My Story

Virtual Diary

Creative Blog

David dan Andespin Penjaga Laut Pesisir Selatan, Hidupkan Gerakan Konservasi

by - September 11, 2023

 





Rindu rasanya, mendengar debur ombak di laut, memandang kapal yang terlihat pasrah terguncang saat tengah bersandar di tepian dan nelayan yang sibuk dengan aktivitas mereka ketika memperbaiki pukat dan kapal. Kehidupan sederhana yang seringkali membuat kita kembali hidup, sekedar merasakan kesederhanaan dan ketenangan. Bagaimana tak cinta dengan negeri kelautan ini, mungkin...hal ini juga yang menjadi langkah nyata David Hidayat seorang anak pesisir yang berjasa menggerakkan konservasi sebagai cermin semangat hari ini untuk masa depan. 


Indonesia adalah negeri sejuta lautan. Wilayah surga bagi para penyelam dan pecinta keindahan bawah laut. Pesona laut negeri ini, memiliki potensi besar dalam keanekaragaman sumber daya hayati. Penangkapan ikan dan budidaya perikanan, bahkan mampu menjadi sumber penting bagi perekonomian negara. Menjaga kekayaan negeri tak bisa dilakukan sendiri, banyak pihak harus berkomitmen untuk melindungi, melestarikan, dan mengelola sumber daya laut dengan bijaksana, serta meningkatkan investasi dalam infrastruktur dan teknologi. Kemajuan bangsa, saya rasa dapat terlaksana jika tahapan tersebut mampu dilakukan, sehingga Indonesia berhasil mengukir cerita kemajuan dan bersanding dengan negara maju lainnya. 


Sumber daya hayati yang tak ternilai harganya dari segi ekonomi atau ekologi adalah sumber daya terumbu karang. Jika sumber daya terumbu karang disandingkan dengan pengembangan wisata bahari, tentunya mempunyai andil dan berdampak besar. Karena keberadaan terumbu karang, sangat penting dalam pengembangan berbagai sektor termasuk sektor pariwisata.


Seberapa Penting Terumbu Karang bagi Lautan? 


Perlu kalian ketahui, bahwa kehidupan di terumbu karang berdasar oleh hubungan saling tergantung antara ribuan makhluk. Keterkaitan rantai makanan adalah salah satu dari bentuk hubungan tersebut. Tidak cuma itu, proses terciptanya pun tidak mudah dan membutuhkan proses dan jangka waktu yang lama. Terumbu karang membutuhkan waktu berjuta tahun hingga dapat tercipta secara utuh dan indah serta menjadi rumah bagi biota laut di dalamnya. 


Ketua Anak Desa Sungai Pinang, David Hidayat (Foto: Irwanda/Langkan.id)


David Hidayat, Penerima Apresiasi SATU Indonesia Award 2022 dari Astra di Bidang Lingkungan 

Salah satu superhero laut yang saya ingat adalah David Hidayat, sosok anak pesisir yang tinggal di Nagari Sungai Pinang Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat ini, mampu meraih prestasi sebagai salah satu profil penerima Apresiasi dari Pihak PT Astra International Tbk dalam Ajang SATU (Semangat Astra Terpadu) Indonesia Award 2022.

Salah satu usahanya dalam melestarikan lingkungan di pesisir Nagari Sungai Pinang ternyata diapresiasi oleh pihak Astra Indonesia pada tahun 2022 kemarin. David menjadi salah satu dari enam penerima penghargaan dari seluruh Indonesia. Dalam hal ini David memenangkan kategori Lingkungan.

Lokasi tinggal di pesisir pantai, membuatnya mencintai laut, terumbu karang dan biota laut. Rasa cinta inilah yang mendorong ide kreatif tercetusnya gerakan maju dan bergerak dalam upaya pelestarian ekosistem laut di daerahnya tersebut hingga terbentuknya Andespin, akronim dari Anak Desa Sungai Pinang yang merupakan sebuah program yang berfokus pada kegiatan konservasi ekosistem pesisir Laut Sungai Pinang dan pemberdayaan ekonomi masyarakatnya.  Terlebih David juga sadar akan pentingnya Hutan bakau, padang lamun dan terumbu karang yang merupakan tiga ekosistem penting di daerah pesisir. Hutan bakau, padang lamun dan terumbu karang berperan penting dalam melindungi pantai dari ancaman abrasi dan erosi serta tempat pemijahan bagi hewan-hewan penghuni laut lainnya.


David dan Andespin, Penjaga Laut Pesisir Selatan yang Giat Kembangkan Ekosistem 

Lahirnya Andespin, dimulai David Hidayat sejak 2014  di Nagari Sungai Pinang, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Kerusakan di wilayah pesisir akibat perilaku masyarakat yang tidak bertanggung jawab dan banyaknya potensi alam yang tidak dimaksimalkan. Mengakibatkan kian fatalnya kerusakan yang ada di laut dari penggunaan alat tangkap ikan yang tidak ramah lingkungan, para wisatawan yang tanpa sadar merusak membunuh biota laut yang hidup di sekitar, hingga rusaknya terumbu karang, rumah bagi para biota laut di dalamnya. Hal ini semakin memperparah kerusakan wilayah pesisir Laut Sungai Pinang. Karena hal tersebut, akhirnya David mulai memprakarsai ANDESPIN Dee West Sumatra untuk lahir dan mulai eksis memberikan gerakan kemajuan. Jika tidak ada tangan-tangan yang bergerak untuk memperbaiki, maka sudah dipastikan bahwa, akan ada kerusakan yang membuat berkurangnya kehidupan biota laut. Jika dibiarkan akan berdampak pada kelestarian alam dan kondisi ekonomi masyarakat. 


Setelah menyelesaikan Sarjana Perikanan dan Kelautan dari Universitas Bung Hatta, Padang, Sumatera Barat, David mendirikan sebuah komunitas penggerak yang seluruh anggotanya adalah pemuda Nagari Sungai Pinang di kampung halamannya. Melihat banyak potensi kelautan dan perikanan yang belum dimaksimalkan, David kemudian membentuk Andespin untuk mengatasi hal ini.


Andespin dibentuk sebagai gerakan sosial yang bertujuan memberikan hal-hal positif untuk lingkungan baik generasi muda hingga masyarakat secara umum melalui berbagai kegiatan di dalamnya. Pengetahuan dan pengalamannya selama kuliah dan aktif dalam berorganisasi menjadi bekal untuk mengembangkan program yang kini bisa dikatakan menjadi pekerjaan utamanya. Program yang mampu mengisi hal-hal positif bagi generasi muda masyarakat sungai Pinang untuk lebih produktif dan mampu menghadapi tantangan hidup di masa depan. 




Langkah Nyata Program Andespin

David bersama kawan-kawan Andespin mendorong warga setempat untuk melakukan hal baik yang bermanfaat bagi laut, diantaranya:

  • Menanam kembali terumbu karang 
  • Menanam pohon mangrove
  • Menangkar penyu
  • Membudidayakan rumput laut
  • Kegiatan monitoring rutin 
  • Pemberantasan illegal logging
  • Pemberantasan illegal fishing 
  • Melakukan kampanye lingkungan
  • Melakukan kegiatan konservatif 
  • Kegiatan pembinaan mencangkup taman baca, belajar bahasa inggris, mengenal seni tari, olahraga, wisata, surfing dan edukasi mengenai lingkungan 
  • Memberikan pelatihan pemulihan ekonomi dengan cara membatik dan membuat kopi

Kegiatan penanaman pohon mangrove 



Cakupan Wilayah yang Berhasil Dikonservasi Mencapai 70% 


Fokus kegiatan Andespin kini tak hanya berkutat untuk memperbaiki daerah pesisir saja, namun kini mulai meningkat dan merambah ke bidang pendidikan dengan memberikan pembinaan bagi anak-anak usia dini namun juga ke bidang perekonomian untuk membantu mensejahterakan masyarakat. Komunitas Andespin bergiat sejak 2014 hingga kini cakupan wilayah yang sudah dikonservasi mencapai 70% dari target. Angka yang cukup dibilang berhasil, sehingga masyarakat setempat pun, mulai mendapatkan manfaat dari program ini, misalnya, dapat kembali mencari kepiting bakau. Bahkan dalam membangun ekonomi kreatif sejak tahun 2020 David juga mengembangkan usaha batik dan kopi mangrove untuk menaikkan taraf hidup dan meningkatkan ekonomi di daerah sekitar. 


Kegiatan Membatik bersama Komunitas GerakMuda dan Andespin (photo: @andespinseepwestsumatera)


Membangun Ekonomi Kreatif dengan Membatik, Pembuatan Kopi Mangrove dan Pengumpulan Batok Kelapa Sebagai Bahan Baku Kerajinan Tangan


Ciri khas batik yang dibuat adalah Batik Mangrove Andespin yang diketuai oleh Tek Nurna, rata-rata batik yang dihasilkan di sini bermotif bahari dan biota laut dari gambar ikan Nemo, kepiting bahkan udang. 

Menarik ya? 

Kelompok ibu-ibu yang diberdayakan dalam kegiatan pembuatan batik dan kopi mangrove di daerah Pesisir Selatan ini adalah ibu-ibu rumah tangga yang tingkat pendidikannya tidak tamat SD. 

Selain membatik di sekitar Nagari Pesisir Selatan ini, Andespin mengajak masyarakat untuk membuat kopi mangrove, harapan besar bahwa kopi dan batik mangrove bisa menjadi produk andalan di kawasan pesisir selatan serta menjadi bagian tujuan wisata edukasi di Kawasan Mandeh. 

Jika berwisata, tak lengkap rasanya jika tak membawa oleh-oleh, sehingga komunitas Andespin mulai bergerak lebih kreatif dan produktif dengan mengumpulkan batok atau tampuruang kelapa di sekitar pesisir selatan yang dibeli dari warga setempat. Setelah terkumpul digunakan untuk dijadikan arang dan bahan kerajinan tangan yang dipadu dengan resin untuk membuat gantungan kunci, tatakan gelas dll, untuk dijual kepada wisatawan yang berkunjung ke Nagari Sungai Pinang.


Kegiatan Pembuatan Kopi Mangrove (photo: @Andespindeepwestsumatera)


Tebarkan senyum dan Membangun Taman Baca, Anak-anak Pesisir Selatan Harus Cerdas dan berwawasan Luas

Tak hanya berfokus pada konservasi dan lingkungan saja, David bersama Andespin juga merangkul anak-anak di Nagari Pesisir Sungai Pinang untuk belajar membaca dan mengajak menumbuhkan minat baca dengan beragam buku menarik. Kegiatan lain yang bermanfaat adalah mendidik generasi penerus di pesisir melalui kegiatan pembinaan mencangkup taman baca, belajar bahasa inggris, mengenal seni tari, olahraga, wisata, surfing dan edukasi mengenai lingkungan.


Taman Baca di Basecamp Andespin (photo: @andespindeepwestsumatera)


Kerjasama Andespin dengan Pemerintah Desa, Dinas Pariwisata serta Kementerian Kelautan dan Perikanan, Hadirkan Banyak Bantuan 

Semua hal yang dilakukan sepenuh hati, tentu akan berbuah manis. Komunitas Andespin kini mulai dilirik oleh banyak kalangan baik itu dari masyarakat sekitar, Dosen, mahasiswa, pengunjung, bahkan Pemerintah Desa dan instansi terkait lainnya. Peran masyarakat juga menaikkan partisipasi dari bantuan-bantuan lain yang terus berdatangan seperti sarana dan prasarana dalam fasilitas belajar mengajar seperti papan tulis, buku, bola dll. 


Bantuan alat selam dan papan surfing telah didapatkan dari Pemerintah Nagari Sungai Pinang saat memulai pergerakan untuk membuat daerah ini menjadi lebih baik. Bahkan di tahun 2019 Andespin kembali mendapatkan bantuan kapal Patroli dari Dinas Pariwisata untuk melakukan pengawasan rutin sebagai upaya patroli laut menjaga agar kondisi laut tetap aman. 


Kerjasama Andespin dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui BPSP membuahkan bantuan peralatan membatik, pembuat kopi dan alat selam dalam upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat yang bisa dijadikan salah satu contoh nyata, dalam menaikkan taraf ekonomi sekitar dengan menjaring ibu-ibu di daerah sungai Pinang yakni dengan kegiatan membatik dan membuat kopi mangrove. 


Semangat untuk Hari Ini dan Masa Depan Indonesia

Harapan lain dari banyak piham, terutama Angkatan Udara bahkan mengajak Andespin agar dapat merealisasikan museum bawah air yang merupakan bagian dari goal dan cita-cita komunitas ini sejak lama. Dengan segala kiprah yang telah diberikan untuk memajukan Indonesia menjadi lebih baik. Tak heran ia menjadi salah satu nama yang mendapatkan apresiasi SATU Indonesia Award 2022 karena telah menjadi bagian pahlawan penggerak Pesisir Selatan Sungai Pinang serta pelopor perubahan bagi masyarakat. 


Banyaknya dukungan dan bantuan, tak ayal menjadi salah satu bukti nyata atas keberhasilan Andespin dalam hal mengelola program-program mereka untuk Indonesia Lebih Baik karena tercermin nilai kebaikan yang patut didukung, dikembangkan dan dilanjutkan. Semoga kegiatan ini terus menular dan membawa manfaat dan keberkahan bagi pemuda pesisir lainnya. 


Sumber foto

Infografis: Dokumentasi pribadi

Foto: Instagram @andespindeepwestsumatera

Sumber Artikel

https://www.satu-indonesia.com/satu/satuindonesiaawards/

You May Also Like

0 komentar