My Story

Virtual Diary

Creative Blog

Tingkatkan Efisiensi Pengelolaan Sampah dengan Teknologi IoT dan Wastehub

by - Oktober 02, 2023

 




Pengelolaan Sampah Harus Dibenahi 


Kalimat di atas, kerapkali digaung-gaungkan mengenai pembenahan dan pengelolaan sampah. Namun nyatanya, tetap saja pelik persoalan sampah selalu ada tiap tahun, bahkan semakin menggunung.  Saya dan suami bahkan sempat memiliki ide untuk mengelola sampah dengan membuat bank sampah di sekitar komplek rumah kami. Sehingga sampah rumah tangga pun, bisa dijadikan tabungan kecil-kecilan bagi warga. Namun, hanya euforia di awal saja. Selebihnya setelah berjalan 3 bulan, warga kian urung dan mulai sepi untuk menyetorkan sampahnya. Tiap 2 minggu sekali sampah yang bisa dimana dikumpulkan tak jauh dari rumah dengan adanya kerjasama bersama pengepul sampah yang datang. Mindset untuk memilah sampah organik dan anorganik memang masih sulit di negara kita. Padahal jika saya lihat di negara Korea Selatan, setiap rumah tangga selalu punya pemilahan sampah organik dan anorganik sendiri yang kelak tak tercampur sehingga mudah dalam pengambilan dan pengolahan kembali. 



Darurat Sampah Menurut Data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN)


Jika kita kaji lebih dalam berdasarkan data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Tahun 2022, yang bersumber dari 298 kabupaten/kota se-Indonesia, diketahui jumlah sampah secara nasional mencapai 35 juta ton per tahun. Jumlah yang menurut saya fantastis dan perlu dijadikan perhatian lebih. Angka tersebut didominasi oleh sampah rumah tangga sebesar 38,3 persen, sektor perniagaan sebesar 14,4 persen, dan pasar tradisional sebesar 27,7 persen. 




Kerasnya kehidupan, banyak masyarakat memilih kehidupan memulung demi menopang beban hidup. Mengais sampah yang bisa dijual untuk menyambung nafas hidup sehari-hari. Nasib pemulung terjepit dan terhimpit ke dalam struktur ekonomi paling dasar dan sangat rentan. Saya bahkan sempat bercengkrama mengenai salah satu pemulung di Bantar Gebang dekat dengan lokasi saya tinggal di Jati Asih, dari sinilah saya mengetahui bahwa Ketika Indonesia memasuki puncak krisis ekonomi dan politik pada 1998-2000, jumlah pemulung di Bantargebang semakin bertambah. Susahnya mencari pekerjaan dan penghasilan ketika krisis ekonomi, membuat sampah menjadi ladang darurat mencari uang. 


Darurat sampah plastik bahkan tak hanya terjadi di daratan, namun juga terjadi di laut. Flashback ke belakang melihat data tahun 2022, spesies laut sekitar 88% terkontaminasi plastik yang parah dan mengandung mikroplastik. Bahkan yang perlu kalian ketahui dan bisa dijadikan perhatian lebih, bahwa Indonesia termasuk negara yang menduduki peringkat kedua setelah China dengan jumlah populasi sampah pada tahun 2022, sebanyak 398.000 ton. Persentase ini turun dari tahun 2018 sekitar 35,36%.  


Sistem pengelolaan sampah yang terintegrasi berbasis teknologi adalah solusi inovatif untuk mengatasi permasalahan lingkungan di era modern ini. Di Tangerang Selatan, Banten, Siti Salamah, seorang individu yang peduli terhadap lingkungan, telah menjadi pionir dalam memperkenalkan konsep ini. Dalam tulisan ini, kita akan menjelajahi bagaimana Siti Salamah dan inisiatifnya telah menjadi penggerak dalam mengembangkan sistem pengelolaan sampah yang efisien dan berkelanjutan.




Srikandi Penggerak Solusi Pengelolaan Sampah Dari Tangerang Selatan


Wanita yang terjun langsung menjadi Srikandi penggerak untuk mengelola sampah di daerah Tangerang Selatan adalah Siti Salamah. Wanita berusia 34 tahun ini memulai aktivitasnya di lapak pemulung sejak tahun 2015. Rumah Pohon yang dulunya bernama Taman Maghrib Mengaji adalah langkah awal yang ia dirikan. Siti membantu anak pemulung mendapatkan pendidikan non formal sekaligus spiritual yang berdampak baik pada karakter mereka. Ia pun memulai perjalanannya didasari dari rasa empati dan menyadari bahwa permasalahan sampah merupakan tantangan serius di kota Tangerang Selatan. Selama bertahun-tahun Siti mendedikasikan diri untuk mendampingi ribuan pemulung di Jurang Mangu Timur mulai dari pendidikan hingga pemberdayaan ekonomi. Sebab sampah yang tidak terkelola dengan baik dapat merusak lingkungan, menciptakan polusi, dan berdampak buruk pada kesehatan masyarakat. Namun, Siti Salamah percaya bahwa teknologi dapat menjadi kunci untuk mengatasi permasalahan ini.


Bersama sejumlah rekannya pada tahun 2018 ia mendirikan Waste Solution Hub penyedia solusi pengolahan sampah terintegrasi. Waste Solution Hub atau WasteHub memberdayakan kaum marjinal terutama pemulung dalam program layanannya dan hadir memberi kesempatan kepada para pemulung untuk mendapatkan binaan dan pekerjaan dengan penghasilan yang lebih baik.


Dua anak di Lapak Pemulung Jurangmangu Timur (Sumber foto: YouTube SATU Indonesia)


Apa Saja Langkah Nyata Dalam Pengelolaan Sampah Saat ini?


Pengembangan Sistem Berbasis Aplikasi

Pengembangan sistem pelaporan sampah berbasis aplikasi mobile adalah solusi yang diharapkan dapat membantu permasalahan sampah yang ada saat ini. Masyarakat dapat dengan mudah melaporkan lokasi sampah liar dan masalah terkait sampah lainnya melalui aplikasi. Informasi yang terkumpul tentunya akan sangat membantu pemerintah daerah dalam merencanakan pengumpulan sampah yang lebih efisien.


Kolaborasi Perusahaan Teknologi Lokal

Kolaborasi dengan perusahaan teknologi lokal untuk mengembangkan sistem pengangkutan sampah pintar juga ia lakukan. Bahkan ia bersama Wastehub terus berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk pengelolaan sampah seperti BPN, UNDP Movers, Rumah millennials, Unilever dll.  Pemanfaatan akses digital menggunakan sensor dan teknologi Internet of Things (IoT, truk pengangkut sampah dapat dikelola dengan lebih efisien. Dengan begitu mereka hanya akan bergerak ke lokasi yang benar-benar membutuhkan pengangkutan sampah, mengurangi pemborosan bahan bakar dan emisi gas rumah kaca. Tak ayal, telah banyak penghargaan yang ia dan wastehub kantongi yaitu SATU Indonesia Award tahun 2021, Floratama Academy di NTT 2022, Medco Startup, Circular Innovation Jam, Climate Launchpad Indonesia dll.


Praktek Daur Ulang

Upaya mempromosikan praktik daur ulang dan pengelolaan sampah organik di komunitasnya. Ia bekerja sama dengan lembaga pendidikan dan organisasi lingkungan untuk menyelenggarakan kampanye kesadaran lingkungan dan pelatihan tentang pengelolaan sampah yang benar.


Ciptakan Lingkungan Bersih, Sehat dan berkelanjutan 

Melalui upayanya yang gigih, Siti Salamah telah menciptakan lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan di Tangerang Selatan. Sehingga tak hanya dapat menjadi solusi atas permasalahan sampah juga meminimalisir terjangkitnya penyakit dari kotoran sampah yang tidak dikelola dengan baik. 




Menggagas WasteHub sejak pertengahan 2019


Waste solution hub

Kegiatan inovasi sosial ini berfokus pada pengelolaan sampah, inisiatif hijau dan ekonomi sirkular di daerah perkotaan, kepulauan dan pariwisata. Program ini melakukan pendekatan sistem teknologi yang terintegrasi dan melibatkan multi-pihak. Program Waste Solution Hub didorong untuk memberikan solusi terkait permasalahan sampah dan juga kondisi sosial khususnya di lingkungan kehidupan para pemulung. Ada sejumlah program pengelolaan sampah, namun kegiatan aktivitas sosial untuk turut memperhatikan kehidupan para pemulung menjadi nilai tambah dan pembeda Waste Solution Hub. Aktivitas Waste Solution Hub dibagi menjadi beberapa program: Pengelolaan Sampah Event dan cluster perumahan dilakukan dengan proses end-to-end untuk menambah nilai berkelanjutan. Pelatihan Intensif Pemulung dilakukan untuk memberikan peluang tambahan dan keterampilan. Selain itu ada Program Konsultan Keberlanjutan untuk menghilangkan risiko dan tetap berkelanjutan, untuk proyek Less Waste atau bahkan Zero Waste.


Hingga kini Waste Solution Hub telah mengedukasi lebih dari 23.435 pengunjung. Jumlah sampah yang dikelola saat ini 4.388 kilogram, dan juga telah memberdayakan pemulung lebih dari 1.222 orang di wilayah Tangerang Selatan, lebih dari 171 sukarelawan terlibat, serta donasi untuk Pekerja Informal (Pemulung) selama pandemi sebanyak 5006 paket sembako yang telah didistribusikan. Waste Solution Hub punya target memiliki 10.000 mitra pemulung, meningkatkan pendapatan pemulung sebanyak 100 persen, mengelola 1.000 ton sampah per hari, menghasilkan lebih dari 1.000 produk daur ulang dan mengembangkan lebih dari 10 area pusat daur ulang dan pembelajaran di seluruh Indonesia.


Program Utama WasteHub

Oceanability 

Program berbasis masyarakat berkelanjutan dengan melakukan pendekatan pengelolaan sampah yang bertanggung jawab dari hulu ke hilir, perubahan iklim, konservasi ekosistem laut dan pemberdayaan ekonomi sirkar. 


Waste Management Event Service

Layanan event pengelolaan sampah di wilayah Jabodetabek untuk acara berkelanjutan, bertanggung jawab dan minim sampah


Waste Pickers Empowerment

Program berbasis masyarakat dan berdampak pada lingkungan sekitar 




Wastehub menargetkan 10 Ribu Mitra Pemulung dan pengelolaan sampah 1000 Ton Per Hari

WasteHub menargetkan dapat melibatkan setidaknya 10 ribu mitra pemulung, meningkatkan 100 persen pendapatan para mereka, dan menargetkan pengelolaan 1.000 ton sampah per hari. Mereka juga menghasilkan 1.000 produk daur ulang serta mengembangkan 10 area pusat daur ulang dan pembelajaran di seluruh Indonesia. Untuk semua itu. Siti menjadi penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2021.


Siti Salaman menjadi contoh nyata, bahwa seiring tekad dan inovasi yang terjalin, kita dapat menjadi penggerak perubahan dalam pengelolaan sampah berbasis teknologi. Semoga kisah inspiratif ini memberikan dorongan bagi banyak orang untuk ikut berperan aktif dalam melindungi lingkungan dan menciptakan masa depan yang lebih baik.





Sumber Artikel

https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/

https://www.indonesiana.id/read/164656/siti-salamah-membina-ribuan-pemulung-dan-melakukan-pengelolaan-sampah-terintegrasi-berbasis-teknologi

https://m.mediaindonesia.com/humaniora/482652/asa-di-balik-tumpukan-sampah-dari-siti-salamah

Sumber Foto

Infografis: Dokumen pribadi 
Instagram @wastehubid
Web dan Youtube: Satu Indonesia 

You May Also Like

0 komentar