My Story

Virtual Diary

Creative Blog

Kesadaran Ketahanan Pangan dan Pentingnya Kebiasaan Makan Sehat Pada Anak

by - Maret 10, 2024

 


Menyiapkan bekal makanan untuk anak-anak menjadi momen harian yang penuh keceriaan, terutama ketika mereka menyampaikan cerita-cerita yang menyemangati dan membahagiakan. Setiap pagi, ritual ini tidak hanya menjadi kewajiban, tetapi juga sarana menyampaikan semangat dan cinta kepada mereka. Dengan setiap suapannya, bekal bukan hanya sekadar makanan, melainkan juga sebuah ungkapan kasih sayang yang dipersembahkan setiap hari. Ada momen dimana saya selalu teringat saat balik sekolah dengan antusias dia berkata. 


“Mi, aku seneng dibawain mami bekal setiap hari. Aku gak harus berlama-lama hanya untuk antri di kantin. Teman-teman yang ekonomi jauh lebih baik dari keluarga kita, justru hampir tidak membawa bekal ke sekolah karena orangtuanya sibuk bekerja. Mereka bahkan iri karena aku bawa bekal setiap hari ke sekolah sejak TK hingga sekarang. Menu yang langsung mami masak sendiri.” kalimat ini masih terngiang hingga sekarang, bahwa jerih payah saya membawa bekal untuknya, ternyata memberikan kesan kasih sayang dan cinta saya ke mereka menjadi lebih kuat. 


Saya termasuk ibu yang selalu kontrol asupan makanan anak-anak. Bahkan sampai anak saya masuk Sekolah Menengah Atas, mereka tetap membawa bekal dari rumah. Selain karena terbiasa sejak kecil, mereka lebih suka bawa makanan dari rumah menghindari antrian kantin yang kerap mengular setiap jam istirahat. 





Bertempat di gedung KPPPA, saya berkesempatan menghadiri diskusi santai dalam membahas dua isu krusial: Ketahanan Pangan dan Kebiasaan Makan pada Anak PAUD. Diskusi ini mencerminkan perhatian terhadap kondisi tingkat kelaparan anak, dan fokus pada peningkatan kesadaran para orangtua. Pembicara diskusi ini terdiri dari:

  • KPPPA, Bappenas
  • Dewan Pakar Foodbank of Indonesia
  • Pengurus Yayasan Lumbung Pangan Indonesia
  • Perwakilan Guru PAUD


Saya kembali belajar banyak dan ikut mengupas mengenai ketahanan pangan dan pentingnya sarapan sebelum sekolah bagi anak-anak. 


Jujur saja, ketahanan pangan sudah menjadi wacana kami sejak dulu. Bahkan berencana memiliki kebun sayur hidroponik sendiri di rumah dan memanfaatkan kolam kecil di belakang dengan membeli bibit ikan Mujair Nila. Saya memutuskan untuk membeli 50 bibit ikan Nila untuk saya pelihara. Prediksi 3 bulan kemudian bisa untuk lauk masa depan. Ahaha. Karena ikan yang mudah dipelihara dan gampang besar salah satunya ikan Nila untuk kami konsumsi. 


Kesadaran akan ketahanan pangan dan kebiasaan makan sehat bagi anak-anak, selain mencerminkan rasa cinta juga memiliki peran krusial dalam membentuk masa depan Indonesia yang gemilang. Hal ini bukan hanya soal memastikan pasokan pangan yang cukup, tetapi juga menggarisbawahi aspek kesehatan dan perkembangan mereka, karena anak-anak adalah bagian dari generasi penerus.


Ketahanan pangan memberikan fondasi untuk stabilitas ekonomi dan sosial negara. Dengan memprioritaskan produksi pangan lokal, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada impor pangan, menghadapi fluktuasi harga dunia, dan memastikan ketersediaan pangan dalam negeri. Hal ini mendukung ketahanan ekonomi dan mengurangi risiko ketidakstabilan sosial akibat kelangkaan pangan.


Lebih jauh lagi, kesadaran akan kebiasaan makan sehat sejak usia dini adalah investasi jangka panjang untuk kesehatan. Anak-anak yang diperkenalkan dengan pola makan seimbang cenderung memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, baik fisik maupun kognitif. Gaya hidup sehat ini juga dapat mengurangi risiko penyakit kronis di kemudian hari, seperti obesitas, diabetes, dan penyakit kardiovaskular.


Selain itu, kesehatan anak-anak berdampak langsung pada kualitas sumber daya manusia Indonesia. Generasi yang sehat secara fisik dan mental memiliki potensi lebih besar untuk menjadi sumber daya manusia yang produktif dan berkontribusi positif terhadap pembangunan nasional. Dengan menciptakan lingkungan yang mendukung kebiasaan makan sehat, Indonesia dapat menghasilkan generasi yang unggul dan mampu bersaing ditingkat global.


Kesadaran Ketahanan Pangan dan Makan Sehat Bagi Anak PAUD


Kesadaran akan ketahanan pangan dan kebiasaan makan sehat juga mencerminkan tanggung jawab sosial terhadap lingkungan. Penerapan pola makan berkelanjutan dan pendekatan pertanian yang ramah lingkungan tidak hanya mendukung ketahanan pangan jangka panjang tetapi juga melindungi ekosistem alam. Hal ini penting untuk menjaga keseimbangan ekologis demi kelangsungan hidup planet kita.


Dengan memandang ketahanan pangan dan kebiasaan makan sehat sebagai pilar utama menuju masa depan gemilang, Indonesia dapat menciptakan fondasi yang kokoh untuk pembangunan berkelanjutan. Inisiatif ini melibatkan kerjasama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat dalam mendukung produksi pangan lokal, edukasi gizi, dan promosi gaya hidup sehat. Dengan begitu, Indonesia dapat melangkah maju sebagai negara yang tidak hanya kuat secara ekonomi tetapi juga memiliki sumber daya manusia yang sehat dan berdaya saing.


Dalam konteks ini, diskusi menyoroti urgensi memberikan pemahaman kepada orangtua tentang pentingnya sarapan bagi anak-anak PAUD. Menyadari bahwa sarapan berperan penting dalam menunjang aktivitas anak sepanjang hari di sekolah, tujuan utama adalah meningkatkan kualitas gizi yang diterima anak-anak untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan optimal.




Melalui forum ini, diharapkan memperoleh informasi yang mendalam mengenai tantangan ketahanan pangan dan dampak kebiasaan makan pada perkembangan anak. Dengan demikian, kesadaran akan peran vital sarapan dalam memastikan energi dan konsentrasi optimal di sekolah dapat ditingkatkan, memberikan kontribusi positif pada masa depan generasi penerus kita. Seiring dengan adanya temuan tersebut, Foodbank of Indonesia melaksanakan survei ketahanan pangan keluarga dan pola makan anak pada tahun 2023. Bersama dewan pakar dan stakeholder terkait, survei ini melibatkan 107 pengurus PAUD dan 628 orangtua murid mitra program Mentari Bangsaku. 


Mentari Bangsaku sendiri merupakan salah satu program dari Foodbank of Indonesia (FOI), sebuah program holistik yang merangkul intervensi pangan dan edukasi untuk siswa PAUD dan SD. Sementara itu, Bank Pangan Kita (BANGKIT) menonjol sebagai kegiatan pendampingan pemberdayaan keluarga dan masyarakat, dengan fokus khusus pada keluarga yang memiliki anak balita mengalami gizi buruk. Dengan pendekatan ini, keduanya bersinergi dalam memberikan solusi menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup, terutama bagi keluarga yang memerlukan perhatian khusus. Program lainnya dari FOI diantaranya: Sayap dari Ibu (SADARI), Mentari Bangsaku, Dapur Pangan FOI, Bank Pangan Kita (BANGKIT), Response on Emergency Disaster (RED), dan Berbagi Buah Berbuah Berkah.


Tujuan dan Hasil Survei FOI Mengenai Ketahanan Pangan 


Tujuan survei ketahanan pangan keluarga dan pola makan anak pada tahun 2023 adalah untuk menggali informasi mengenai tingkat kerawanan pangan dan kebiasaan sarapan anak di lingkungan PAUD, menciptakan pemahaman yang lebih komprehensif terhadap tantangan yang dihadapi. Hasil Survei FOI (Oktober-Desember 2023 di 13 kota/kabupaten) menemukan bahwa sebanyak 76,4% responden mengalami food insecure, 18,2 moderately food insecure, serta sebanyak 5,4% termasuk ke dalam kategori severe food insecure. Dengan kata lain, terdapat sebanyak 23,6% responden mengalami kerawanan pangan. Selain itu, FOI juga melakukan survei kebiasaan sarapan pada anak dan ditemukan bahwa terdapat 50% anak tidak sarapan saat berangkat ke sekolah. Wilayah paling tinggi kerawanan pangan ada di Jakarta Selatan dan Tangerang. Hasil survey memberikan gambaran serius, bahwa pentingnya sebuah kesadaran masyarakat untuk pemenuhan konsumsi gizi dan nutrisi bagi anak-anak sebagai penunjang masa tumbuh kembang mereka. 

Berdasarkan survei mengenai manfaat jika anak-anak sarapan sebelum sekolah didata bahwa sekitar 44,2% orangtua yang merasa bahwa meningkatnya konsentrasi pada anak jika rutin sarapan, 44% dirasakan anak lebih sehat, aktif dan enerjik serta 2,3% yang tidak sarapan. 


Pemberdayaan Keluarga Menghadapi Kerawanan Pangan


Untuk melakukan pemberdayaan keluarga menghadapi kerawanan pangan, langkah-langkah konkret dapat melibatkan:


Peran Orangtua

Memberikan pelatihan kepada orangtua tentang cara kreatif menyusun makanan, serta pentingnya nilai-nilai nutrisi bagi anak.


Pendampingan Responsif 

Mendorong orangtua untuk memberikan pendampingan makan yang responsif terhadap kebutuhan anak, menciptakan lingkungan makan yang positif.


Penanaman Kearifan Lokal 

Melibatkan komunitas dalam menggali nilai-nilai sosial terkait makanan, kesehatan, dan kecerdasan anak, dengan fokus pada kearifan lokal yang mendukung pertumbuhan positif.


Inovasi Pangan Lokal Mendorong 

pengembangan dan pemanfaatan sumber daya lokal untuk menciptakan pangan inovatif yang sesuai dengan kebutuhan gizi keluarga.


Dukungan Multi Sektoral 

Menggalang dukungan dari berbagai sektor seperti pemerintah, lembaga kesehatan, dan lembaga pendidikan untuk menciptakan sistem pangan berkelanjutan dan jaringan keamanan sosial.


Investasi Pendidikan 

Mendorong investasi pada bidang pendidikan guna meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya gizi dan kesehatan.


Sistem Kesehatan 

Membangun kolaborasi dengan sistem kesehatan untuk memberikan informasi kesehatan dan dukungan medis yang diperlukan.


Dengan menggabungkan pendekatan ini, diharapkan dapat terwujudnya pemberdayaan keluarga dalam mengatasi kerawanan pangan, melibatkan orangtua secara aktif, memanfaatkan kearifan lokal, dan mendapatkan dukungan luas dari berbagai sektor. 


Yuk, tingkatkan kesejahteraan dan kinerja akademis anak-anak, menjadikan sarapan sebagai landasan utama dan langkah awal untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan optimal dalam lingkungan pendidikan. 



You May Also Like

0 komentar