Kolaborasi Teknologi dan Tradisi: AVMS sebagai Solusi Digital untuk Desa Wisata di Indonesia
Membangun perubahan tidak mengenal kata terlambat. Hidup seperti sebuah permainan demprak gunung, di mana setiap langkah harus diperhitungkan, dan lompatan besar seringkali diperlukan untuk meraih puncak. Begitu pula dengan desa-desa di Indonesia—menawan dalam kesunyian, menawarkan keindahan yang hanya bisa dipahami dalam diam. Banyak Desa di Indonesia begitu indah serta layak untuk dijadikan Desa Wisata dengan segala keunikannya, baik secara geografis, budaya, dan adatnya. Desa asri yang mampu menawarkan banyak mata hanya untuk memandang keindahan. Melampaui segala hiruk pikuk dan menjangkau segala rupa. Setiap manusia kelak rindu lanskap yang memberikan kedamaian, dan mengajak untuk menjangkau alam semesta dalam bentuknya yang paling sederhana.
![]() |
Digitalisasi Desa Wisata (dok.Auto2000) |
Digitalisasi Desa Wisata Bersama Reza Permadi
Hal inilah yang membuat Reza Permadi, menggagas untuk memajukan desa wisata. Bayangkan saja, terdapat 6030 desa wisata di seluruh Indonesia, dari 80 ribuan desa, namun minim akses teknologi. Dan itulah inspirasi awalnya, karena di desa ternyata punya potensi, punya daya tarik wisata, yang bisa dikunjungi oleh wisatawan,” ujar Reza Permadi yang merupakan salah satunya Pemenang SATU Indonesia Awards 2023 di bidang Teknologi dari Astra.
Pada tahun 2016, Reza Permadi baru saja memulai perjalanannya di dunia akademik di program Master of Sustainable Tourism. Salah satu mata kuliah yang paling membekas dalam ingatannya adalah "Smart Tourism", mata kuliah yang menggabungkan teknologi dengan keberlanjutan pariwisata. Selama proses belajarnya, ia terpikir tentang satu ide yang sederhana namun mendalam: bagaimana jika ada sebuah sistem yang bisa mengelola pengunjung wisata dengan lebih efisien, sekaligus membantu masyarakat setempat mendapatkan penghasilan lebih baik?
![]() |
Infografis (dok.pribadi) |
Awal Mula Ide AVMS Peluang dalam Adopsi Tiket Reservasi Online
Dalam salah satu tugas mata kuliah, Reza menulis tentang Visitor Management System (VMS), sebuah sistem yang membantu destinasi wisata mengelola jumlah pengunjung, memperbaiki pengalaman wisata, dan mendukung kelestarian lingkungan. Ketika ide ini pertama kali muncul, itu hanya sebatas tulisan akademik. Tetapi semakin ia mendalami konsep tersebut, semakin ia merasa bahwa ini bukan hanya teori — ini bisa menjadi solusi nyata untuk banyak desa wisata di Indonesia yang masih tertinggal dalam hal digitalisasi.
Selepas menyelesaikan studinya, ia mendapati kenyataan pahit bahwa banyak desa wisata di Indonesia mengalami kendala yang sama: minimnya akses terhadap teknologi untuk mempromosikan dan mengelola destinasi mereka. Reza yakin bahwa solusi ini bisa menjadi lebih dari sekadar sebuah tugas kuliah — bisa menjadi sebuah misi hidup. Dengan modal terbatas, ia mendirikan Atourin, perusahaan rintisan yang fokus pada solusi teknologi pariwisata, dengan produk utama Atourin Visitor Management System (AVMS).
AVMS merupakan sistem reservasi tiket online yang dirancang untuk mendukung transformasi digital destinasi wisata. Lebih praktis, singkat dan mudah. Dengan implementasi sistem ini, pengelola dapat mengedepankan konsep pariwisata berkelanjutan dengan mengurangi dampak mass tourism melalui manajemen kuota pengunjung harian. Wisatawan memiliki kemudahan untuk memilih tanggal kunjungan yang diinginkan serta melihat secara real-time kuota yang tersisa pada tanggal tersebut. Inovasi ini memungkinkan proses pemesanan tiket masuk ke daya tarik wisata maupun desa wisata menjadi lebih cepat dan efisien. Setelah menyelesaikan pembayaran, wisatawan akan menerima tiket elektronik berisi QR code yang cukup ditunjukkan kepada penjaga loket untuk memasuki lokasi wisata. Sekarang digitalisasi sudah merambah ke banyak tempat wisata. Itu yang saya rasakan sekarang. Lebih praktis dan mudah.
![]() |
Aplikasi Atourin yang tersedia di App Store dan Play Store (Dok.Atourin) |
Perjuangan Membesarkan Atourin Teknologi Nusantara
Tidak mudah bagi Reza untuk memulai dari nol. Tahun 2019, ketika AVMS diluncurkan, tantangan pertama adalah bagaimana meyakinkan para pengelola desa wisata bahwa teknologi ini penting. Banyak dari mereka yang enggan menggunakan teknologi baru, masih terjebak dalam cara lama, dan tidak percaya bahwa sistem daring bisa meningkatkan penghasilan mereka.
“Apa yang salah dengan cara kami sekarang?” adalah pertanyaan yang kerap ia dengar.
Reza pun mulai melakukan pendekatan yang lebih personal. Ia mengunjungi desa-desa, bertemu langsung dengan para pengelola, dan memberikan pelatihan tentang manfaat digitalisasi. Beberapa kali, ia harus pulang dengan tangan kosong karena penolakan. Tidak jarang ia merasa putus asa. Namun, satu hal yang selalu menjadi motivasinya adalah mimpinya untuk memajukan pariwisata di Indonesia melalui keberlanjutan dan digitalisasi.
Pada tahun pertama, Atourin hanya bekerja dengan beberapa desa wisata. Tantangan finansial pun menghantam keras, mengingat pendapatan belum cukup untuk menutupi biaya operasional. “Bisa dibilang tahun pertama adalah tahun yang penuh air mata,” kenang Reza yang merupakan COO (Chief Operating Officer) PT. Atourin Teknologi Nusantara dan Perintis Digitalisasi Desa Wisata dari Provinsi DKI Jakarta. Namun, ia tidak menyerah. Ia yakin, apa yang dia lakukan adalah langkah awal untuk perubahan besar.
“Atourin merupakan platform yang dapat diunduh melalui App Store dan Playstore, menawarkan marketplace khusus untuk jual beli produk wisata. Mulai dari paket liburan, homestay, hingga berbagai aktivitas liburan seru lainnya dapat ditemukan di sini. Platform ini secara khusus berfokus pada pengembangan desa wisata yang dikelola oleh Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata), memungkinkan mereka untuk menjual paket wisata dan produk terkait secara langsung. Dengan Atourin, wisatawan tidak hanya mendapatkan kemudahan dalam merencanakan liburan, tetapi juga mendukung pemberdayaan komunitas lokal di desa-desa wisata di seluruh Indonesia,” jelas Reza dalam wawancara melalui Podcast Radio Idola Semarang.
Pada tahun 2021 Atourin mengembangkan pengalaman wisata virtual dengan memanfaatkan teknologi virtual reality (VR) melalui media 360 derajat. Wisatawan dapat menggunakan VR Box atau VR Cardboard untuk menjelajahi informasi wisata dari rumah mereka, seolah-olah berada langsung di lokasi tujuan.
Kemudian di tahun 2022 Atourin meluncurkan tiga produk baru untuk meningkatkan pengalaman berwisata.
- Marketplace: Platform ini memungkinkan pelaku pariwisata di Indonesia untuk memperjualbelikan produk pariwisata mereka.
- Itinerary Creator: Fitur ini memungkinkan wisatawan untuk membuat rencana perjalanan kustom sesuai preferensi mereka, dengan akses ke database ribuan objek wisata.
- Aplikasi Mobile: Atourin juga merilis aplikasi mobile gratis yang dapat diunduh di Play Store dan App Store sejak Januari 2022.
![]() |
Atourin kenalkan ARTI di Launching Karisma Event Nusantara Tahun 2024 Bersama Kepala Dinas Pariwisata Raja Ampat, Papua Barat Daya. |
Atourin Luncurkan ARTI: Inisiatif Pariwisata Regeneratif untuk Masa Depan yang Berkelanjutan
Atourin, perusahaan teknologi yang berfokus pada sektor pariwisata, baru saja meluncurkan Atourin Regenerative Tourism Initiative (ARTI) pada Rabu (5/6/2024). Inisiatif ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam mengenai pariwisata regeneratif kepada para pemangku kepentingan di Indonesia sekaligus menyediakan platform berbasis teknologi yang mendukung praktik tersebut. Sejak tahun 2020, Atourin telah melaksanakan berbagai program pariwisata regeneratif, termasuk inisiatif "One Traveler One Tree," yang berhasil menanam lebih dari 1.500 pohon di berbagai provinsi seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Bali. COO Atourin, Reza Permadi, menyatakan bahwa inisiatif ini diharapkan dapat memperluas dampak positif terhadap lingkungan dan masyarakat melalui pendekatan yang lebih komprehensif.
![]() |
Aksi menanam 100 pohon mangrove,(dok.Atourin) |
ARTI terdiri dari empat pilar utama: Fund, Knowledge, Community, dan Event, yang dirancang untuk meningkatkan pemahaman tentang pariwisata regeneratif serta menyediakan platform yang dapat dimanfaatkan oleh para pemangku kepentingan. Inisiatif ini akan menghubungkan mereka dengan berbagai kegiatan, baik luring maupun daring, seperti penanaman pohon, konservasi mata air, dan pelestarian flora dan fauna. Selain itu, Atourin memperkenalkan fitur carbon offsetting bernama ARTI Button, yang memungkinkan wisatawan untuk mengetahui emisi karbon yang dihasilkan dari aktivitas wisata mereka serta jumlah pohon yang perlu ditanam untuk mengimbangi emisi tersebut. Dengan langkah-langkah ini, Atourin berkomitmen untuk menjadi perusahaan pariwisata yang ramah lingkungan, sosial, dan ekonomi.
![]() |
Desa Wisata Penglipuran Bali & Desa Wisata Pujon Kidul (dok.kemenparekraf) |
Menghadapi Tantangan: Peningkatan SDM dan Teknologi dalam Implementasi AVMS di Desa Wisata
Salah satu hambatan dalam memperluas program AVMS agar dapat dimanfaatkan oleh desa wisata di seluruh Indonesia terletak pada keterbatasan sumber daya manusia (SDM) dan teknologi. Banyak desa masih menghadapi tantangan dalam hal pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengoperasikan sistem reservasi online ini secara efektif.
“Salah satu tantangan utama dalam implementasi AVMS yang kami lakukan adalah kesiapan sumber daya manusia, terutama dalam hal teknologi. Karena sistem ini secara otomatis mencatat seluruh transaksi keuangan dan jumlah pengunjung yang masuk, transparansi menjadi aspek penting yang tidak bisa dihindari. Namun, hal ini justru menimbulkan resistensi dari beberapa pengelola pariwisata yang merasa enggan beradaptasi dengan keterbukaan data. Mereka khawatir bahwa transparansi yang dituntut oleh sistem ini dapat mengungkap praktik pengelolaan yang sebelumnya kurang terpantau. Oleh karena itu, diperlukan edukasi dan pendampingan agar para pengelola dapat memahami manfaat jangka panjang dari sistem ini dalam meningkatkan akuntabilitas dan kepercayaan wisatawan,” ucap Reza dalam wawancara Radio Idola Semarang.
Selain itu, akses terhadap infrastruktur teknologi yang memadai, seperti perangkat dan koneksi internet yang stabil, juga menjadi kendala yang signifikan. Bahkan kerjasama Atourin di wilayah 3T seringkali terkendala blank spot di beberapa lokasi wisata. Untuk mengatasi masalah ini, perlu adanya upaya kolaboratif antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan sektor swasta dalam memberikan pelatihan dan fasilitas yang diperlukan, sehingga desa-desa wisata dapat sepenuhnya memanfaatkan potensi AVMS untuk meningkatkan daya tarik dan pengelolaan pariwisata mereka.
“Manfaat yang didapat selain memajukan Desa Wisata akan dapat mengurangi dampak sampah karcis kertas dari tiket pembelian manual. Jika pembelian melalui AVMS secara otomatis tiketnya elektronik menggunakan barcode,” tambah Reza.
Bangkit dari Kegagalan Buktikan Keberhasilan DSA: Menambah Pendapatan Desa Melalui Inisiatif Pariwisata
Kebangkitan mulai terlihat ketika desa wisata yang menggunakan AVMS mulai merasakan manfaatnya. Salah satu kisah sukses datang dari Desa Wisata Panglipuran di Bali, berkat AVMS berhasil meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan internasional dan mendigitalisasi transaksi wisata lokal. Berita ini menyebar dari mulut ke mulut, dan semakin banyak desa wisata mulai tertarik untuk bekerja sama dengan Atourin.
Selain itu ada desa wisata yang semakin berkembang berkat program ini adalah Desa Sejahtera Astra (DSA) di Bugisang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Dalam setahun, desa ini mampu menambah pendapatan sekitar 50-60 juta rupiah. Meskipun sebelumnya telah memiliki pasar lokal, terutama dari kalangan anak sekolah, kehadiran program ini telah berhasil memperluas jangkauan pasar mereka. Kini, DSA menarik perhatian wisatawan dari berbagai negara serta korporasi yang tertarik untuk membeli paket wisata yang ditawarkan. Program ini tidak hanya akan berlanjut, tetapi juga akan diperkuat melalui kolaborasi antara media lokal dan inisiatif Astra di desa wisata, yang diharapkan dapat membawa dampak positif yang lebih besar bagi masyarakat setempat.
Reza pun memutuskan untuk memperluas jangkauan dengan mendirikan Atourin Academy. Di sini, ia memberikan pelatihan daring dan luring kepada para pengelola destinasi wisata agar mereka bisa menggunakan AVMS dengan maksimal. Reza percaya bahwa edukasi adalah kunci untuk merangkul teknologi.
Meski pandemi COVID-19 melanda di tahun 2020, Atourin justru melihat lonjakan permintaan. Dengan pembatasan kunjungan fisik, banyak desa wisata mulai menyadari pentingnya kehadiran daring. AVMS menjadi jembatan yang menghubungkan mereka dengan wisatawan. Kini, di tahun 2024, sekitar 100 desa wisata di seluruh Indonesia telah menjadi mitra Atourin. Atourin juga membantu mereka membangun database pengunjung dan mencatat keuangan.
Mimpi Menuju 2030: Desa Wisata Go Digital
Reza tidak berhenti di sini. Ia memiliki visi besar untuk tahun 2030: sekitar 4.500 desa wisata di Indonesia akan go digital dengan bantuan AVMS. Ia juga bermimpi untuk melibatkan ribuan operator tur dan bekerja sama dengan komunitas lokal agar pariwisata di Indonesia benar-benar berkelanjutan.
Reza, seorang dosen jurusan Pariwisata di salah satu kampus terkemuka, menjelaskan pentingnya kolaborasi dalam pengembangan desa wisata. "Saya bekerja dengan komunitas lokal untuk membangun Pokdarwis atau kelompok sadar wisata," ujarnya. Meskipun tidak mungkin untuk mengunjungi setiap desa wisata secara langsung, Reza menekankan bahwa sinergi antara berbagai pemangku kepentingan—mulai dari komunitas, Astra, hingga Kementerian Pariwisata dan Kementerian Desa—merupakan kunci keberhasilan. "Alhamdulillah, saya bersama teman-teman berhasil menyelesaikan digitalisasi 244 produk dari desa wisata di seluruh Indonesia," tambahnya. Melalui upaya ini, diharapkan desa-desa wisata dapat lebih dikenal dan memberikan dampak positif bagi ekonomi lokal.
![]() |
Desa Wisata Rambitan (dok.Atourin) |
Menyusuri Keindahan dan Budaya Indonesia dengan Paket Wisata Atourin
Atourin menawarkan berbagai paket wisata yang menarik dan penuh pengalaman, memungkinkan wisatawan untuk menjelajahi kekayaan budaya dan keindahan alam Indonesia. Salah satunya adalah paket liburan ke Lombok, dimana pengunjung dapat belajar menenun di Desa Wisata Rambitan, merasakan keindahan dan nilai seni dari kain tradisional khas Lombok. Sebelum memasuki Desa Wisata, pengunjung diwajibkan menggunakan kain dari suku Sasak yaitu Bendang (batik) dan lambung yang menjadi keunikan tersendiri di Desa ini. Setelahnya diajak untuk melihat proses pewarnaan benang dengan pewarna alami serta diajak untuk mencoba memintal benang menggunakan alat tradisional. Adat dan budaya di sini juga lebih unik. Para remaja sebelum menikah harus belajar untuk melakukan proses nyesek atau menenun, filosofinya adalah untuk mengontrol emosi, melatih kesabaran dan ketelitian serta belajar memiliki edukasi untuk menambah perekonomian keluarga.
![]() |
jelajah Desa Wisata daerah Borobudur (dok.Atourin) |
Selain itu, jelajah Desa Wisata lainnya di daerah Borobudur juga tak kalah seru dengan tiga paket dari Borobudur Trail of Civilization (BToC) yang ditawarkan, yaitu:
- Relief to Table, dimana wisatawan dapat mencicipi masakan khas nusantara
- Skilled Hands, sebuah pengalaman belajar membatik dan membuat gerabah dari tanah liat, sambil berkeliling desa dengan kendaraan VW.
- Journey of the Stones, menyusuri keindahan sungai Progo di Desa Sambeng.
Paket ini juga mencakup kunjungan ke Sentra UMKM Rengginang Bu Yatin, makan siang di Balkondes Karangrejo dengan pemandangan menakjubkan dari bukit Menoreh, serta menginap di Homestay Desa Wisata Candirejo. Wisatawan dapat menikmati keliling desa dengan sepeda, bermain di sentra anyaman, dan mengunjungi tempat pembuatan kripik tempe, menjadikan pengalaman liburan ini tak terlupakan.
Kolaborasi Teknologi dan Tradisi: Penggunaan AVMS untuk Desa Wisata di Indonesia
Desa wisata adalah sebuah konsep di mana sebuah desa dikembangkan dan dipromosikan sebagai destinasi wisata dengan menonjolkan kekayaan alam, budaya, adat istiadat, serta potensi ekonomi lokal. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui pariwisata yang berkelanjutan. Di dalam desa wisata, pengunjung dapat menikmati pengalaman otentik seperti menginap di rumah-rumah penduduk, mengikuti kegiatan sehari-hari masyarakat, hingga mempelajari kerajinan lokal.
Sektor digitalisasi AVMS dalam konteks desa wisata berperan penting untuk mendukung promosi dan pengelolaan wisata berbasis teknologi. Digitalisasi ini memungkinkan desa wisata untuk memperluas jangkauan pemasaran dan berkomunikasi dengan calon wisatawan secara lebih efektif.
Beberapa penerapan sektor digitalisasi melalui AVMS meliputi:
- Promosi Virtual: Desa wisata dapat menggunakan video streaming untuk mempromosikan atraksi wisata mereka, seperti budaya lokal, keindahan alam, atau event khusus. Penggunaan video live streaming memungkinkan wisatawan untuk melihat dan merasakan suasana desa secara real-time.
- Edukasi dan Pelatihan Digital: Dengan digitalisasi, masyarakat desa bisa belajar cara mengelola dan mempromosikan desa wisata mereka melalui platform video yang memberikan tutorial, pelatihan, dan panduan secara online.
- Aplikasi Pemandu Wisata Digital: AVMS juga bisa digunakan untuk menciptakan pemandu wisata digital. Wisatawan dapat mengakses video-video panduan, tur virtual, Pembelian tiket online atau konten interaktif lainnya yang membantu mereka mengeksplorasi desa secara mandiri.
- Konten Buatan Pengguna: Wisatawan yang berkunjung bisa membuat konten berupa video dan membagikannya melalui platform AVMS. Ini akan meningkatkan visibilitas desa wisata dan menarik lebih banyak wisatawan.
Dengan mengadopsi digitalisasi AVMS, desa wisata dapat memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan daya tarik dan pengelolaan wisata mereka, sekaligus mendukung pemberdayaan ekonomi lokal.
![]() |
Data Statistik Perkembangan Wisatawan Mancanegara Januari 2023 oleh Kemenparekraf (dok.kemenparekraf) |
Ide Perubahan Inovatif Pada Desa Wisata
Ada banyak hal yang dapat membuat perubahan inovatif pada desa wisata, serta dapat meningkatkan daya tarik dan kesejahteraan masyarakat setempat. Bahkan menurut data statistik perkembangan wisatawan mancanegara Januari 2023 oleh Kemenparekraf dibanding Januari tahun 2022 semakin meningkat. Hal inilah yang diharapkan agar pariwisata dalam negeri dapat mengundang banyak turis lokal maupun mancanegara.
1. Digitalisasi Pengalaman Wisata
Virtual Tours dan Live Streaming: Buat tur virtual melalui situs web atau aplikasi yang memungkinkan calon wisatawan mengeksplorasi desa secara digital sebelum mengunjungi. Ini juga bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan yang belum bisa berkunjung secara langsung.
Aplikasi Pemandu Wisata Digital: Kembangkan aplikasi yang memberikan informasi real-time tentang atraksi wisata, sejarah lokal, dan rekomendasi kegiatan melalui AVMS.
2. Pemberdayaan Ekonomi Kreatif Lokal
Pelatihan UMKM Berbasis Digital: Berikan pelatihan bagi masyarakat untuk menjual produk-produk lokal (kerajinan tangan, kuliner, dll.) secara online melalui marketplace atau platform media sosial. Ini dapat memperluas pasar produk lokal ke luar desa.
Pembuatan Studio Kerajinan Live: Wisatawan bisa menyaksikan secara langsung pembuatan kerajinan lokal melalui streaming, dan bahkan memesan produk secara digital.
3. Penerapan Teknologi Ramah Lingkungan
Penggunaan Energi Terbarukan: Implementasikan panel surya atau energi angin untuk daya listrik di area wisata, sehingga menarik wisatawan yang peduli terhadap lingkungan.
Pengelolaan Sampah Terintegrasi: Buat sistem pengelolaan sampah yang melibatkan pengolahan sampah menjadi kompos atau energi untuk kebutuhan desa, sekaligus meningkatkan kesadaran lingkungan pada wisatawan.
4. Pengembangan Konsep Eduwisata (Edukatif dan Rekreatif)
Workshop dan Kursus Wisata Edukatif: Kembangkan program edukasi seperti workshop kerajinan, kursus pertanian organik, atau belajar budaya lokal yang bisa diikuti oleh wisatawan.
Pengalaman Interaktif untuk Anak-anak: Sediakan paket wisata khusus untuk keluarga, dengan aktivitas edukatif seperti belajar berkebun, beternak, atau mengikuti permainan tradisional.
5. Desain Homestay Ramah Wisatawan
Penginapan Berbasis Konsep Tradisional & Modern: Homestay dengan sentuhan modern namun tetap menjaga arsitektur tradisional bisa menarik wisatawan yang menginginkan kenyamanan sambil menikmati suasana desa asli.
Kustomisasi Pengalaman Wisatawan: Sediakan pilihan bagi wisatawan untuk memilih aktivitas yang disesuaikan dengan minat mereka (misal, petualangan alam, belajar kerajinan, atau wisata kuliner).
6. Promosi Melalui Media Sosial dan Konten Kreatif
Penggunaan Influencer Lokal dan Internasional: Ajak influencer atau content creator untuk mengunjungi dan mempromosikan desa wisata. Buat kampanye online yang menampilkan keindahan dan keunikan desa, baik melalui foto, video, atau cerita di media sosial.
Kompetisi Konten Wisata: Adakan kompetisi bagi wisatawan untuk membuat konten (foto/video) terbaik tentang desa wisata, dengan hadiah menarik untuk meningkatkan keterlibatan dan promosi.
7. Pengembangan Wisata Berbasis Budaya dan Tradisi
Festival Budaya Tahunan: Selenggarakan festival budaya yang menampilkan tarian tradisional, musik, kuliner lokal, dan pameran kerajinan untuk menarik wisatawan dan memperkuat identitas budaya desa.
Program “Living with Locals”: Tawarkan paket wisata di mana pengunjung tinggal bersama penduduk lokal dan terlibat dalam kehidupan sehari-hari mereka, seperti memasak makanan tradisional atau bertani.
8. Diversifikasi Atraksi Wisata
Pengembangan Wisata Alam Petualangan: Sediakan fasilitas untuk hiking, bersepeda, atau camping yang memanfaatkan potensi alam di sekitar desa. Buat jalur khusus wisata alam yang menjelajahi hutan, sawah, atau sungai di desa.
Wisata Agro dan Pertanian: Buat program di mana wisatawan bisa belajar bertani, memanen hasil pertanian, atau terlibat dalam kegiatan peternakan. Ini bisa menarik wisatawan yang tertarik pada wisata edukatif dan berkelanjutan.
9. Kolaborasi dengan Sektor Swasta dan Pemerintah
Pembangunan Infrastruktur Wisata: Ajukan kerjasama dengan pemerintah dan sektor swasta untuk membangun infrastruktur pendukung seperti jalan yang lebih baik, jaringan internet yang kuat, dan fasilitas kesehatan di sekitar desa wisata.
Program CSR: Gandeng perusahaan untuk melaksanakan program Corporate Social Responsibility (CSR) yang berfokus pada pengembangan desa wisata, seperti bantuan teknologi atau modal usaha bagi UMKM.
10. Pengembangan Konsep Pariwisata Berkelanjutan
Pariwisata Ramah Lingkungan: Edukasi wisatawan dan masyarakat desa tentang pariwisata yang bertanggung jawab, menjaga kebersihan lingkungan, dan melestarikan budaya lokal.
Batas Kapasitas Wisatawan: Tetapkan batasan jumlah wisatawan yang bisa diterima di desa untuk menghindari kerusakan lingkungan dan mempertahankan kualitas pengalaman wisata.
Dengan ide-ide ini, desa wisata dapat menghadirkan perubahan positif yang tidak hanya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga membuatnya lebih menarik bagi wisatawan lokal maupun internasional.
Kisah Reza adalah kisah tentang mimpi, kegigihan, dan ketulusan. Meskipun ia memulai perjalanannya dari sebuah tugas kuliah sederhana, dengan keyakinan dan kerja keras, ia telah mengubah ide itu menjadi sesuatu yang lebih besar dari dirinya sendiri — sebuah solusi yang dapat membawa perubahan besar bagi masa depan pariwisata di Indonesia.
Apresiasi SATU Indonesia Awards dari Astra semakin memotivasi untuk mempercepat akselerasi dalam mewujudkan Desa Wisata Go Digital di masa depan. Pengalaman bertemu dengan berbagai komunitas dan individu inspiratif di pelosok daerah yang memiliki visi dan misi serupa, yaitu memajukan Indonesia, telah memperkuat tekadnya untuk mengembangkan potensi desa-desa wisata. Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, ia berkomitmen untuk mengimplementasikan transformasi digital yang dapat meningkatkan daya saing dan keberlanjutan desa wisata, sehingga dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.
Referensi
https://kemenparekraf.go.id/ragam-pariwisata/Anugerah-Desa-Wisata-Indonesia
https://hearthis.at/radioidolasmg/2023-11-16-ngobrol-bareng-reza-permadi/
https://www.rri.co.id/index.php/daerah/1024626/talkshow-local-media-summit-2024-begini-cerita-reza-permadi-pemenang-satu-indonesia-award-astra-2023
https://radarbogor.jawapos.com/bogor/amp/2475161418/kisah-inspiratif-pemenang-satu-indonesia-award-di-forum-diskusi-local-media-summit-2024
https://www.humaneducationcentre.com/reza-permadi-selamatkan-pariwisata-indonesia-saat-pandemi/
https://m.antaranews.com/amp/berita/4140825/atourin-luncurkan-arti-beri-pemahaman-soal-pariwisata-regeneratif
https://m.kumparan.com/amp/rezapermadi/inovasi-di-industri-pariwisata-atourin-luncurkan-produk-dan-layanan-baru-1xTcQRGMV85
0 komentar