Jaring Berkah Bahari Melalui Teknologi Pelacak Ikan Berbasis Navigasi
Siapa disini yang pernah main Pokemon Go?
Game seru yang mencari kumpulan Pokemon dengan cara mencari dan menemukan keberadaan Pokemon yang berkeliaran, sehingga dapat terlihat secara virtual. Siapa sangka, sebuah permainan online virtual Game Pokemon yang viral waktu lalu, melahirkan sebuah ide untuk membuat aplikasi pelacak ikan yang diciptakan oleh I Gede Merta Yoga Pratama, pemuda asal Gianyar Bali yang menempuh studi S2 di Institut Teknologi Bandung. Ia bahkan masuk ke dalam salah satu mahasiswa penerima beasiswa LPDP. Berbekal aplikasi Fish Go buatannya ini, ia mampu merealisasikan janjinya bahwa dengan ilmunya, ia akan mengabdi kepada Indonesia.
Menguak Perjuangan Demi Niat Mulia, Membuat Nelayan Tradisional Sejahtera
Sebagai negara maritim dan limpahan sumber daya alam, tak lantas membuat para nelayan negeri sejuta pulau ini sejahtera. Ada banyak keresahan yang tertampung dari kondisi kampung nelayan yang berbanding terbalik dari apa yang terlihat dari jendela hotel kelas atas. Sebuah keresahan, kegetiran dari kisah nelayan tradisional yang bisa dikatakan kurang mampu.
Menurut data statistik dari Badan Pusat Statistik (BPS), sekitar 20% masyarakat kurang mampu di Indonesia itu bermata pencaharian sebagai nelayan. Hal ini menjadi tamparan keras dan magnet untuk memberikan satu gerakan, sebab sayang rasanya bahwa Indonesia yang dua pertiga wilayahnya laut, sedangkan masyarakat yang bermata pencaharian sebagai nelayan, malah merupakan masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan. Sungguh ironi.
"Nelayan di negeri kita banyak yang hanya sekedar julukan, Nelayan tak berkapal"
Kenyataannya, banyak kapal dan jaring yang digunakan para nelayan, hanyalah sewaan. Kalau hasilnya tak seberapa dan tidak sesuai target, terpaksa harus berhutang ke tengkulak untuk menutup hutang sewa ke pemilik kapal dan jaring. Miris memang. Di sejumlah titik pesisir Kabupaten Badung, umumnya merupakan kelompok nelayan tradisional. Mencakup nelayan ikan jaring dan pancing. Dalam satu jukung berkapasitas 15 PK, hanya ada satu-dua orang yang bekerja. Mereka menggunakan metode one day fishing dengan jangkauan rute yang tidak bisa terlalu jauh.
Bahkan tak hanya nelayan di provinsi Bali, saya pernah bercengkrama dengan nelayan di Kepulauan Riau mengenai hasil tangkapan yang sedikit. Terkadang hasil penjualan ikan, tidak sebanding dengan modal yang dikeluarkan. Dalam satu perjalanan melaut, membutuhkan tiga liter solar dan umpan (udang). Belum bicara mengenai tenaga dan waktu yang dihabiskan. Kira-kira bisa menghabiskan modal 100 ribuan kurang lebih. Belum lagi fenomena BBM yang terus melonjak mengharuskan para nelayan menaikkan harga ikan hasil melaut mereka. Supaya tidak merugi.
Cikal Bakal dan Mengenal Aplikasi Startup Fish Go Karya Anak Bangsa
Perkembangan dunia digital dan teknologi sekarang ini, mulai menaikkan usaha berbasis digital. Hingga bermunculan berbagai macam startup, dimulai dari startup berbasis transportasi, pendidikan, wisata dan navigasi.
Salah satu aplikasi berbasis navigasi adalah Fish Go. Secara ide, sudah muncul sejak 2015, namun mulai mengikuti kompetisi di tahun 2016, dari tingkat provinsi regional hingga nasional. Karier Fish Go mulai berkembang naik san cemerlang hingga dikenal sampai sekarang semenjak memenangkan kompetisi Innovation Festival di 2017.
Aplikasi Fish Go yang dirilis tahun 2017. Karya anak bangsa ini merupakan aplikasi pelacak posisi ikan berbasis navigasi yang diadakan untuk membantu nelayan melacak keberadaan ikan ketika melaut. Dalam pengerjaannya I Gede Merta Yoga Pratama dibantu 9 orang rekannya di mana mereka berharap dapat meningkatkan taraf hidup nelayan dengan cara memetakan pergerakan ikan dan memprediksi cuaca dengan tepat sasaran sehingga nelayan dapat melaut dengan aman serta bahan bakar kapal yang digunakan terbuang lebih sedikit. Apalagi, menurut Yoga-sapaan I Gede Merta Yoga Pratama, potensi kelautan dan perikanan di Indonesia sangat melimpah sehingga tak boleh disia-siakan.
Berawal dari hasil karya tulis ilmiah dan berkesempatan untuk melakukan praktik kerja di Balai Penelitian dan Observasi Laut di daerah Jembrana, Bali. Dari sanalah Yoga mendapatkan transfer ilmu bahwa potensi penangkapan ikan dapat diprediksi lewat citra satelit yang didapat dari data karakteristik ikan. Dengan data yang dikumpulkan selama 10 tahun, menghasilkan peta daerah prediksi dengan hasil akurasi yang baik. Ibaratnya, dari 10 trip, tujuh yang gagal. Upaya ini terus dilanjutkan hingga memperkecil kegagalan, sampai mendapatkan akurasi terbaik. Sebagian besar persentase dana, dialokasikan untuk penelitian di laut dan pengembangan aplikasi.
Jaring Berkah Bahari Melalui Teknologi Pelacak Ikan Berbasis Navigasi
Dari berbagai review di lapangan, para nelayan merasa puas karena bisa mengetahui lokasi ikan sesuai sasaran. Mencari spot ikan bisa dengan fitur penjelajahan, fitur fish finder yang harus dipasangkan dengan alat IoT milik Fish Go untuk digunakan. Memang ada banyak aplikasi sejenis, namun perihal akurasi Fish Go bisa diadu, bahkan lebih spesifik dengan mengelompokkan ke jenis ikan. Akurasi data dalam aplikasi ini mencangkup daerah potensial penangkapan, rute penangkapan, dan waktu penangkapan terbaik.
Fish Go mudah digunakan nelayan dengan memberikan daerah potensial penangkapan hingga tingkat spesies. Pemberian rute penangkapan sehingga membantu nelayan mengestimasi bahan bakar yang akan digunakan. Namun, setiap aplikasi tentu memiliki kendalanya sendiri, sehingga jika melebihi 6-9 mil kadang terjadi permasalahan sinyal. Solusinya adalah dengan penggunaan GPS eksternal yang sudah disiapkan sebelumnya dengan koordinat yang didapatkan dari aplikasi Fish Go.
Target ke depan dari Aplikasi Fish Go
Yoga berharap Fish Go tak hanya sebagai penyedia jasa penunjuk arah daerah, prediksi, melainkan juga ingin membantu nelayan memasarkan ikannya ke masyarakat luas dan bisa diaplikasikan ke seluruh perairan di Indonesia. Sebab perlu adanya penelitian dan pengembangan yang lebih lanjut, terutama terkait dengan karakteristik perairan di tiap-tiap daerah di Indonesia. Oleh karenanya dibutuhkan campur tangan pemerintah setempat maupun pusat, untuk mendukung pengembangan penelitian.
Ia berharap aplikasi FishGo ini akan semakin memudahkan nelayan Bali menangkap ikan karena pasalnya, selama ini proses penangkapan ikan di Bali masih sangat tradisional, seperti melihat rasi bintang. Walhasil, nelayan harus berputar-putar mencari lokasi terbaik untuk memancing. Kini aplikasi FishGo telah dimanfaatkan oleh sekitar 50 nelayan. Perolehan hasil tangkapan nelayan pun meningkat dari 40-60kg/hari menjadi 100 kg/hari.
I Gede Merta Yoga Pratama, Penerima Apresiasi Astra, SATU Indonesia Award 2020 Bidang Teknologi
Apresiasi Astra diberikan kepada anak bangsa yang senantiasa memberi manfaat bagi masyarakat dalam lima bidang, yaitu Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, Kewirausahaan, dan Teknologi, serta satu kategori Kelompok yang mewakili lima bidang tersebut. Dengan membawa perubahan dan manfaat bagi nelayan daerah provinsi Bali, dengan aplikasi andalan yang ia buat bersama kawan-kawannya maka, I Gede Merta Yoga Pratama layak mengusung Anugerah sebagai salah satu Penerima Apresiasi SATU Indonesia Award tahun 2020 di Bidang Teknologi oleh PT Astra International Tbk. Ia berharap, perpanjangan tangan dalam membantu negeri tak sampai di sini saja. Sebab membuat perubahan, dibutuhkan gerakan masif dari seluruh generasi muda di Indonesia untuk membantu menumbuhkan kesadaran bahwa teknologi bisa membantu kehidupan nelayan-nelayan di Indonesia. Yuk, tebarkan semangat untuk hari ini dan masa depan.
(Sumber Artikel)
https://m.mediaindonesia.com/weekend/195426/fish-goaplikasi-optimalkan-nelayan-menangkap-ikan
https://www.satu-indonesia.com/satu/satuindonesiaawards/finalis/pelacak-ikan-berbasis-navigasi/
(Sumber foto)
Foto: Bersumber dari youtube Satu Indonesia
0 komentar