My Story

Virtual Diary

Creative Blog

Pinjami Aku Waktu

by - Mei 16, 2013

Lebih Bebas, Pulau di Norwegia Ini Tak Ingin Terikat Konsep Waktu


Betapa waktu seringkali mengunjungi kita dan menitipkan sebagian remah hidupnya pada sebuah ruh yang Tuhan kehendaki. Kemudian setelahnya ia menjaga jarak untuk menatap bagian perjalanannya hingga dewasa. Aura waktu yang dipinjaminya redup sendiri. 

Kuning kataku seperti bendera kata mati yang tak mampu ditawar oleh sepanci bubur merah putih yang seringkali moyang kita menerjemahkan sebagai awal syukur kebahagiaan.

Ini perjalanan....

Lalu, mengapa awalnya kita ditakdirkan bersembunyi dari semua kegaduhan di dalam kegelapan rahim?


Apa karena awal mula hidup, nyata bermula dari banyak kesakitan dan tangisan lalu berakhir pada hal yang sama? 

Tuhan mengajarimu rindu dan meminjami ngilu kemudian mempertontonkan ketakutan-ketakutan kecil yang seringkali hilang terabaikan. 

Di setiap kelahiran, ada ruh yang meminta waktu lebih lama untuk tahu. Supaya mampu keluar, bicara, berlari dan menjajal kehidupan yang serba sementara ini.




You May Also Like

0 komentar