My Story

Virtual Diary

Creative Blog

Rindu Raya di Kampung Halaman

by - Mei 20, 2020


Menginjakkan kaki di kepulauan Riau tahun kemarin, tak lagi sama. Banyak wisata yang mulai diracun orang kota. Taman warna-warni, kincir angin palsu, dan bambu love besar-besar menjadi background kekinian kebanggaan yang menjarah keasriannya.

"Di sana ada jembatan kuning, bagus buat foto" ujar kerabat. Saya hanya melihat sekilas dibalik rimbun ilalang, sekaligus memantau genangan air hujan. Roda motor sepertinya bakalan selip kalau dipaksakan ke sana, tanah merah semua. Kami langsung putar balik menuju tempat lain sambil menghirup udara segar dan angin laut.

Tahun kemarin, kita sekeluarga merayakan hari raya di kampung halaman, rela menukar jutaan rupiah hanya untuk bertandang jauh menyeberang ke daerah Kepulauan Riau. Hari raya di sana, bagi kami lebih terasa meriahnya dibandingkan dengan tempat tinggal sendiri.

Sarat akan suasana Fitri yang serba melayu, kuih muih aneka rupa, berbaju kurung dan bertudung, serta identik dengan air soda kalengan dan bertandang ke sanak keluarga menjadi nilai rindu yang tak kunjung habis. Di sana hampir setiap rumah open house. Tamu yang berkunjung mesti wajib mencicip kue atau hanya sekedar minum air kaleng, bahkan anak kecil entah dari mana-mana kian bertandang. Mengharap amplop para dermawan.

Paling nikmat ketika terkenang saat merayakan malam 7 likur, sepanjang jalan penuh dengan pelita yang mulai dinyalakan tiap menjelang petang. Gapura besar berbentuk istana masjid nan megah mengingatkan akan Kota Agrabah milik Putri Jasmine & Aladdin.

Pawai mobil besar dengan berbagai macam lentera, sejuta lampu menghiasi dan mulai melintas, memperlihatkan kreativitas anak negeri untuk berlomba-lomba menjadi jawara demi meraih piala Bupati.

Lokasi favorit di sana buat saya hanya coastal area. Pemandangannya dari sekian tahun masih sama indahnya. Bahkan sekarang lebih rapih dan tertata.

Saya cinta sekali dengan adat melayu, bahkan pernah menanyakan hal terdahulu, "Sayang, kenapa waktu kita nikah gak pake adat melayu, aku suka baju pengantin melayu. Kenapa malah pake adat jawa, keluarga aku gak ada orang jawa, keluarga kamu juga gak ada orang jawa?"

Walaupun jawabannya rada ngeselin, "Udah punya anak dua, masih aja nanya ginian. Kenapa cewek di muka bumi ini rumit banget jalan pikirannya." Saya mendengar ini lekas menahan tawa.

Ada benarnya juga.

Isi pikiran wanita memang rumit. Terutama saya.

Kenang lain yang tersisa adalah berburu kuliner enak di sana. Menu Lendot paling terekam di kepala. Awal mula, saya tak suka lendot. Penampilannya aneh. Membuat geli, karena menyerupai lendir, namun setelah sekian tahun merasa, lidah seperti sudah terbiasa, semacam sup siput dengan kuah kental dan rasa pedas lada yang membuat hangat saat menyantapnya. Sekarang malah ketagihan. Selain lendot, ada mie siam, mie lendir dengan siraman kuah kacang, telur rebus, touge dan irisan cabai hijau, ada goba', roti prata, roti cane.... ah masih banyak lagi yang jika diceritakan membutuhkan waktu lama.

Bagaimana hari raya di kampung kalian?

You May Also Like

6 komentar

  1. Hari Raya di kampung halaman jarang sih kalo aku mbak, karena kampungnya jauh, hehehe.. Pling enak di kampung istri di Lahat ada tradisi silaturahmi ke tetangga sampai sore tuh kalo lebaran..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama Mas Saw, aku juga jauh. Kalau ke sana harus rogoh kocek 15 juta perhitungan pp tiket pesawat berempat, plus taksi dan ongkos Ferry lagi. Agak jarang pulang kampung, padahal nikmat banget kalau raya di kampung. Di Kepri gak cuma lebaran sampe sore, tapi seminggu tamu masih dateng.. ahaha.

      Hapus
  2. Tiada yang bisa menggantikan semaraknya suasana hari raya dikampung halaman. Apalagi yang masih kental suasana adatnya.

    Iya... Saya setuju cewek emang rumit isi pikirannya. Saya juga sering menanyakan hal yang ngak penting sama suami dan jawaban bikin ngakak.

    BalasHapus
  3. kadang aq suka merasa iri setiap lebaran byg orang2 pulang kampung, karena tradisi pulang kampung saat lebaran itu gak ada, krn semua kelurga dan orgtua smua tinggal di jakarta

    BalasHapus
  4. Kalau aku ga ada kampung nih, tiap hari raya ke puncak, wkwkkw biasa banget, krna lahir di Jakarta, sodara jg di Jakarta semua 😂

    BalasHapus
  5. Hari raya di tempatku biasa aja, Kak. Keknya gak ada yang istimewa selain masakan lebaran 🤣

    BalasHapus