Sepeda Tandem Mengajari Pentingnya Cara Memimpin dan Dipimpin
Sepeda Tandem Mengajari Kita Pentingnya Cara Memimpin dan Dipimpin | Jika hendak menyewa sepeda di TMII, kalian bisa menuju parkiran paling ujung persis di dekat bangunan gagah menjulang bernama Keong Emas. Dengan harga Rp. 25.000 untuk sepeda tandem dan Rp. 15.000 untuk sepeda single biasa, maka kalian bisa menggunakannya untuk berkeliling selama satu jam di Taman Mini Indonesia Indah, tentunya dengan menitipkan KTP lebih dahulu untuk pengembalian sepeda nantinya.
Pagi-pagi sekali saya sudah mulai memasuki gerbang Taman Mini, berharap tiket masuk lebih murah dibandingkan saat siang hari. "Minggu Ceria" namanya. Biasanya hari minggu pagi, tiket masuk didiskon separuh harga. Banyak hal dalam hidup membuat kami berpikir untuk lebih hemat. Bahagia dengan cara yang sederhana tanpa harus menghambur-hamburkan rupiah. Karena kami tahu betul bahwa mencari uang begitu sulit bagi sebagian orang.
"Bisa diganti gak, sayang? Malah susah gunakan sepeda tandem dua begini" ujar saya seolah ingin menyerah saja karena berkali-kali hampir jatuh. Namun ketika pelan-pelan kita sesuaikan ritmenya, kemudi di depan memberikan aba-aba, kapan harus mengayuh cepat dan kapan kayuhan perlu diperlambat. Berkat kerjasama yang baik, seiring jalan kita mulai mahir dan menjadikan hal yang sulit untuk dikemudikan justru lebih mudah dikendalikan dan lebih ringan karena dilakukan berdua.
Belasan menit mengayuh kami memutuskan berhenti dan istirahat sejenak meneguk air dari botol yang kami bawa, kita membahas banyak hal, persis berada di lokasi Taman Burung.
"Kamu pernah dengar gak tentang kalimat bahwa nafas dalam rumah tangga adalah kerjasama. Ketika suami terus-menerus menjalin kerjasama dengan cara yang baik, maka rumah tangga yang dibangun akan menghadirkan hidup lebih berkualitas. Mengemudikan sepeda tandem tadi, hampir sama dengan prinsip rumah tangga. Diperlukan kerjasama yang baik. Belajar mengenai pentingnya cara memimpin dan dipimpin. Awalnya sulit, bahkan hampir saja minta diganti, karena ada bentrokan sana-sini dari beberapa pikiran kita yang tidak sejalan. Kemudian disatukan dalam satu wadah, jika tidak ada kontrol pemimpin di depan, maka akan sulit berjalan. Karena keduanya tidak saling komunikasi, kapan harus berhenti, kapan harus berjalan jika tidak ada aba-aba."
Hal sederhana, terkadang membuat kita belajar dan mengerti sesuatu tentang sederet masalah hidup. Terlebih orang dewasa selalu mempunyai kekhawatiran yang semakin besar. Hindari memberikan tolak ukur rumah tangga kita dengan orang lain. Karena setiap kehidupan, bermula pada garis start yang beda-beda, dengan garis finish yang ingin dicapai pun tak sama. Sudah waktunya kita kembali belajar untuk memperbaiki kualitas hidup kita ke depan. Waktu tidak bisa diputar ulang namun ingatan akan terus kembali mengingat banyak kesalahan dan kelalaian. Merefleksikan kehidupan.
Banyak hal lain memacu kita untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Sebab dalam hidup pun sama, kita membutuhkan metode dan cara belajar dan mengajar yang tepat, seekor ikan tidak bisa memanjat sepanjang hidupnya, begitupun manusia yang memiliki mesin kecerdasan yang berbeda dan karakter unik di dalam dirinya. Diperlukannya proses adaptasi baru untuk mengenal sesuatu, dibutuhkan kesabaran paling lama terutama dalam membangun rumah tangga untuk bisa tumbuh dan bekerjasama dengan baik. Semoga kita kian bertumbuh dengan cara yang benar untuk perlahan-lahan menapaki tangga kehidupan, tanpa perlu mencari kekurangan dan melihat sekeliling seolah lebih kecil dari kita. Pandai-pandailah menjadi manusia yang bersikap melewati waktu, sehingga kehidupan kita menjadi lembaran dari buku paling bagus untuk diceritakan kembali.
Percakapan panjang dari hanya membahas sepeda tandem membuat kami membawa pulang makna terdalam dari pembelajaran sederhana. Kami pun meneruskan berkeliling mampir di beberapa spot foto ciamik, kemudian memacu sepeda lebih jauh lagi dengan kayuhan yang sudah bisa seirama.
0 komentar