panjang di Lampung ini sangat luar biasa, baik itu dari proses produksi sampai pengolahan limbahnya.

Bagian yang membuat kami tertarik adalah ketika coffee tasting atau lebih dikenal dengan sebutan coffee cupping. Sebagai pecinta kopi hal seperti ini menjadi hal menarik untuk menambah pengetahuan dan melatih kemampuan rasa. Dilakukan untuk menentukan karakteristik dari sebuah paduan kopi atau untuk mempelajari asal-usul jenis biji kopi tertentu. Seorang pencicip kopi menilai kopi berdasarkan tampilan, aroma, kandungan, dan citarasa yang didapatkan saat pertama kali menghirup aroma dan menyeruput kopi. Coffee tasting, punya trik tersendiri. Kopi yang sudah dituang ke sendok yang satu kemudian dipindahkan ke sendok yang lain untuk menjaga agar pada proses tersebut tidak tercampur liur, kemudian diisap dengan sekuat tenaga oleh mulut. Hal itu dilakukan untuk mengaktifkan seluruh syaraf lidah, mulai dari depan hingga masuk paling belakang, di mana perasa pahit berada. Dengan teknik tasting seperti itu, rasa kopi yang masuk ke mulut dapat diidentifikasi dengan maksimal. Agar tidak ada pengaruh bau, rasa, dan bahan asing yang tercampur ke dalam kopi.
Coffee Tasting

Nescafé sendiri punya standar coffee tasting untuk memastikan produk yang beredar di pasaran berkualitas tinggi. Satu sesi tasting diikuti oleh empat panelis yang bertanggung jawab untuk memeriksa apakah dalam produk yang dicoba mengandung rasa yang tidak sewajarnya, panelis-panelis tersebut adalah bagian dari karyawan Nestle yang dirolling dan telah mendapatkan pelatihan untuk coffee tasting.

Di belakang pabrik panjang kita bisa menemukan kebun yang luas dengan hasil dari pengolahan kompos ampas kopi sebagai pupuk yang menjadikan tanaman di sana menjadi subur. Pabrik Panjang Nescafe sangat bersih, higienis dan steril. Bahkan kantin Pabrik Panjang  mengedepankan kebersamaan para karyawan, menu makanan karyawan pabrik Panjang baik itu ditingkat manager, karyawan pabrik biasa, tidak ada perbedaan dan terlihat begitu menjalin erat kekeluargaan. Terlebih yang membuat saya terkesan lagi, di Pabrik Panjang menyediakan “Nursing Room”atau ruang bagi mama perah karyawan yang begitu nyaman dan bersih serta dilengkapi dengan kulkas serta sterilizer untuk membersihkan perlengkapan memompa," jelas pak Eksan kembali dengan antusias.

Dan tidak heran, mengapa Nescafe memilih mendirikan pabrik di Lampung, sebab kopi Robusta dari Lampung banyak diminati industri kopi dunia seperti Amerika, Eropa, Korea dan Jepang. Robusta Tanggamus memiliki ciri khas dibandingkan kopi di wilayah lain. Pasalnya, ini sangat bergantung pada kesuburan tanah di Tanggamus dan pengelolaannya yang menggunakan pupuk alami. Letak geografis juga memberi pengaruh pada ciri khas kopi Tanggamus. Kopi robusta dapat ditanam di atas ketinggian 600 meter di atas permukaan laut (mdpl), sebab kopi yang ditanam di antara ketinggian 100 hingga 200 mdpl rasanya agak hambar. Dan kebetulan kami di lampung mengunjungi perkebunan kopi dengan ketinggian di atas 600 meter milik petani yang bekerja sama dengan KUB Bintang Jaya yang kebetulan salah satu KUB pemasok kopi untuk PT. Nestle.

Sampai tiba di hari terakhir kami di lampung. Diiringi hujan gerimis yang mengetuk-ngetuk lemah jendela lobby hotel, udara sejuk, serta langit kota Lampung seolah ikut bersedih menghantarkan kepergian kami. Puas menjalani proses panjang secangkir kopi membuat saya kembali dengan banyak senyum ke rumah, mendapatkan pengalaman, pengetahuan, pertemanan, serta menuliskan banyak hal baik untuk segera dapat diceritakan. Setiap tulisan mempunyai jiwa sendiri yang menentukan karakter dari masing-masing penulis. Banyak sekali penulis yang menyalahgunakan sebuah tulisan untuk mendapatkan imbalan dan hal buruk yang lain. Kebetulan kakek saya adalah penulis skenario, sutradara, dan salah satu seniman sastra kota Bekasi yang telah dianugerahi DKB Award 2009 dari Dewan Kesenian Bekasi. Pesan beliau yang terdengar klise dan mempunyai makna terdalam yang selalu saya ingat adalah:

“Menulislah karena suka, menulislah karena cinta, bukan atas dasar meminta. Kelak, segala tulisan akan membuatmu kembali memberikan segala apa yang bahkan luput kau pinta”

Tempat saya biasa menulis
Lalu, segeralah menulis. Sebab suatu saat, kita akan memasuki usia senja dan lupa. Menjadi keriput seperti kulit anggur 2 hari kemarin, namun memaksakan diri untuk tetap mengingat. Kelak, biarkanlah tulisan yang akan membantumu mengingatnya.

Bukankah sebuah tulisan juga memiliki takdir yang sama dengan secangkir kopi? Menjadi teman setia berpikir dan duduk berlama-lama. Kepul asap kopi menari-nari di samping meja laptop tempat saya menulis. Aroma kopi Nescafe dengan takaran yang tepat tentu akan menjadikan secangkir kopi yang nikmat. Nescafe “Coffee tastes better when shared with good friends”



Inilah kisah sederhana yang saya miliki dibalik secangkir kopi.
Special thanks untuk: Mas Ade Sonnyville, mbak Dewi, mbak Mila, mas Legono dari kompas, finalis blogger dibalik secangkir kopi, mas Jaka, koh Alex dan semua yang telah menjadi bagian dari kenangan manis kemarin.
We love u Nestle, we love u Nescafe.
Cheers.....

Dessy Achieriny
Bekasi, 9 juni 2015
Artikel ini dan artikel kopi yang lain saya posting juga di kompasiana--> 
http://www.kompasiana.com/dessyachieriny/menulis-adalah-bagian-dari-cara-menolak-lupa-dibaliksecangkirkopi_557ff6711193732f160285d3
imagesources: koleksi pribadi, @amrazing dan website Nescafe




You May Also Like

2 komentar

  1. diskripsnya bagus gan, sangat bermanfaat dan memberikan informasi wawasan lebih luas.. thx

    BalasHapus