My Story

Virtual Diary

Creative Blog

Kombinasi Unggul Cegah DBD dengan Vaksinasi dan 3M Plus

by - September 08, 2023

 





"Ranjang kosong itu kenapa ada bunganya, Sus?"


"Pasien di ranjang ini baru saja meninggal, jadi satu hari sengaja dikosongkan dan diletakkan bunga. Bentuk kami menghormati dan ikut berduka," Ujar salah satu suster di Rumah Sakit


Kehilangan seseorang yang kita cintai dengan seluruh hati saja sudah cukup buruk. Ditambah ujian Dengue Shock Syndrome (DSS) pada anak keduanya, setelah anak pertamanya baru saja berpulang. Ditengah terpaan pilu yang begitu besar, sekokoh apapun perasaan, rasanya gampang tumbang. Saya melihat sendiri kesedihan salah satu keluarga pasien yang begitu mendalam saat berada di kamar rawat inap. Sama-sama dirawat inap karena DBD. 


Saya benci bau obat, selang infus dan jarum suntik. Qodarullah selama hidup, saya justru diberikan ujian mengalami sakit DBD sebanyak 3x. Cara Tuhan menyuruh saya untuk bersyukur mengenai nikmat sehat, rupanya begitu berharga. Ya, sangat berharga!


Saya menyukai rumah yang Clean dan Estetik. Sehingga di rumah memiliki beberapa air mancur, pot bunga teratai dan kolam ikan.  Semenjak covid l, bahkan tersedia bak penampung air untuk cuci tangan. Bersih dan terlihat indah saja tidak cukup, namun harus mempertimbangkan beberapa hal. Jangan sampai keindahan tadi, membuat nyamuk dapat mudah berkembang biak. Hal ini yang saya abai perhatikan. Itulah kenapa Bali menjadi salah satu kota dengan kasus DBD terbanyak, karena di Bali banyak patung dan kolam ikan. Terlebih Indonesia merupakan negara yang memiliki iklim tropis dengan curah hujan tinggi, hawanya hangat dan lembab, menjadi tempat yang cocok untuk nyamuk Aedes aegypti.


Ada banyak peristiwa yang memberi kita semua gambaran, betapa demam berdarah masih menjadi pembunuh berdarah dingin yang mengintai di sekitar kita. Ingatan saya kembali jauh mengenang bagaimana anak tetangga rumah, bermain-main di lapangan depan rumah, namun tiba-tiba pingsan dan mengalami pendarahan hebat. Sepatah kalimat yang saya ingat dari ucapan orang tuanya adalah "Anak saya baru saja sembuh, kemarin demam dan sekarang sudah merasa enakan badannya, maka saya izinkan ia bermain keluar rumah. Rupanya mengidap penyakit DBD namun tidak terdeteksi karena saya pikir demam biasa."


Sedih…pasti!


Hati-hati ya, dengue tidak ada obatnya. Kita hanya bisa berusaha bagaimana cara mencegahnya. 




Bincang Siang Mengenai Bahaya DBD di Sekitar Kita


Ilmu harus terus digali, terlebih mengupas masalah kesehatan dan penyakit yang harus kita waspadai. Beruntung rasanya ikut serta dalam pembahasan menarik dalam bincang siang di Hotel Raffles Jakarta, tepatnya pada tanggal 31 Mei 2023 bersama para pembicara: 

  • Dr. dr, Anggraini Alam, Sp.A(K), Ketua UKK infeksi & Penyakit Tropis, IDAI
  • Ringgo Agus Rahman
  • Sabai Morscheck 
  • Dokter Siti Nadia Tarmizi, M.Epid Kepala Biro Komunikasi dan Pelayan Publik, Kementerian Kesehatan Indonesia.


Penanganan dari masyarakat menjadi sangat penting. Terlebih efek pandemi membuat semua kegiatan dilakukan di rumah. "Penting diperhatikan jika nyamuk sangat menyukai genangan air bersih, penampungan air dispenser, dan pot tanaman. Oleh sebab itu jaga agar jangan sampai ada air bersih menggenang," imbau Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Dokter Siti Nadia Tarmizi.



Mengenal lebih dekat Mengenai Penyakit DBD 


Demam berdarah (DBD) merupakan penyakit akibat virus dengue yang menular melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Penyakit ini menimbulkan gejala demam tinggi, sakit kepala, serta nyeri tulang dan otot, badan terasa linu sehingga merasa lemas. Jika tidak ditangani dengan tepat, maka akan mengancam nyawa. 


Kasus DBD sendiri pertama kali dilaporkan di Indonesia pada 1968, dengan kasus pertama ada di Surabaya. Sejak pertama kali ditemukan, kasus ini terus menunjukkan peningkatan setiap tahun. DBD tentu tak boleh dianggap remeh karena bisa berakibat fatal. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, pada 2021 terdapat 73.518 kasus DBD dengan jumlah kematian sebanyak 705 kasus. 


Di Indonesia, infeksi dengue masih menjadi masalah kesehatan. Tren kasus cenderung meningkat dan sering menimbulkan KLB. Pada tahun 2022 dilaporkan jumlah kumulatif kasus DBD yang terkonfirmasi sebanyak 143.266 (IR: 52,2/100.000 penduduk) dan kematian 1237 (CFR: 0,9%) Kasus dengue/DBD tersebut tersebar di 484 kabupaten/kota di 34 provinsi.




Bagaimana Solusi dan Cara Pencegahan DBD


Menerapkan 3M Plus


Vaksin bukanlah solusi tunggal. Kegiatan pencegahan melalui pemberantasan sarang nyamuk, atau populer disebut 3M Plus, tetap wajib dilakukan oleh seluruh masyarakat.


Kegiatan 3M merupakan program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus perlu terus dilakukan secara berkelanjutan, meliputi:


Menguras, adalah membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain.

Menutup, yaitu menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya.

Memanfaatkan kembali, atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular Demam Berdarah.


Sedangkan 3MPlus lainnya ada upaya-upaya pencegahan lain seperti menyemprotkan obat nyamuk, melakukan fogging rutin, Menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, memelihara ikan pemangsa untuk memakan jentik nyamuk, menghindari menggantung pakaian dan masih banyak hal lainnya. 


Vaksin


Virus dengue terdiri dari 4 serotype. Berdasarkan penelitian, semua serotype, 1, 2, 3, 4, ada di Indonesia. Melalui pertimbangan inilah, setidaknya vaksin yang digunakan idealnya yang punya kemampuan mencegah infeksi keempat serotype atau disebut vaksin tetravalen. 


Vaksin demam berdarah direkomendasikan untuk anak dan dewasa oleh asosiasi medis terkait yaitu Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI).


Vaksin DBD merupakan sebuah terobosan dan inovasi baru untuk mencegah penyakit endemik. DBD setiap tahun selalu ada dan mengakibatkan banyak kematian. Vaksin tersebut mendapatkan persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk penggunaan pada rentang orang berusía 6-45 tahun, tanpa perlu skrining atau melihat infeksi dengue sebelumnya dengan pemberian dua dosis suntikan dengan jarak antar dosis 3 bulan.


Lalu bagaimana dengan rentang usia di bawah 6 tahun dan di atas 45 tahun? Pertanyaan ini juga yang banyak dilontarkan oleh masyarakat yang sudah melek betapa mengerikannya penyakit DBD dan betapa pentingnya vaksin sebagai bentuk pencegahan, karena Demam Berdarah merupakan penyakit yang bisa dicegah dengan vaksinasi.  


Berdasarkan penelitian sementara ini, uji klinis baru dinyatakan aman untuk umur 6-45 tahun, namun layaknya seperti vaksinasi covid 19 bahwa tidak menutup kemungkinan akan terus dikembangkan sehingga dinyatakan aman untuk digunakan oleh range umur di bawah dan di atas 45 tahun.


Diharapkan, vaksin DBD dapat segera tersedia dan digunakan masyarakat luas karena mampu mencegah perawatan sebanyak 80,8%, dan mencegah dengue berat 93,2%. Jadi, walaupun terkena, maka gejalanya ringan dan hampir tidak perlu rawat inap. Yuk, lindungi anggota keluarga dari Demam Berdarah dengan vaksinasi! 




Kenali Gejala Pada Tiap Fase DBD


Fase Demam


Fase awal adalah ketika pasien mengidap demam tinggi. Bahkan suhu tubuh bisa mencapai 40 derajat Celcius. Fase ini disertai sakit kepala, mual dan muntah. Tubuh terasa nyeri, kulit dan wajah kemerahan akibat suhu panas pada tubuh. Seringkali terjadi infeksi tenggorokan dan sakit pada bola mata. 


Fase Kritis


Pada fase ini, seringkali terjadi pengecohan karena penderita merasa sembuh karena suhu tubuh kembali normal 37 derajat Celcius dan badan terasa ringan. Bahkan salah satu shock Syndrome satu-satunya yang membuat pasien bisa berjalan adalah Shock Syndrome Dengue. Di fase ini pasien bisa memiliki resiko tertinggi mengalami pecah pembuluh darah. Apabila terjadi pembocoran pembuluh darah, maka akan mengalami pusing, mimisan, muntah terus menerus, nyeri perut dan pembesaran organ hati. Di fase kritis ini berlangsung dalam waktu cepat. Pagi masih bisa bercanda, esoknya bisa mengancam nyawa dalam kurun waktu hanya sekitar 24-38 jam.  


Fase Pemulihan 


Pada fase pemulihan penderita kembali merasakan demam diiringi dengan trombosit yang makin lama semakin naik dan normal kembali diikuti kenaikan nafsu makan yang semakin baik karena nyeri perut berkurang dan cairan tubuh perlahan kembali pada 48-72 jam setelahnya.


Untuk lebih lanjutnya mengenai penyakit demam berdarah, kamu bisa kunjungi situs www.cegahdbd.com


C-ANPROM/ID/QDE/0144 | Aug 2023

You May Also Like

13 komentar

  1. DBD memang ngga bisa dianggap enteng yah.
    senang sekali ada info terkait vaksin DBD ini.
    membantu para ortu juga kan. semoga semua sehaaattt

    BalasHapus
  2. Gejala DBD emang rancu bgt ya, setelah demam 3 hari biasanya suhu tubuh normal. Dikira sembuh, padahal lagi fase krisis huhu

    BalasHapus
  3. Paling ingat bahwa DBD ini punya fase yang berbentuk seperti pelana kuda. Dan di masa-masa trombosit paling rendah ini yang paling bahaya ya Mbak. Dulu saya pikir jika sudah pernah terkena DBD, tidak akan mudah terkena lagi. Ternyata DBD bisa singgah berkali-kali ya. Harus lebih waspada memang dengan penyakit satu ini.

    BalasHapus
  4. DBD ini bisa mematikan juga ya mbak
    Makanya kita perlu banget cegah DBD
    Dengan 3 M dan vaksinasi tentunya

    BalasHapus
  5. Iya nih, jangan pernah anggap enteng masalah DBD apalagi banyak yang belum tahu kalau DBD memiliki 4 serotipe virus yang keempatnya bisa saja menginfeksi kita, jadi meskipun sudah terkena kemungkinan terkena lagi sangat besar, selain lakukan langkah pencegahan dengan 3M sebaiknya juga lakukan vaksin DBD agar perlindungan lebih maksimal.

    BalasHapus
  6. Ya Allah sampai 3x kena DBD..semoga sehat seterusnya ya Mba..Memang ya DBD mesti diwaspadai mengingat kasusnya juga masih tinggi. Kombinasi unggul cegah DBD seperti di artikel ini yang mestiinya semua lebih banyak peduli

    BalasHapus
  7. Saya jadi teredukasi dengan artikel ini. Sedih sekali jika orang yang kita cintai meninggal karena DBD

    BalasHapus
  8. Memahami alur dari penyakit DBD, semoga kini semakin banyak masyarakat yang aware terhadap cara pencegahannya melalui 3M dan vaksin. Paling sedih kalau ternyata DBD ini dialami oleh orang-orang terdekat kita. Karena melihat gejalanya seperti demam biasa dan tampah sehat di hari ke 5. Agak serem pas uda di fase seperti ini.

    Semoga gak ada lagi korban jiwa akibat terlambat penanganan virus DBD.

    BalasHapus
  9. DBD masih jadi momok ya, di lingkungan saya setiap ada kejadian DBD biasanya dilaporkan ke ketua RT, jika kasusnya meningkat, diagendakan fogging.
    Sekarang sdh lebih maju dengan adanya sosialisasi vaksin DBD.. semoga segera enyah dari Indonesiaaa.. huhuu

    BalasHapus
  10. Sekarang sudah ada vaksin demam berdarah ya? coba cari ah di dokter anak langganan mau coba berikan vaksin ini ke anak-anak
    alhamdulillah belum pernah dan ga minta terinveksi demam berdarah ini, minimal kalau divaksin efek yang ditimbulkan tidak terlalu parah

    BalasHapus
  11. Adanya vaksin DBD ini bisa jadi angin segar bagi orang tua yang khawatir kalau udah musim pancaroba biasanya nyamuk mulai banyak dan takut salah satunya nyamuk pembawa virus DBD ini

    BalasHapus
  12. berarti kalau kita punya kolam ikan gitu harus telaten ya membersihkannya, mbak. memang nih DBD ini salah satu penyakit yang mematikan dan masih banyak ditemui ya setiap tahunnya. semoga dengan adanya vaksin ini bisa mengurangi tingkat penyebaran virus DBD ini

    BalasHapus
  13. Serem ternyata ya dengue, aku baru tahu kalau nggak ada obatnya, na'udzubillah jangan sampai kena deh.

    BalasHapus