My Story

Virtual Diary

Creative Blog

Peran Kunci Kesehatan Mental Bagi Penderita Kanker

by - Oktober 11, 2020

 


Peran Kunci Kesehatan Mental Bagi Penderita Kanker | Pemeriksaan dari USG dan Mamografi menunjukkan adanya tumor mammae sinistra di payudara sebelah kiri. Harus dioperasi. Saya shock mendengarnya. Istilah asing di telinga yang tidak pernah terbayang di pikiran, membuat saya terkejut dan takut. Diperlukan adanya pengangkatan tumor sebesar biji kelereng untuk mengetahui lebih pastinya mengenai kategori tumor jinak atau tumor ganas, istilah umum yang kita kenal dengan sebutan kanker. Pemastian diagnosa benjolan bisa dilakukan dengan pemeriksaan patologi terhadap jaringan benjolan tersebut. 


"Jadilah pahlawan untuk diri sendiri, cegah kanker sejak dini"

Diagnosa sejak awal, dokter mengatakan bahwa benjolan di payudara saya dicurigai termasuk ciri-ciri tumor jinak, karena tidak adanya peradangan dan tidak sakit ketika dipegang, namun kanker juga ada beberapa yang memiliki ciri-ciri demikian. Setelah melalui serangkaian diagnosa lainnya after pengangkatan, hasilnya Alhamdulilah masih sama, tidak berbahaya. Di sini saya bisa bernapas lega. 


Pikiran seolah menjadi benang kusut, malang-melintang dengan asupan hal negatif lain, mengenai peristiwa yang belum terjadi karena rasa takut yang menghantui. Bahkan saya sempat drop dan depresi di awal-awal. Sebab mayoritas orang berpikir, tumor ganas atau kanker adalah penyakit yang mematikan, sebelum ada kepastian, wajar rasa takut terbersit di pikiran.  


Saya menyaksikan sendiri bagaimana kawan lama satu kelas menjadi penyintas kanker payudara stadium 4. Saya mengikuti ceritanya sejak ia masih hidup tentang bagaimana perjuangannya melawan kanker saat itu, jauh sebelum saya di diagnosa tumor mamae sinistra.  


Dukungan mental dari keluarga, merasa dicintai, disayang, disupport, dan dikuatkan adalah bagian dari PENYEMBUH. Mental yang sehat merupakan akselerator untuk dapat menggunakan kemampuan dan potensi diri secara maksimal dalam menghadapi tantangan hidup. Pikiran positif akan membuat kita lebih bahagia, kekebalan imun kita juga lebih kuat. Sebab riwayat seseorang dengan masalah kesehatan mental dapat meningkatkan risiko kematian akibat kanker setelah didiagnosis. Kesehatan mental dapat memainkan peran kunci dalam pandangan seseorang yang baru saja menerima diagnosis kanker. Faktor depresi dan stres berat mempengaruhi sistem pengawasan kekebalan tubuh kita, sehingga secara efektif dapat menghambat kemampuan untuk mendeteksi dan melawan kanker.




Malaysia Health Care saat ini sedang mengadakan Campaign dukungan dan motivasi bagi para pejuang kanker dengan tagar #PinkyPromiseWithMH sebagai bentuk kepedulian dan memberikan kekuatan serta rasa cinta terhadap cancer survivor. Selain itu kita bisa menjadi bagian yang mendukung kepedulian dalam campaign tersebut dengan berpartisipasi aktif memberikan dukungan di sosial media melalui upload foto dengan gesture #PinkyPromiseWithMH bernuansa serba pink dan aksesoris pink yang kalian miliki, selengkap kalian bisa lihat melalui media sosial instagram @medtourismmy.id 


Edukasi mengenai pelajaran untuk berdamai dengan keadaan, mencintai diri sendiri, always happy apapun yang terjadi, dengan kebersamaan penuh antara keluarga yang mengeratkan, betul-betul mampu mensugesti dan menjadi penguat. Ini yang saya rasakan. Saat muncul kekhawatiran berlebih keluarga selalu ada disamping saya menjadi hal bahagia yang tak terhingga. Sering melakukan meditasi melalui filosofi nafas juga bagian cara ampuh menurunkan kadar depresi dan stress. Melatih nafas membuat saya sekaligus berlatih bersyukur sebagai upaya diri menyehatkan mental.


Seiring waktu saya pun tertarik mengenai pembahasan mengenai kanker payudara lebih lanjut dan sering ikut seminar kesehatan tentang bagaimana mencegah sejak dini kanker payudara melalui pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) dengan membiasakan melakukan pijatan pelan di payudara saat mandi, sebagai bentuk deteksi dini jika adanya benjolan. SADANIS juga diperlukan (Pemeriksaan Payudara Secara Klinis) melalui petugas kesehatan seperti dokter. Pada usia 20-40 tahun, sebaiknya uji klinis dilakukan tiap 3 tahun sekali, sedangkan untuk usia di atas 40 tahun dilakukan setahun sekali.



Jika kalian menemukan kejanggalan seperti adanya benjolan, perubahan kulit payudara, atau kejanggalan di puting payudara, keluar cairan dari puting, terdapat cekungan atau tarikan di kulit payudara, terasa benjolan di payudara bahkan kerap kali tidak terasa nyeri, terdapat luka disekitar payudara yang tidak sembuh segeralah lakukan pemeriksaan ke dokter. Kalian juga bisa melihat list Rumah Sakit di Medical Tourism Malaysia untuk pengobatan.


FAKTOR PENYEBAB KANKER


Faktor penyebab kanker dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal bisa dari genetik yang diwariskan oleh orangtua. Sedangkan faktor eksternal bisa dari banyak penyebab antara lain; merokok, virus, radiasi, bahan kimia, jarang olahraga, obesitas, hormon dll. Jika ditelisik melalui genetika, ibu saya juga mengalami hal serupa, adanya tumor jinak berupa benjolan padat di bagian leher. 


DAMPAK KESEHATAN MENTAL AKIBAT KANKER


Jujur saja, menurut banyak pengalaman, berbagai survei dan penelitian yang saya tangkap dari hasil rangkuman seminar kesehatan mengenai kanker dan sharing pengalaman para penyintas. Para penderita kanker sendiri, banyak mengalami peningkatan depresi dan penurunan parsial sampai total gerakan dari lengan atau tungkai. Bahkan adanya gangguan mental seperti terdiagnosis gangguan mental emosional, mengalami gejala ansietas serta tidak menutup kemungkinan mengalami gejala-gejala lain seperti depresi, gangguan stress pasca trauma, somatik, kognitif, dan penurunan energi.



Efek psikologis ketika kehilangan payudara serta efek samping terapi kanker juga mempengaruhi cara pandang dalam memberikan penghargaan pada tubuh, harapan, dan kesehatan mental. Harga diri dan rasa percaya diri mulai berkurang, efek kemoterapi misalnya dapat mengakibatkan rambut mulai rontok, berat badan berkurang kemudian membandingkan dengan tampilan sebelum terdeteksi kanker. 


Penyakit kanker merupakan salah satu penyakit kronis yang berawal dari pertumbuhan sel jaringan secara tidak normal yang berubah menjadi kanker. Edukasi mengenai penanganan kanker serta panduan untuk tetap menjaga kesehatan fisik dan mental merupakan bagian yang harus terus digaungkan bagi para cancer survivor. 


Diperlukan supporting penuh mengenai edukasi bahwa menderita kanker bukanlah akhir dari segalanya. Bantulah mereka menghadapinya, berikan kekuatan, rasa sayang dan tunjukkan kepedulian. Karena sesungguhnya kepedulian dari orang terdekat merupakan kekuatan bagi para pejuang kanker yang porsinya bahkan lebih banyak dibutuhkan dibandingkan hanya sekedar obat, karena kasih sayang merupakan bagian dari terapi kesehatan mental. 


FAKTA SEPUTAR PAYUDARA

Kanker payudara sendiri merupakan jenis kanker terbanyak diderita oleh perempuan di seluruh dunia. Menurut dari data Riskesdas, 2018. Angka kanker di Indonesia mencapai 42,1 orang per 100 ribu penduduk. Rata-rata kematian akibat kanker payudara mencapai 17 orang per 100 ribu penduduk. Maka dengan begitu diperlukan edukasi sebagai upaya pencegahan dini deteksi kanker dengan metode SADARI dan SADANIS. 


Banyak masyarakat yang masih menyepelekan ketika sudah menemukan benjolan, karena kerap dianggap sepele dan menunda pemeriksaan. Seharusnya sekecil apapun benjolan yang ditemukan segera konsultasikan ke dokter, sebab menunda sama halnya memberikan sel kanker berkembang dan mengurangi kesempatan untuk sembuh. 



MENJAGA KESEHATAN MENTAL BAGI PARA PENYINTAS KANKER SANGAT DIPERLUKAN


Keadaan pandemi sekarang dengan keterbatasan aktivitas dan kegiatan, hal lumrah jika ada sebagian kekhawatiran mengenai bagaimana ketika kontrol bagi para pasien kanker sendiri, apakah masih normal dan dapat dilakukan tanpa kendala? Sejauh ini info yang saya dapat hasil dari melihat berita di Metro TV belum lama ini, bahwa perawatan bagi para pejuang kanker masih berjalan normal. Mereka tetap dapat melakukan perawatan tetapi harus melalui prosedur protokol kesehatan, memakai masker, cuci tangan dan jaga jarak. Serta diperlukannya pola pikir sehat, ini yang terpenting dan perlu digaris bawahi. Agar mental dan fisik tetap kuat untuk bisa survive ke depan tanpa perlu banyak kekhawatiran dari gejolak situasi di luar yang berlebihan. Sebab mau tidak mau mereka harus ke tetap mendapatkan perawatan Rumah Sakit, kontrol ke dokter dan minum obat. Para pejuang kanker diperlukan pemikiran untuk berdamai dengan kanker, berdamai dengan keadaan dan berdamai dengan kondisi COVID-19 sekarang ini untuk mencegah kekhawatiran. 


Tanamkan mindset dalam diri bahwa kita harus tetap semangat, tetap bahagia atas apa yang telah diberikan dari banyak kenikmatan hidup sampai hari ini, sehingga imun kita tetap kuat terjaga, sambil terus berjuang melawan kanker. 


Semoga kita selalu diberikan kebahagiaan dimanapun kita berada untuk saling menguatkan dan menebar cinta antar sesama. 





You May Also Like

26 komentar

  1. Kesehatan mental memang penting sekali diperhatikan karena efeknya nyata. Apalagi bagi para penderita kanker yg badannya tidak sefit orang lain. Ngaruh banget sih

    BalasHapus
  2. Semangat dari penderita kanker itu penting, dukungan keluarga juga sangat penting supaya si penderita tetap semangat untuk sembuh, sehat sehat untuk kita semua ya kak

    BalasHapus
  3. Aamiin. Kita harus selalu aware ya dengan gejala awal penyakit dan menjaga mental tetap sehat

    BalasHapus
  4. Dengan bersyukur, menikmati atas apapun yg Tuhan berikan kepada kita, sedikit banyak bisa meringankan beban pikiran kita ya.
    Sakit memang tidak enak, seringan apapun itu. Tapi dengan mensyukurinya, insyaallah sakit akan jadi pelipur dosa...
    Tetap semangat untuk para penyintas kanker. Semoga dimudahkan dalam setiap urusannya

    BalasHapus
  5. Amin.... Semoga segera sehat kembali. Aku ada tetangga yang kena kanker payudara. Itu asli mentalnya baja banget. Gak ada dampingan suami, berjuang sendiri. Gak kebayang kalau itu diri sendiri

    BalasHapus
  6. Aku pernah tuh dulu Des sebelum nikah merasa ada benjolan trus aku periksa ke Darmais Alhamdulillah bukan apa-apa. Mamograf juga aku pernah beberapa tahun lalu.
    Memang kalau divonis suatu penyakit mental kita agak drop ya butuh banget support

    BalasHapus
  7. kesehatan mental emang wajib banget dijaga yaa, apalagi buat yang lagi menderita suatu penyakit, dulu pernah ada benjolan di siku, setelah diperiksa dikaish obat alhamdulillah sembuh dengan sendirinya

    BalasHapus
  8. Tante saya seorang survivor. Di saat pandemi gini memang lumayan berat perjuangannya saat berobat. Mana masih harus rutin kemo. Dukungan dari keluarga memang sangat berpengaruh. Kami selalu berusaha menyemangati supaya mentalnya gak ikutan drop

    BalasHapus
  9. Betul, nih. Penderita kanker rawan banget kondisi kesehatan mentalnya, ya. Selain bikin suasana hati down, juga berefek buruk bagi kankernya sendiri.

    BalasHapus
  10. Semogaaa selalu sehaaatt ya Mba
    Betul, survivor penyakit apapun (apalagi cancer) harus menjaga kesehatan mental.
    Keluarga juga kudu suportive

    BalasHapus
  11. Aamiiin untuk doanya mba.. sebagai penyintas kanker payudara, saya juga melihat pentingnya membangun kesadaran akan bahaya kanker payudara dan perlunya early detection

    BalasHapus
  12. Kesehatan mental ini memengaruhi kondisi fisik juga ya. Mari kita lebih membangun kesadaran yanh tinggi, lakukan SADARI untuk deteksi dini. Thanks for sharing mba.

    BalasHapus
  13. bibi saya ada yang terkena kanker payudara, tapi dia bertahan hingga 18 tahun mba, sudha kehilangan sebelah payudaranya, namun akhirnya 18 tahun perjuangannya berakhir juga beberapa tahun yang lalu :(

    BalasHapus
  14. Memang support dari orang terdekat sangat dibutuhkan ya mbak demi kesembuhan.
    Aku kebanyakan nonton jdrama soal dokter2an dan jg kisah survivor kanker sering liat gtu keluarga atau tenaga medisnya kasi support.
    Semoga selalu diberi kesehatan dan diberi kemudahan aamiin

    BalasHapus
  15. Beberapa kali mendengarkan sharing dari para penyintas kanker ... membuktikan bahwa kanker bukan akhir dunia. Ada tante saya sejak puluhan tahun lalu divonis kanker, Mbak. Masya Allah, hingga sekarang masih hidup dan sehat. Semoga kita semua baik-baik dan sehat selalu.

    BalasHapus
  16. Baru kemaren saya diajak ngobrol tetangga yang baru operasi kanker payudara, Mbak. Salunya, meskipun orang desa, ia berani mengambil keputusan untuk pengangkatan payudaranya. Saya jadi sadar, kita yang ngerasa baik-baik aja, bisa jadi punya penyakit itu. Intinya memang, kebahagiaan harus kita ciptakan agar imun juga menjadi baik. Terimakaish sharingnya, Mbak :)

    BalasHapus
  17. aamiin ya Allah.. obat kanker itu salah satunya katanya ya hati yang bahagia ya mbak. Kalo dalam dirinya sendiri sudah patah semangat, orang-orang terdekatnya lah yang harus terus mendukung dan setia mendampingi

    BalasHapus
  18. adi sedih dlu mama dan nenek aku ya kena kanker mba. Dan kalau ada sosialisasi seperti ini smoga makin banyak yang berkurang kena kanker yaa

    BalasHapus
  19. Benar, Mbak, ibuku tidak bisa bertahan melawah kanker payudara stadium 4 karena mentalnya lemah. Bukan karena kemauan ibuku, melainkan keadaan yang begitu 'menyakitkan'. Semoga penyakit yang kata ibuku 'memalukan' ini tidak lagi singgah di diri Mbak dan jangan sampai aku juga jadi pembawa penyakit yang satu ini. Aamiin.

    BalasHapus
  20. Selain berusaha menyembuhkan secara fisik, kondisi mental para penyintas kanker juga harus mendapatkan perhatian ya. Semangat untuk terus menjaga kesehatan tubuh harus tetap dijaga. Dan ini hanya bisa dilakukan apabila ybs sanggup menjaga kondisi mental tetap dalam keadaan baik.

    BalasHapus
  21. Aku pernah menghadiri talkshow mengenai kanker payudara ini dan para survivor bercerita mereka sembuh bukan hanya obat atau kemo saja tapi juga dari diri mereka sendiri dimana mental mereka harus sehat, bahagia dan lebih banyak bersyukur.

    BalasHapus
  22. iyaa ya..penderita kanker gitu tuh ya harus diperhatikan banget kesehatan mentalnya. Saya baru ngeh lho kaitannya. Semoga makin banyak sosialisasi seperti ini.

    BalasHapus
  23. betul, mbaak, aku setuju. baru2 ini aku kehilangan teman karena kanker, sedih dan menyesal sekali rasanya. sekarang cuma bisa doakan aja.. dukungan bener2 jadi hal yang penting untuk kita berikan ke mereka.

    BalasHapus
  24. Iya kak...
    Tau divonis sakit besar begini, rasanya hati pasti ikutan remuk.

    Syafakillahu, kak..
    Semoga Allah berikan kemudahan dan kesehatan selalu.

    BalasHapus
  25. Setuju banget, bukan dimasa pandemi aja harus banget memberikan semangat untuk para pejuang kanker. Ditambah kondisi covid yang ga bisa refreshing keluar rumah, jadi harus terus dijaga kesehatan mentalnya. :)

    BalasHapus
  26. Pernah operasi kista, Alhamdulillah sekarang sudah plong

    BalasHapus