My Story

Virtual Diary

Creative Blog

Tulisan yang Lahir dari Tangan Hujan

by - November 29, 2013


Kenapa hujan selalu saja berhasil membuat waktu terasa lebih lama, terasa lebih hangat, walau pun kita tahu suhu udara yang dirasakan adalah sebaliknya. Hujan bahkan mampu membuat kita merasakan lebih bernyawa karena terlalu banyak pikiran yang memikirkan banyak kata setelahnya untuk bisa menjadi apa yang entah atau menjadi entah yang bagaimana.

Dalam hujan yang kantuk, saya hendak tertidur lalu membeli rumah di kepalamu dengan semua perabotan yang bernama kenang dan anak rindunya sekalian. Karena di sana, ada kemungkinan empat penjuru mata angin menangkap kota kecil yang berusaha melupakan dirinya sendiri lalu memeluk sepi untuk hadir pada bunyi paling pelan yang sedang berdoa, agar setiap percakapan kita, lupa mengucap kata lelah, lupa bagaimana ia taruh tanda titik kecemasannya.

Apakah kau tak pernah menjejaki history? karena hanya pada history ada sejumlah catatan percakapan yang wajib kita kunjungi, untuk menolak kata lupa tadi, agar semua yang hilang tampak ada. Setidaknya sesekali rindu bisa menjadi sebuah kamuflase dan cinta kadangkala seperti nonton film hantu 3 dimensi di bioskop, seringkali menakut-nakuti agar kita tak perlu ada kata jauh sebagai upaya bahwa rindu juga punya alasan datang memelukmu berulangkali.

Pada hujan yang baik ini, banyak hal yang tiba-tiba melintas, teringat dari sebuah penggalan kata, ingatan yang baik dan segenggam kenang yang tak pernah bisa lupa kita dari buku-buku yang pernah dan telah dibaca.

Tulisan yang masih teringat, mungkin mampu menginspirasimu juga. Barangkali.

Ruang percakapan yang mampu membuat kita banyak merenung. 

You May Also Like

0 komentar