Mengoptimalkan Produksi Tambak Udang Vaname Dengan Inovasi IoT
Anugerah, rasanya memiliki anak pintar yang tak hanya memikirkan perkembangan diri, namun memikirkan banyak hal mengenai lingkungan. Terlebih saat si sulung hendak memutuskan untuk sekolah di Sekolah Ilmu Teknologi Hayati dan Science (SITH-S) ITB. Skripsinya mengangkat mengenai salah satu bioindikator yang digunakan untuk mengetahui kualitas perairan, salah satunya adalah capung. Capung merupakan serangga predator yang memiliki habitat di perairan dalam siklus hidupnya, sehingga sangat baik digunakan sebagai bioindikator. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas air, indeks diversitas capung serta hubungan antara kualitas air dengan indeks diversitas capung di Waduk Saguling.
Mengingat pentingnya kualitas air, maka hal yang sama mungkin terbesit oleh Paundra Noorbaskoro yang kerap terenyuh melihat hasil panen udang vaname yang melimpah, namun juga ada kalanya gagal panen. Ia melihat banyak masalah yang dialami oleh nelayan pembudidaya udang vaname. Di saat gagal panen terjadi, banyak petani udang mengalami kebangkrutan dan tidak mampu melanjutkan usaha tambak. Dirinya tergerak untuk meriset segala hal tentang tambak udang agar para petani tak lagi gagal panen. Kualitas air dalam budidaya udang Vaname juga perlu diperhatikan, beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas air adalah: temperatur, salinitas, oksigen terlarut, tingkat pH air, krn pH yang ekstrim sangat dapat merusak udang, lalu faktor amonia, kekeruhan dan nitrit.
Potensi Budidaya Udang Vaname
Potensi budidaya udang vaname memang cukup besar, apalagi nelayan kebanyakan bermukim di kawasan pantai bisa memiliki usaha ini. Pembudidayaan udang telah menjadi industri yang penting dalam sektor perikanan di seluruh dunia. Namun, dengan meningkatnya kebutuhan akan produk-produk laut, tantangan ekologis dan lingkungan telah muncul. Inilah saatnya bagi inovator seperti Paundra Noorbaskoro untuk membawa perubahan positif.
Budidaya udang Vaname sangat bisa diandalkan jika panen bagus dan menjadi usaha tambahan selain melaut, terlebih musim ombak yang mengakibatkan nelayan urung melaut demi keselamatan. Terobosan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) adalah pengembangan perikanan budidaya berbasis ekspor udang sebagai salah satu komoditas unggulan. Udang menjadi salah satu komoditas andalan yang cukup potensial untuk diekspor. Pasar udang yang cukup besar dan Indonesia merupakan salah satu dari 5 produsen udang terbesar di dunia. Hal ini tentu saja menjadi peluang besar untuk terus mendorong peningkatan produksi udang di Indonesia.
Berbekal ilmu teknologi yang Paundra miliki dan rasa semangat untuk membuat perubahan agar para petani udang Vaname dapat tersenyum kembali. Udang Vaname merupakan sejenis udang putih Pasifik atau udang raja, sebuah jenis udang dari timur Samudra Pasifik. Udang tersebut umumnya ditangkap atau dibudidayakan untuk dijadikan makanan. Namun hasilnya tak selalu melimpah karena permasalahan terbesar seringkali gagal panen karena banyak faktor, salah satunya kualitas air. Maka Paundra mulai melakukan beberapa penelitian untuk mencari alat sebagai terobosan baru bagaimana mengetahui kualitas air melalui sensor. Ia berkomitmen untuk mengembangkan metode pembudidayaan udang yang lebih ramah lingkungan dan telah menciptakan inovasi berbasis teknologi yang tidak hanya meningkatkan hasil produksi udang, tetapi juga melindungi ekosistem laut yang rapuh.
Kilas Seorang Paundra Noorbaskoro Dari Jawa Timur, Pembudidaya Udang Ramah Lingkungan berbasis Teknologi
Paundra merupakan anak pertama dari 3 bersaudara dengan latar belakang keluarga Pegawai Negeri Sipil (PNS). Namun semenjak sekolah di SMA Negeri 1 Pacitan, dia senang menekuni bidang kelautan perikanan karena tempat tinggalnya berada di wilayah pesisir ujung timur bagian selatan Pulau Jawa. Semenjak SMA ia senang berinteraksi dengan masyarakat lokal.
Setelah lulus SMA pada tahun 2010, Paundra melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri Universitas Brawijaya Malang jurusan S1 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Lalu menginisiasi program 'Pembudidaya Udang Ramah Lingkungan berbasis Teknologi' dengan memanfaatkan lahan milik keluarga setelah lulus kuliah pada tahun 2018.
Paundra bersama teman-temannya, memulai riset kolam bundar ukuran diameter tiga meter di daerah Pacitan. Lalu dirinya menebar bibit udang vaname dan mengidentifikasi jenis penyakit serta mengirimkan sampel untuk uji laboratorium. Hasil penelitian selama 3 tahun mengalami kegagalan. Baru pada 2021 ia menemukan satu formula racikan serbuk dan monitoring menjaga kualitas air berbasis pencatatan data secara digital (IoT).
Salah satu langkah terpenting dalam inovasinya adalah penggunaan sistem pemantauan otomatis untuk mengawasi kondisi lingkungan di sekitar tambak udang. Ini termasuk pemantauan suhu air, salinitas, tingkat oksigen, dan kualitas air secara keseluruhan. Sistem ini memberikan data yang akurat dan real-time kepada petani udang, memungkinkan mereka untuk merespons perubahan lingkungan dengan cepat.
Gunakan Teknologi IoT Untuk Kembangkan Sensor Monitoring Kualitas Air Laut
Internet of Things atau yang bisa disingkat dengan IoT merupakan salah satu teknologi yang terbilang canggih. Kini IoT membantu dan mempermudah kerja manusia menggunakan perangkat fisik yang terhubung ke jaringan internet maupun jaringan wireless untuk bisa bekerja secara fungsional. Mengacu pada jaringan kolektif perangkat yang terhubung dan teknologi yang memfasilitasi komunikasi antara perangkat dan cloud, serta antar perangkat IoT sendiri. Cara kerja sistem IoT meliputi 3 komponen: Perangkat pintar, aplikasi IoT dan antarmuka pengguna grafis. Sedangkan aplikasi IoT menggunakan teknologi machine learning atau kecerdasan buatan (AI) untuk menganalisis data tersebut dan membuat keputusan yang matang. Keputusan ini dikomunikasikan kembali ke perangkat IoT dan perangkat IoT kemudian merespons input tersebut secara cerdas.
Sistem Internet of Things kemudian oleh Baskoro dikembangkan dengan teknologi sensor monitoring kualitas air laut 4 in 1 – 1 produk mendeteksi 4 parameter salinitas, DO, suhu dan PH – yang kemudian ditampilkan di layar PC yang terintegrasi ke sistem data monitoring secara real time. cara kerjanya adalah dengan mengontrol kondisi kolam dan kualitas air di tambak udang agar menghasilkan bibit udang yang unggul di pasaran.
Data Growpal Kontrol Kondisi Air & Kendalikan Limbah Tambak
Sejak awal 2022 data tambak dicatat dan diolah menggunakan aplikasi yang dia kembangkan sendiri yaitu Growpal. Bahkan data tambak udang yang dicatat dan diolah menggunakan aplikasi yang dia kembangkan sendiri pada tahun 2022. Digunakan untuk mengendalikan limbah, sehingga Paundra membangun sistem smart farm village dengan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) di Kabupaten Pacitan dan Trenggalek. Limbah yang dihasilkan dari tambak udang, kini dapat tersaring dengan bagus sehingga rasa percaya dirinya semakin tumbuh dengan hasil ciptaannya untuk dikembangkan lebih luas, dan bisa digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat di Indonesia.
Growpal Hidupkan Tambak Udang Pacitan & Trenggalek Agar Lebih Produktif
Paundra mendirikan Growpal, startup berbasis aplikasi untuk usaha budidaya Perikanan. Growpal sebenarnya platform di bidang investasi budidaya perikanan yang berfokus pada komoditas ekspor, seperti tambak udang Vaname, lobster dan kerapu cantang. Di Growpal, Paundra menghubungkan antara Investor, petani ikan tradisional dan pembeli.
Kebanyakan para komunitas petani ikan dan komoditas tertentu rata-rata unbankable atau tidak bisa mengakses KUR dan kredit dari perbankan lain. Karena itu Growpal hadir melibatkan seluruh pihak untuk sama-sama mengembangkan bisnis budidaya perikanan. Growpal juga membantu modal para petani ikan tradisional untuk memulai usaha. Caranya dengan Crowd investing atau urunan dari beberapa investor. Bantuan modal ini diperuntukan bagi para petani ikan yang mengirim proposal untuk bisa didanai, ia pun perlu due diligence lagi untuk memastikan apakah supply chainnya terbentuk secara rapih atau belum. Serta performa dalam kurun waktu 1-3 tahun, baru ditentukan untuk siap online di Growpal. Setelah itu mereka hanya perlu membutuhkan biaya operasional saja.
Total investor yang bergabung kira-kira sudah 1.400 orang dengan total nilai investasi yang telah tersalurkan sebesar Rp12,5 miliar. Ia berharap bantuan alat tersebut ia berharap masyarakat di Pacitan dan Trenggalek yang mempunyai tambak udang dapat lebih produktif dalam budidaya udang, dan memiliki nilai jual yang tinggi. Kini Growpal sudah memiliki tambak di 6 wilayah diantaranya: Pacitan, Karimunjawa hingga Blitar. Tambak udang masih berpusat di Pacitan namun akan meluas ke Aceh Singkil dan Lhokseumawe serta Subang Jawa Barat. Komoditas lobster tersebar di Malang dan Jember. Sedangkan komoditas Kerapu Cantang ada di Karimunjawa dan Situbondo.
Semangat Untuk Hari Ini dan Masa Depan Bersama Astra
Negara ini memerlukan intan-intan bangsa dan tangan-tangan hangat yang memancarkan cahaya positif bagi generasi muda lainnya untuk menjadi inspirasi bagi masyarakat luas dan tebarkan semangat memajukan Indonesia menjadi lebih baik. Melalui inovasi dan karya, kita bisa membanggakan bangsa Indonesia.
Kini, Paundra Noorbaskoro merupakan salah satu dari 6 peserta SATU Indonesia Awards 2022 yang memperoleh kategori terbaik pada bidang teknologi. Memang pantas rasanya Paundra mendapatkan penghargaan tersebut karena dari dedikasinya selama ini untuk memajukan Indonesia di bidang teknologi kelautan dan perikanan.
Paundra Noorbaskoro juga telah menerapkan teknik pemeliharaan udang yang lebih berkelanjutan. Ini mencakup praktik-praktik seperti penggunaan pakan yang lebih ramah lingkungan, pengendalian penyakit yang lebih baik, dan penggunaan energi terbarukan untuk operasional tambak. Semua ini bertujuan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan sekaligus meningkatkan kualitas udang yang dihasilkan.
Inovasi Paundra Noorbaskoro juga melibatkan penerapan teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk memprediksi kondisi tambak udang di masa depan. Ini membantu petani udang merencanakan tindakan yang diperlukan, mengoptimalkan produksi, dan menghindari kerugian akibat faktor lingkungan yang tidak terduga.
Usaha keras dan tekadnya menciptakan solusi ramah lingkungan dalam industri pembudidayaan udang, Paundra Noorbaskoro telah menjadi inspirasi bagi banyak orang. Inovasinya bukan hanya tentang menghasilkan udang berkualitas tinggi, tetapi juga tentang menjaga ekosistem laut yang sangat berharga bagi kehidupan di planet ini.
Dalam era di mana pelestarian lingkungan semakin penting, Paundra Noorbaskoro menjadi salah satu contoh nyata bahwa inovasi berbasis teknologi dapat membantu kita mencapai tujuan tersebut sambil tetap memenuhi kebutuhan pangan global. Semoga kisah suksesnya menjadi dorongan bagi lebih banyak individu untuk berkontribusi pada pembudidayaan udang yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Gelaran event kegiatan yang diselenggarakan oleh Astra Internasional tersebut menjadi ajang untuk mewadahi masyarakat yang mempunyai ide menarik dalam membantu permasalahan yang terjadi di sekitar. Seiring berkembangnya zaman, kita harus melek dengan perubahan, beberapa cara tradisional bisa di akulturasikan dengan langkah modern sehingga bisa lebih maksimal menghasilkan produk yang lebih unggul di pasaran. Internet of Things (IoT) melalui gagasan Paundra Baskoro ini diharapkan menjadi terobosan dan solusi yang dapat didukung oleh pihak swasta dan Pemerintah, untuk ditindaklanjuti sebagai salah satu problem solving nelayan tambak udang di beberapa daerah di Indonesia. Kegiatan ini tentu menjadi langkah nyata dalam upaya membantu kinerja pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan sosial yang sedang berkembang di masyarakat.
Sumber Artikel
https://kkp.go.id/brsdm/sosek/artikel/39265-produksi-budi-daya-udang-di-indonesia
https://aws.amazon.com/id/what-is/iot/
https://www.indonesiana.id/read/165227/pengembangan-tambak-udang-dengan-internet-of-things-ala-paundra-baskoro
https://www.satu-indonesia.com/satu/satuindonesiaawards/finalis/pembudidaya-udang-ramah-lingkungan-berbasis-teknologi/
https://m.kbr.id/saga/05-2018/paundra_noorbaskoro___growpal__bisnis_perikanan_pemuda_pacitan_/96198.html
Pengambilan materi wawancara Paundra bersama KBR di https://youtu.be/2M7pD_e8HrM
Sumber foto
Infografis: Milik pribadi
Udang vaname (Litopenaeus vannamei). Foto: KKP
Screenshot dari https://youtu.be/2M7pD_e8HrM
0 komentar