My Story

Virtual Diary

Creative Blog

Menyemai Kreasi dan Literasi Lingkungan di Desa Pemuteran Bali

by - Oktober 19, 2023

 




Seindah apa matahari terbit dan terbenam yang mengendap perlahan-lahan di ujung laut, jika air yang biru itu berangsur-angsur tercampuri warna-warni sampah dan memantulkan cahaya matahari bundar lalu menabrak karang batuan besar hingga sampai di pasir putih pantai kuta? 


Ah, sepenggal puisi ini membuat saya membayangkan banyak hal. 


Memiliki kawan dari luar negeri sebagai tujuan mengasah komunikasi bahasa inggris, seringkali jatuh dalam sebuah pertanyaan standard tentang apakah mereka pernah berkunjung ke Indonesia. 


Beberapa mengatakan, sudah.  Tujuan turis asing ke Indonesia, rata-rata untuk berlibur ke Bali. 


Selain keindahan laut dan menikmati pantai Kuta yang begitu biru dan deburan mbak yang asik untuk bermain surfing. Budaya dan elok bentang alam yang disuguhkan, serta keramahan warga sekitar, membuat nama baik Bali naik di kancah Internasional, namun dibalik kata indah, ada rasa kecewa yang sempat ia pertanyakan, tentang kenapa jalan di sekitar Bali khususnya Denpasar, berdebu dengan sampah berserakan di sana-sini. Banyak lokasi seolah tidak terurus. Ia berpikir warga Bali kurang begitu peduli dengan sampah.


Saya terhenyak dan sedikit malu dengan sebuah pernyataan ini. 


Popularitas Bali sebagai tujuan wisata bisa anjlok bila masalah sampah tidak tertangani dengan baik. Terutama keluhan sampah plastik, yang tidak mudah terdekomposisi dan merusak lingkungan.


Perlu tangan dari orang-orang baik, srikandi-srikandi dan pahlawan hebat sebagai pecut masyarakat untuk menyulut jiwa-jiwa penggerak Semangat SATU Indonesia untuk masa depan negeri yang lebih baik. 


Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), provinsi Bali menghasilkan 915,5 ribu ton timbunan sampah sepanjang tahun 2021. Ini menjadikan Bali sebagai provinsi penghasil sampah terbesar ke-8 di Indonesia.


Saya tidak bisa membayangkan, keindahan alam yang begitu tersohor harus bergelut dengan sampah. Sangat disayangkan. Di tahun 2023 terdapat timbunan sampah ilegal setinggi 50 meter ditemukan di Bali. Hal ini sempat menjadi sorotan viral yang diangkat oleh media Australia, ketika saya membacanya di salah satu laman Twitter mengenai peliknya persoalan sampah. Masalah sampah ini, kerap menjadi sorotan di Bali selain menawarkan keindahan pantai dan budayanya. Di musim penghujan yang biasanya berlangsung pada Oktober hingga Maret, para pengunjung bisa menemukan sampah bertebaran di Pantai Kuta, Seminyak, Legian, dan Jimbaran setiap hari. Fenomena ini bahkan seolah menjadi peristiwa tahunan dimana orang-orang bisa melihat banyaknya sampah plastik dan sampah lain yang terbawa ke pantai oleh angin kencang, gelombang tinggi, dan hujan deras.




Menyemai Kreasi dan Literasi Lingkungan Bersama I Gede Andika di Desa Pemuteran 


Bali dengan keindahannya yang tak tertandingi, telah lama menjadi destinasi wisata populer. Sebut saja, Nusa Penida, Pantai Kuta, Garuda Wisnu Kencana, Atlas Pearl Farm yang membuat kita sadar bahwa sektor kelautan di Bali tak hanya mengangkat pariwisata, ada satu harta tak ternilai dalam industri budidaya mutiara laut selatan yang berkualitas. Bagi kalian pecinta mutiara, rasanya wajib ke sentra budidaya laut selatan bernama Atlas Pearl Farm di Desa penyambangan Gerokgak, lalu ada Bali Safari, bahkan perkebunan anggur yang terkenal yaitu Hatten Wines. Anggur yang diproduksi di sini, memiliki rasa yang khas dan unik serta bertaraf internasional, agrowisata kilang anggur Hatten Wines, bahkan kalian kunjungi dan terbuka bagi umum pada senin - sabtu pukul 10.00 - 16.00 WIB. 




Di balik pesona Bali yang memukau, ada cerita inspiratif yang perlu kita ketahui, yaitu kisah I Gede Andika Wira Teja atau Dika dalam melakukan berbagai aksi edukatif untuk memajukan bangsa dan menjadi lentera yang menyulut gerakan kecil namun membawa dampak perubahan signifikan dalam jangka panjang. Dika menyebutnya gerakan “Kreasi Edukasi Bahasa dan Literasi Lingkungan”. Salah satu penggerak kreasi, pendidikan bahasa dan literasi lingkungan di Desa Pemuteran, Buleleng dengan semangat menebar rasa peduli untuk menanam manfaat. 


Pantai Pemuteran Bali (pict: Heru TripAdvisor)


Pemuteran: Lebih dari Sekedar Pantai Indah


Desa Pemuteran yang terletak di ujung barat laut Bali, terkenal dengan pantai pasir putihnya yang menakjubkan dan kehidupan bawah lautnya yang kaya. Kawasan nasional Bali Barat ini sangat cocok untuk snorkeling, namun I Gede Andika melihat potensi lebih besar daripada sekadar pariwisata. Dia adalah salah satu warga Desa Pemuteran yang memiliki tekad untuk mengubah komunitasnya yaitu Jejak Literasi Bali menjadi pusat literasi lingkungan dengan Program Kreasi Edukasi dan Literasi Sekolah di Bali (Kredibali). 


kelas belajar anak – anak pelosok Bali di tengah pandemi (Pict: Website Jejak Literasi Bali)


Gerakan Edukasi, Literasi dan Lingkungan saat Pandemi 


Sejak virus Covid-19 masuk ke Indonesia, perekonomian masyarakat Desa Pemuteran juga berdampak, khususnya menengah ke bawah. Kondisi ini memaksa setiap keluarga harus memikirkan kebutuhan primer berupa pangan terlebih dahulu, dibanding memfasilitasi anak-anak untuk ikut belajar daring. Berat rasanya untuk menyediakan kebutuhan gawai atau laptop di tengah gempuran pandemi yang semua serba sulit, sedangkan dengan keadaan pandemi yang melanda negeri saat itu, semua sekolah melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). 


Kebijakan penutupan sekolah ditujukan untuk mengurangi adanya transmisi penyebaran virus Covid-19 di lingkungan Pendidikan. Namun kebijakan pembelajaran daring yang dilaksanakan dalam kondisi pandemi ini ternyata belum mampu diikuti oleh semua siswa, khususnya mereka yang tinggal di daerah pedalaman di Bali karena keterbatasan sarana dan prasarana baik itu gawai, laptop dan kuota internet. 


Rasa kekhawatiran pada keberlangsungan proses belajar siswa dengan keterbatasan yang dimilikinya itu, menjadi alasan yang mendorong Dika untuk melakukan kelas luring (Luar Jaringan) khususnya Bahasa Inggris yang ia terapkan di wilayah Bali, terutama untuk kawasan marginal, pinggiran, dan wilayah pelosok.



Jejak literasi Bali merupakan komunitas yang memiliki harapan besar untuk dapat meninggalkan suatu dampak yang positif bagi suatu wilayah dalam peningkatan literasi, khususnya daerah pelosok di Bali. Komunitas Jejak Literasi Bali berdiri pada tanggal 1 Juni tahun 2019. Kini Komunitas Jejak Literasi Bali sudah berkolaborasi dengan 23 sekolah, memberdayakan 4 Desa, ikut andil mendistribusikan 6400 buku dan memberikan 1300 penerima manfaat


Semua program di Jejak Literasi Bali didahului dengan adanya baseline study untuk menghasilkan project berbasis pada masalah dan kebutuhan dengan empat tahap: Assessment, Treatment, Evaluation, and Re-treatment yang berfokus pada kualitas dampak untuk mendukung pembelajaran anak-anak. Visi yang diusung yaitu meningkatkan kemampuan literasi anak-anak di pelosok Bali dan memberikan wadah bagi generasi muda untuk berkontribusi dalam peningkatan literasi. Sedangkan Misi komunitas ini adalah melaksanakan program peningkatan literasi bagi anak-anak melalui program yang dirancang sesuai dengan kebutuhan dari identifikasi masalah, memberikan ruang untuk bertumbuh dan menumbuhkan antar anggota dan relawan internal komunitas dan membangun kolaborasi dengan pemerintah, organisasi non pemerintah, dan pihak yang memiliki visi sama. 




Jejak Literasi Bali Mengusung 3 Program 


Kredibali: Kreasi Edukasi Bahasa dan Literasi Lingkungan. Sebagai rumah belajar Bahasa Inggris yang dikolaborasikan dengan literasi lingkungan bagi anak-anak SD sampai SMP .

Bimtara: Bina Masyarakat Buta Aksara merupakan penyelenggaraan kegiatan membaca dan menulis bagi masyarakat dengan usia produktif yang buta huruf

Generasi: Giat Literasi dan Numerasi Sejak Dini, merupakan program kolaborasi yang dilakukan dengan sekolah-sekolah yang ada di pelosok Bali. 


Karena cikal bakal komunitas Jejak Literasi Bali (JLB) inilah, lahir program Kredibali. Kredibali merupakan rumah belajar Bahasa Inggris bagi anak-anak SD sampai SMP yang diluncurkan bulan Mei 2020 di Desa Pemuteran Kabupaten Buleleng, Bali. 


Pembagian sembako untuk lansia kolaborasi antara ASTRA Group Bali dan Komunitas Jejak Literasi Bali dalam Program Kredibali di Desa Pemuteran Buleleng Bali


Membayar dengan Sampah


Uniknya siswa yang berminat kursus diminta membayar dengan sampah plastik yang dikumpulkan dari limbah rumah tangga masing-masing sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan dan pendidikan pada saat Covid-19. Program ini diadakan sebagai respon terhadap pandemi COVID-19 yang membuat siswa tidak bisa belajar di sekolah. KREDIBALI berkolaborasi dengan pemerintah desa dan NGO (Non-Goverment Organization) setempat untuk mengakomodasi sampah plastik yang dikumpulkan siswa dan kemudian ditukar menjadi beras. Beras yang sudah terkumpul akan dibagikan ke lansia kurang mampu di sekitar desa tersebut. 


Edukasi pemilahan sampah di daerah tepi pantai 


Membangun Generasi Literasi Lingkungan: Langkah Pertama Menuju Perubahan


KREDIBALI bekerjasama dengan Plastic Exchange lembaga nirlaba di Bali yang mengelola bank sampah. Sampah plastik yang dikumpulkan siswa kemudian ditimbang dengan satuan kilogram. Lalu hasil penukaran sampah tadi ditabung di Plastic Exchange untuk ditukar beras. Beras yang didapat akan dibagikan kepada penduduk lanjut usia yang kurang mampu di sekitar Desa Pemuteran. Acara pembagian beras dilakukan setelah test kemajuan kompetensi di setiap semester. Program sederhana namun mampu membangkitkan rasa peduli, cinta lingkungan dan membangun bangsa sekaligus. 


Aktivitas KREDIBALI bisa lancar di tengah pandemi berkat adanya koordinasi dengan perangkat desa setempat. Syaratnya mematuhi protokol kesehatan dan semua pesertanya menjaga jarak. Pemerintah Desa Pemuteran bahkan mendukung dengan meminjamkan ruangan rapat untuk sarana belajar.


KREDIBALI secara langsung tidak saja mengajarkan Bahasa Inggris, namun menebar edukasi untuk peduli lingkungan dengan mendaur ulang sampah plastik, dan masih ditambah mengasah kepekaan sosial dengan memberikan beras bagi sesama warga yang kurang mampu terutama usia lanjut. Selain melibatkan anak-anak yang menjadi siswa, sedekah multilevel ini pun menyentuh orang tua mereka. Saat ini, KREDIBALI sudah ada di tiga desa yaitu Desa Pemuteran (Buleleng), Desa Puhu (Gianyar) dan di Batur (Kintamani, Bangli).


Sumber pict @theplasticxchange


Membangun Masa Depan yang Berkelanjutan: KREDIBALI dan Plastic Exchange


Bali, sebuah surga tropis yang indah, telah lama menjadi destinasi liburan impian bagi banyak orang di seluruh dunia. Namun, di balik keindahannya, pulau ini juga menghadapi tantangan serius dalam mengelola limbah plastik yang terus bertambah. Dalam upaya untuk menjaga Bali tetap bersih dan hijau, organisasi nirlaba lokal bernama Plastic Exchange telah bekerjasama dengan KREDIBALI untuk membentuk aliansi yang kuat dalam mengelola bank sampah di pulau ini.



Plastic Exchange: Memimpin Perubahan dalam Pengelolaan Limbah Plastik


"Dalam setiap krisis, terdapat peluang"

 

Plastic Exchange adalah organisasi nirlaba yang berbasis di Bali yang telah berjuang lama untuk mengatasi masalah limbah plastik di pulau ini. Salah satu upaya pembersihan pulau terbesar dalam sejarah. Sebuah gerakan keberlanjutan yang memberdayakan masyarakat untuk mengubah perilaku sampah mereka melalui sistem pertukaran berbasis kepedulian yang menghasilkan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.


Mereka mengoperasikan bank sampah dengan memberdayakan masyarakat setempat untuk mengumpulkan, memilah, dan mendaur ulang plastik. Kegiatan yang sungguh menginspirasi perubahan perilaku dan mempromosikan kesadaran akan pentingnya pengelolaan limbah yang berkelanjutan, Plastic Exchange telah memainkan peran penting dalam membersihkan lingkungan Bali.


Dengan ide cemerlang -- "Plastik untuk Beras"

 

Beberapa upaya yang telah dilakukan Plastic Exchange antara lain telah membantu sekitar 200 Desa dengan  928.000Kg plastik yang telah dikumpulkan dan telah mendistribusikan sekitar 200.000kg beras. 


KREDIBALI: Menghubungkan Bisnis dan Keberlanjutan


Di sisi lain, KREDIBALI adalah platform inovatif yang mendukung bisnis dan inisiatif berkelanjutan di Bali. Mereka memiliki visi untuk menciptakan ekosistem yang lebih baik dengan membantu bisnis lokal berkelanjutan tumbuh dan berkembang. KREDIBALI memahami pentingnya tanggung jawab sosial dan lingkungan, dan mereka melihat Plastic Exchange sebagai mitra ideal untuk mencapai tujuan bersama mereka.


Kerjasama Membawa Dampak Nyata


KREDIBALI dan Plastic Exchange telah bergabung dalam sebuah kerjasama yang menjanjikan. Melalui aliansi ini, mereka bekerja sama dalam mengintegrasikan bank sampah Plastic Exchange ke dalam model bisnis berkelanjutan yang dikelola oleh KREDIBALI. Hal ini memungkinkan bisnis yang bermitra dengan KREDIBALI untuk mendukung pengelolaan limbah plastik yang bertanggung jawab di Bali.


Pengusaha dan pemilik bisnis yang berkolaborasi dengan KREDIBALI sekarang dapat berkontribusi pada program pengelolaan limbah plastik Plastic Exchange. Mereka dapat membantu meminimalkan dampak lingkungan negatif dari bisnis mereka dan secara aktif berpartisipasi dalam memperbaiki masalah limbah plastik di Bali.


Pada program Kredibali dalam mengusung literasi dan edukasi di Desa Pemuteran Bali juga bekerjasama dengan Astra Group Bali dan SATU Indonesia dalam rangkaian kegiatan Batch 4 yang dimulai dengan kegiatan pemilihan sampah di pantai dan acara kelulusan dengan disusul pembagian sembako, kamus bahasa inggris dan sepatu. 


Menuju Masa Depan yang Lebih Bersih


"Makhluk hidup di dunia selalu berdampingan dengan alam. Keselarasan alam dan makhluk hidup akan menciptakan dunia yang terbebas dari segala bencana"


"Literasi adalah langkah awal dan merupakan pondasi bagi proses pendidikan"


Kerjasama antara KREDIBALI dan Plastic Exchange bagian dari langkah positif dalam menjaga Bali tetap bersih, hijau, dan berkelanjutan. Hal ini tentu menciptakan kesempatan bagi bisnis lokal untuk menjadi agen perubahan yang berdampak besar dalam komunitas mereka. Edukasi untuk senantiasa menjaga kelestarian lingkungan hidup dan keanekaragaman hayati perlu terus digalakkan. Dengan berfokus pada pengelolaan limbah plastik yang bijaksana, kita berharap bahwa Bali akan terus menjadi destinasi yang indah bagi generasi mendatang.


Mari bersama-sama mendukung inisiatif-inisiatif berkelanjutan seperti kerjasama antara KREDIBALI dan Plastic Exchange untuk menciptakan masa depan yang lebih baik untuk Bali dan bumi kita. 


Kepedulian terhadap lingkungan adalah tanggung jawab bersama, kita dapat mengatasi tantangan limbah plastik dan memelihara keindahan alam yang luar biasa yang dimiliki oleh negeri ini. 


Dengan adanya Komunitas Jejak Literasi Bali dengan Program Kredibali maka turut memfasilitasi anak-anak untuk memperdalam pengetahuan mengenai masalah lingkungan, dan mendorong untuk melakukan aksi nyata penyelamatan bumi serta membentuk duta-duta lingkungan. 





Edukasi Bahasa dan Literasi Lingkungan


Gede Andika memulai inisiatif edukasi bahasa dan literasi lingkungan dengan tujuan utama untuk memberdayakan anak-anak dan masyarakat setempat. Dia menyadari pentingnya pemahaman bahasa dalam mengakses pengetahuan dan kesempatan yang lebih besar. Namun, pendidikan ini tidak hanya tentang bahasa, tetapi juga tentang bagaimana kita bisa lebih bijak dalam menjaga alam sekitar.


Mengajar dengan Cinta dan Dedikasi


Gede Andika bukanlah seorang guru formal, tetapi lebih sebagai seorang penggerak sosial yang memiliki cinta dan dedikasi besar terhadap pendidikan. Dia mengorganisir kelas-kelas bahasa dan literasi lingkungan, dan seringkali mengundang ahli lokal untuk memberikan wawasan tentang keberlanjutan dan pentingnya menjaga lingkungan.


Hasil yang Cemerlang 


Dalam beberapa tahun terakhir, upaya Gede Andika dan komunitasnya telah membuahkan hasil. Anak-anak di Desa Pemuteran semakin mahir dalam bahasa dan lebih sadar akan pentingnya menjaga lingkungan mereka. Mereka telah terlibat dalam proyek-proyek lingkungan seperti penanaman pohon dan pembersihan pantai.


Program Kredibali di Desa Puhu (pict: instagram @jejakliterasibali)


Keberhasilan Program Edukasi dan Literasi di Desa Pemuteran, Dilanjutkan ke Desa Puhu


Keberhasilan program Edukasi dan Literasi di Desa Pemuteran, berlanjut dengan program yang sama berada di Desa Puhu, Kecamatan Payangan, Gianyar, Bali yang berlangsung selama 6 bulan berawal dari 25 September 2022 hingga 23 April 2023. Program ini diinisiasi oleh Pilots Projects Komunitas Jejak Literasi Bali, I gede Andika Wira Teja khusus melibatkan anak SD dan anak SMP di Desa Puhu. Desa yang memiliki potensi pariwisata yang cukup pesat. Sehingga diperlukan kemampuan berbahasa inggris yang baik untuk menunjang kemajuan sektor pariwisata di Desa ini. 


Menginspirasi Perubahan Lebih Lanjut


Kisah Gede Andika adalah contoh nyata bahwa satu orang dapat membuat perbedaan besar dalam komunitasnya. Dia menginspirasi banyak orang di Desa Pemuteran untuk berpikir lebih jauh tentang pendidikan dan lingkungan mereka. Dengan semangatnya, dia membantu menciptakan generasi yang lebih sadar akan pentingnya bahasa, literasi, dan keberlanjutan.


Gede Andika dan inisiatifnya di Desa Pemuteran adalah bukti bahwa perubahan positif bisa dimulai dari lingkungan terdekat kita. Ini adalah kisah yang mengingatkan kita bahwa setiap tindakan peduli terhadap pendidikan dan lingkungan memiliki dampak yang jauh lebih besar daripada yang mungkin kita bayangkan. Mari kita semua mengambil inspirasi dari kisah ini dan bersama-sama menciptakan masa depan yang lebih cerah untuk Bali dan seluruh planet kita.


Group Astra Bali Berkolaborasi dengan I gede Andika Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2021. Kredibali dan Jejal Literasi Bali mengadakan kelulusan anak-anak dalam program acara Kredibali


SATU Indonesia Award


Dengan pengabdiannya terhadap negeri dan membantu banyak anak2 mengenyam pendidikan bahasa inggris di.daerahnya, ia mendapatkan penghargaan SATU Indonesia Award Kategori Khusus Pejuang Tanpa Pamrih di Masa Pandemi COVID-19. KREDIBALI berkolaborasi dengan pemerintah desa dan NGO (Non-Goverment Organization) setempat untuk mengakomodasi sampah plastik yang dikumpulkan siswa dan kemudian ditukar menjadi beras. Beras yang sudah terkumpul akan dibagikan ke lansia kurang mampu di sekitar desa tersebut. 


Tagline yang diusung Komunitas Jejak Literasi Bali adalah “Mengabdi Bersama untuk Negeri” yang memiliki arti bahwa anggota dan relawan yang terlibat secara bersama-sama mengabdi untuk kemajuan negeri dalam bidang pendidikan dan literasi khususnya. Harapannya ketika aksi kecil dari komunitas ini, suatu hari nanti akan memberikan dampak yang berguna untuk kemajuan bidang pendidikan dan literasi di Bali dan Indonesia. Yuk bangkit bersama dan tebarkan manfaat baik untuk bagikan semangat hari ini dan masa depan untuk Indonesia yang lebih baik. 


Sumber 

Sumber foto @jejakliterasibali

Infografis: dokumen pribadi




You May Also Like

0 komentar